Tuesday, April 07, 2009

Esia Turunkan Tarif Telepon Hingga 70 %

Esia Turunkan Tarif Telepon Hingga 70 % Di Jawa Tengah & DIY,
Tarif Termurah Ke Semua Operator Nasional dan Internasional
Telepon Flat Interlokal dan Internasional ke Semua Operator Cuma Rp 800 per menit

Yogyakarta, 7 April 2009 - Gebrakan tariff kembali dipelopori Esia, produk telepon tanpa kabel dari PT Bakrie Telecom Tbk yang menurunkan tariff teleponnya hingga 70% di wilayah Jawa Tengah & DIY. Dengan tariff baru ini Esia merupakan tariff termurah saat ini untuk semua panggilan ke seluruh operator di semua waktu.

Penurunan tariff ini dilakukan sebagai upaya Esia untuk memperkuat posisinya sebagi produk yang inovatif dalam memberikan tariff telepon yang benar-benar murah dan mudah dipahami masyarakat. Langkah ini sekaligus juga menjadi kontribusi Esia untuk meringankan beban pengeluaran masyarakat di tengah beban ekonomi akibat krisis keuangan global.

Dengan tema “Esia Termurah Ke Semua Nomor, Gak Ada Lawan”, Esia menetapkan hanya ada 4 angka yang perlu diingat oleh pengguna Esia: Rp 40,- ke Sesama Esia, Rp 80,- ke Telpon Rumah dan CDMA dengan kode area lokal, Rp 480,- ke GSM Lokal dan Rp 800,- untuk telpon ke luar kota dan luar negeri, ke semua operator se Indonesia dan sejagat raya.

Pelanggan Esia misalnya yang tinggal di Yogyakarta ingin menghubungi saudaranya yang punya telepon GSM di seluruh nusantara, tarifnya cuma Rp 800,- (diluar ppn) baik siang maupun malam. Padahal tadinya biayanya bisa mencapai Rp 2.727,- per menit. Berarti ada penghematan sebesar 70%.

Sementara telepon ke China misalnya, salah satu negara yang banyak ditelepon oleh pelanggan telepon di Indonesia, biaya yang biasanya dikeluarkan bisa mencapai Rp 1.500,- per menit dengan menggunakan kode akses 01010 maka sekarang cukup Rp 800 per menit (diluar ppn) berlaku 24 jam tanpa mengenal waktu sibuk atau waktu-waktu tertentu. Hematnya mencapai 46%.

Penurunan tariff sebesar 68% terjadi ketika pelanggan Esia melakukan panggilan telepon lokal ke telepon rumah (PSTN) atau operator FWA lainnya. Tarif lama seharga Rp 275 per menit dipangkas menjadi Rp 80,- per menit (diluar ppn).

Penurunan signifikan juga diterapkan pada tariff telepon ke operator telepon GSM local yang rata-rata Rp 800,- per menit dipotong menjadi hampir setengahnya atau menjadi Rp 480,- per menit (diluar ppn).

Khusus untuk percakapan telepon ke sesama pelanggan Esia, tarifnya turun 20% dari sebelumnya Rp 50 per menit menjadi Rp 40 per menit (di luar ppn).

Sedangkan kartu Perdana, harga semula yang Rp 15 ribu kemudian diturunkan hanya Rp 5 ribu saja. Harga yang super murah dan tiada bandingnya ini diciptakan Esia khusus untuk masyarakat di wilayah Jawa Tengah dan DIY yang meliputi kota besar seperti Yogyakarta, Semarang, Solo, Purwokerto, Tegal maupun kota-kota kecil di sekitarnya.

Sementara tariff sms Esia tetap yaitu Rp 1 per karakter karena dipandang bukan saja sudah murah tapi mengandung unsur pendidikan dimana masyarakat membayar sesuai penggunaan.

“Hanya ada dua kata saja untuk menggambarkan gebrakan Esia: Murah dan Sederhana. Udah nggak jamannya lagi pake telepon di luar Esia”, tegas Ridzki Kramadibrata, Executive Vice President (EVP) Marketing PT Bakrie Telecom Tbk ketika menjelaskan penurunan tariff Esia dihadapan media di Yogyakarta kemarin.

Murah karena tariff Esia benar-benar termurah dibandingkan operator lain. Sedangkan sederhana karena tarif ini berlaku tanpa syarat, bukan tarif promosi dan tidak membingungkan bagi masyarakat. Kapan pun telepon dilakukan tariffnya akan sama. ”Ayo coba, nilai dan bandingkan sendiri tarif Esia dan tarif operator lainnya. Esia siap kok untuk diadu murahnya”, ajak Ridzki.

Melalui tarif murah ini, Esia ingin mengajak masyarakat untuk semakin kritis mensikapi berbagai tawaran tarif murah yang diberikan operator telekomunikasi. Memang tampaknya tarif yang bahkan cenderung gratis dari berbagai operator sangatlah menguntungkan masyarakat. Namun sebenarnya yang terjadi adalah kompetisi semu, dimana biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk menggunakan berbagai layanan tersebut tidaklah berubah.

”Kami tidak menginginkan hal tersebut. Dari awal tarif Esia murah dan sederhana. Di tahun 2005 Tarif Esia Rp 50 per menit dan Rp 1000 per jam. Berlaku kapan pun dan dimana pun. Tarif murah ini diikuti oleh operator lain dan turut mendorong penurunan tarif telepon yang ada saat ini. Sekarang gebrakan kami berlanjut dengan tarif yang semakin murah”, katanya

Disamping soal transparansi, Ridzki pun menyinggung manfaat ekonomi dari gebrakan tarif Esia. Tarif ini diungkapkannya akan meringankan beban masyarakat. Masyarakat dapat memanfaatkan dana dari aktivitas telekomunikasi guna kebutuhan hidup yang lain. Masyarakat juga bisa menggunakan telepon untuk kepentingan usaha guna peningkatan kualitas hidup.

”Telekomunikasi sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat. Dari pengalaman krisis lalu, penggunaan telepon masyarakat justru meningkat karena secara biaya lebih menguntungkan menggunakan telepon daripada harus mengeluarkan biaya transportasi. Telepon juga digunakan untuk mencari peluang usaha. Kami harapkan tarif Esia yang semakin murah ini akan menguntungkan masyarakat dalam meningkatkan mutu kehidupannya, secara sosial maupun ekonomi”, kata Ridzki.

Disamping itu, lanjut Ridzki, berbagai langkah yang berupaya meningkatkan kualitas layanan akan semakin memperkokoh posisi Esia bahwa menjadi pelanggan Esia selalu untung. Untung karena daerah layanannya semakin luas. Untung karena bonusnya semakin banyak dan bervariatif. Untung karena tarifnya kompetitif, sederhana dan tidak membingungkan pelanggan. Serta untung karena jaringannya juga semakin bagus.

2 comments:

Setiawan said...

Bang Ardo emang yahut .......

esra can said...

Genç kızların ve 18lik çıtır gençlerin bakirelik ile genç & teen porno arasındaki ateşli sex hikayesini gösteren web sitesidir