Siapakah calon presiden dan wakilnya menurut pilihan anda. Memang bila hal ini didiskusikan akan sangat luas perspektif-nya, juga subyektifitasnya. Setidaknya untuk pilpres yang akan dilakukan seluruh warga Negara Indonesia yang punya hak pilih, akan lebih mudah ketimbang memilih legislative beberapa waktu lalu. Capres hanyalah 3 pasang sementara calon legislative ada puluhan orang yang umumnya anda juga tidak kenal orangnya. Ditambah ketentuan KPU diadakannya beberapa kali debat di media elektronik membuat masyarakat lebih mengenal dan mengetahui calon presiden dan wakil yang akan menjabat periode 2009 – 2014.
Sebelum tiga pasang capres di sahkan oleh KPU ramai diwacanakan dan diperbincangkan berbagai tokoh atau profile yang layak menjadi seorang presiden dan wakilnya. Layak disini artinya cukup luas, bahwa calon harus seorang pemuka masyarakat, memiliki kemampuan, ketrampilan, pengetahuan dan kemauan. Calon juga harus bisa diterima oleh masyarakat luas dan memiliki dukungan. Calon ini juga harus memiliki record yang bersih. Tidak ketinggalan calon juga memiliki kapasitas secara global / internasional mengingat posisi Indonesia sebagai salah satu anggota PBB dan perannya secara social, politis, maupun ekonomi.
Apalagi Indonesia dikenal sebagai Negara kepulauan, zamrud khatulistiwa, gemah ripah loh jinawi, konon bamboo-pun kalau dilempar bisa tumbuh. Indonesia juga dianggap sebagai paru-paru dunia terkait luas hutannya. Meski hutan itu semakin cepat saja ditebang dan dijual gelondong kayunya oleh mereka yang konon dapat konsesi – lucu ya asset Negara dibagi-bagi. Indonesia ini juga statusnya adalah pengimpor minyak meski awalnya sebagai anggota pengeskpor. Jangankan minyak, semua kebutuhan hidup seperti, buah-buahan, beras / sembako, pakaian, sepatu dan kapas/benang untuk membuat kainpun mesti diimport. Jangan kata barang yang terkandung sentuhan teknologi di dalamnya seperti transportasi, elektronik, computer dan mesin, semuanya praktis harus diimport. Dan,,,Indonesia memiliki salah satu hutang yang sangat besar sehingga bayi lahir-pun mesti menanggung hutang jutaan rupiah.
Dengan begitu banyak PR menumpuk sebenarnya mereka yang bersedia akan menjadi presiden dan wakil tentunya seorang yang sangat mulia. Kenapa, karena rela untuk “mencuci piring, membuang sampah”, bekerja keras membanting tulang , memikirkan jutaan rakyat dan kondisi negeri yang “luluh lantak” he he. Bila motif utama presiden dan wakilnya begitu mulia, tentu pantas didukung oleh semua rakyat, dan itulah yang diharapkan. Bukan motif lainnya untuk berkuasa menggenggam wewenang, memonopoli akses, membangun kerajaan bisnis dan memperkaya diri dan kelompoknya. Inilah motif yang akan membahayakan masa depan negeri ini !
Nah kembali ke calon presiden pilihan anda tadi, seorang sopir taxi sempat mengatakan akan memilih Mega-Prabowo. Lho kenapa, jawab sopir taxi tadi, siapa tahu ada perubahan, toh pemnimpin yang sekarang sudah tahu kiprahnya dan dianggap belum banyak melakukan perubahan. Mega-Prabowo kan kaya raya, jadi bisa saja memang niat mereka akan mensejahterakan rakyatnya, lanjut sopir taxi tadi. Tapi kan Mega pernah jadi Presiden, betul katanya, hanya sekarang kan ada Prabowo, siapa tahu akan membela wong cilik seperti petani, nelayan dan buruh. Toh kalaupun keduanya tidak terpilih, sopir taxi bilang tidak akan rugi atau kehilangan apa-apa, nothing to lose –lah istilah betawi-nya. Setidaknya dia memilih mengharapkan perubahan.
Kalau dikembalikan kepada prasyarat di atas keduanya mega-prabowo tentu memiliki modal yang cukup. Keduanya punya dukungan, dan kapasitas internasional. Keduanya juga tokoh dan pemuka masyarakat. Keduanya akan memiliki peluang seluas-luasnya untuk dapat membela wong cilik- sebagaimana slogan dan tag line kampanye. Keduanya punya kesempatan untuk membuka lapangan pekerjaan, memberdayakan BUMN, memberdayakan aparat Negara dan tidak asal menjual asset Negara secara besar-besaran. Itulah rangkuman tekad keduanya yang selalu dikumandangkan saat debat di media elektronik.
Lain lagu celoteh penjaja soto depan kantor yang akan tetep memilih SBY-Boediono. SBY sudah terbukti bisa memimpin negeri ini dan berjalan lancar-lancar saja. Semua rakyat bebas berusaha dan mencari makan, pendapat bakul soto itu. Dia yakin SBY akan membuat perubahan atau minimal menjamin negeri ini aman tentram dan memberi rakyatnya ruang kehidupan. SBY juga selalu santun dan disukai oleh masyarakat atas sikap sopannya itu. Perkara dicap peragu ya nobody’s perfect-lah, emangnya malaikat mesti sempurna, presiden juga manusia. Lha kalau pak Boediono yang sering dianggap pro asing, tukang soto ngga mau ambil pusing, wakil tentu akan membantu presidennya. Menurut pandangan tukang soto pak Boed itu dilihat dari prejengannya- profilnya itu orang jujur, santun, dapat dipercaya dan memikirkan rakyat bawah.
Pemerintahan yang bersih, berwibawa dan dapat memberantas korupsi adalah tag line kampanye pasangan nomor urut dua ini. Keduanya juga menjanjikan untuk bisa menjaga kestabilan ekonomi, pembangunan infratsruktur dan bertekad lebih memeratakan pembangunan nasional. Keduanya juga bertekad menjaga jati diri bangsa dan nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD45. Maka slogan Lanjutkan- menjadi andalan pasangan SBY-Boediono bahwa fundamental Negara yang sudah kuat akan dialanjutkan guna mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Keduanya, tidak dipungkiri memiliki modal cukup dan pengakuan secara internasional. Keduanya sudah membuktikan memiliki akses dan network secara internasional. Keduanya juga memiliki keahlian di bidangnya. Sehingga bila motif keduanya adalah mensejahterakan rakyat, keduanya ada di posisi yang tepat. Tentu keduanya perlu merevisi berbagai kekurangan di masa sebelumnya untuk penyempurnaan ke depan.
Sementara rekan tetangga kamar kost sudah menetapkan pilihannya, JK-Wiranto, lebih cepat lebih baik katanya. JK, dimata sang rekan menggambarkan profil yang cekatan dan cepat bertindak. JK cenderung menjadi problemsolver dan solusioriented. Disaat sekarang dimana era sudah berubah dan makin cepat dibutuhkan pemimpin yang bisa mengambil keputusan dengan cepat pula. Soal JK bukan orang Jawa, wah kenapa kembali bicara kesukuan sanggah sang rekan. Justru Indonesia harus membuktikan bahwa suku apapun sama dan berhak menjadi pemimpin. Lagipula jama gene masih bicara suku, cape deh, celoteh rekan tadi.
Lagi-lagi kedua calon JK-Wiranto memiliki modal yang sama, dukungan dan pemuka masyarakat. Untuk akses dan network internasional, keduanya-pun memiliki. Sehingga memang ketiga pasangan bisa dianggap memiliki kapasitas yang dibutuhkan sebagai seorang pemimpin sebuah Negara besar.
Siapapun yang akan memimpin dan menjabat, yang penting dapat mensejahterakan rakyat, mengangkat derajat bangsa setara bangsa lainnya, menjaga dan mempertahankan asset dan sumber daya Negara bagi kehidupan saat ini dan generasi mendatang. Pilihan ada ditangan anda, dan lakukan sesuai keyakinan anda. Apapun pilihan rakyat adalah yang terbaik, bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan.
Tuesday, June 30, 2009
CELOTEH PILPRES
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment