Friday, February 19, 2010

Prahara Toyota


Di Amerika dan Eropa, 2 market terbesar industri otomotif saat ini sedang timbul satu prahara. Prahara tersebut menimpa pabrikan terbesar dunia, Toyota, dimana terindikasi pedal gas dari beberepa model-nya berpotensi nyangkut di karpet dan membahayakan keselamatan penumpang kendaraan. Pedal gas juga dikhawatirkan terhubung dengan sensor kelistrikan, yang berpotensi eror saat terjadi short atau kegagalan listrik. Ditengarahi pula bahwa terdapat pedal buatan CTS yang menyebabkan kendaraan harus di recall, sementara pedal yang sama buatan Denso, tidak mengalami recall. Sementara kendaraan tersebut dirakit di Amerika Utara.

Tidak tanggung-tanggung, Toyota melakukan recall 2 juta lebih unit kendaraan seperti Corolla, Matrix, Camry, Rav4, Avalon, beberapa model lain dan bahkan model Lexus- brand premium dari Toyota. Management Toyota juga geger dan berusaha memberikan klarifikasi sebijak mungkin. President Toyota – Akio Toyoda konon dipanggil congress Amerika untuk memberikan klarifikasi. Kasus recall ini menyusul terjadinya beberapa kecelakan akibat nyangkutnya pedal gas ke karpet. Sebuah Lexus yang memuat sebuah keluarga konon juga mengalami tabrakan akibat tidak terkontrolnya pedal gas, dan memakan korban jiwa.

Ibarat raksasa dan perintis kualitas dan mutu dalam industri otomotif, Toyota sedang dilanda prahara hebat. Meski dengan proses produksi yang canggih dan segala hal bisa ditelusuri ke belakang, tidak urung incident pedal gas membuat dunia otomotif terhenyak. Meski tentu saja recall adalah lazim dilakukan oleh hampoir semua merek karena adanya kekurang sempurnaan komponen dari produk kendaraan-nya. Sebut merk besar macam Ford, GM, Chevy, Hyundai, Honda, Mitsubishi, BMW - hampir semuanya dengan skala berbeda pernah merecall sebagian produknya dari pasar. Recall justru menunjukan tanggung jawab pabrikan atas produksinya, dan bayangkan tanpa recall maka potensi kecelakaan akan semakin besar.

Belum lupa sebuah brand Eropa langsung mengganti produk ban-nya saat ditemukan sliding ketika test jalan. Sebuah SUV lain dari Eropa juga, pernah mengalami sliding saat test jalan di pantai. Brand lainnya dari Jepang juga mengalami recall karena desain selang bensin dan setrusnya.

Terlihat disini, eksodus recall di dua pasar terbesar Amerika dan Eropa akan cukup mempengaruhi pasar di sana melihat kritis dan tuntutan safety yang tinggi dari konsumen. Di Indonesia, tindakan recall belum begitu mempengaruhi pasar karena masih rendahnya concern konsumen atas unsur safety. Pasar lokal masih melihat produk otomotif sebagai asset, media investasi, elemen produksi maupun penopang prestige belaka.

Akankah Toyota mampu mengklarifikasi kasus recall ini dan mengembalikan kepercayaan pasar, tentu bisa diketahui dalam waktu yang tidak terlalu lama. Bagaimanapun pasar sudah terpancang kuat produk dari pabrikan berologo tiga elips ini merupakan produk yang handal dan tangguh.

Sementara kejadian recall yang nampak sepele ini, dari komponen pedal gas, yang untuk kendaraan tahun tua-pun malah jarang masalah, bisa menjadikan pelajaran berharga bagi Toyota maupun brand lainnya.

No comments: