Tuesday, August 03, 2010

Misbakhul Munir


Demak adalah kota wali, begitu bunyi sign board di sekitaran kota. Di sana terdapat masjid Demak yang kesohor itu, juga makam Sunan Kalijogo, serta makam Raja Demak dan keluarganya. Di belakang masjid Demak terdapat juga pemakaman Baruklinting dan Lembah Putri yang masa kehidupannya justru lebih tua dari Walisongo itu sendiri. Setiap hari ramai pengunjung datang ke tempat-tempat tadi dengan tujuan religi.

Salah satu petugas pemegang kunci (kuncen) makam Baruklinting adalah bernama mas Agus, yang merupakan keturunan kuncen turun temurun. Untuk bisa menjadi kuncen bukanlah sembarang orang namun mereka yang mendapatkan petunjuk semisal lewat mimpi atau pertanda lainnya. Dari obrolan dengan kuncen tersebut disebutkan adanya ustadz yang cukup menarik. Konon ustadz tersebut mengelola sebuah pesantren yang berlokasi agak terpencil di luar kota Demak. Berlokasi antara Demak dan Purwodadi. Jalan menuju pesantren kondisinya parah dan belum permanent. Jika hujan praktis mobil tidak akan bisa lewat, kecuali sejenis jeep atau yang berpenggerak 4x4. Konon lagi Bupati Demak pernah akan mengaspal jalan tersebut namun jutsru tidak diperkenankan oleh sang Ustadz. Dijelaskan oleh ustadz bahwa untuk menuju kebaikan orang harus niat dan berani menempuh jalan yang jelek sekalipun.

Tentu banyak bertebaran pesantren di sekitaran Jateng, namun pesantren dari ustadz ini ternyata memiliki daya tarik. Meski berada di lokasi yang cukup terpencil yang bahkan belum semua rumah di sekitaran berpenerangan listrik, tetap menarik calon santri untuk datang. Kebanyakan calon santri berasahal dari luar Demak, meski sebagiabn berasala dari sekitaran. Ustadz ini yang diyakini banyak orang memiliki pengetahuan yang luas, juga konon hapal Al-quran. Meski tentu saja banyak ustadz lain yang juga hapal kitab agama Islam tersebut. Yang menarik adalah Ustadz ini pernah bertemu dan bersalaman dengan Nabi Qidir. Dijelaskan sang kuncen bahwa Nabi Qidir itu berada di lautan dan daratan. Barang siapa yang suka berbuat kebajikan bisa saja beruntung bertemu dengan Nabi Qidir. Ada yang menjelaskan bahwa nabi Qidir ini tidak memiliki jari tengah dan ibu jarinya tidak bertulang, Wallahualam.

Selain konon pernah bertemu nabi Qidir, ayahanda dari sang ustadz tersebut meninggal di Mekah saat ibadah haji dan dikuburkan di sana. Selang beberapa waktu konon jenasahnya digali untuk dibuatkan makam yang lebih permanent dan ditemukan jenasahnya masih utuh. Hal ini membuat mereka yang menggali kuburnya takjub dan dibuatkan semacam catatan bahwa beliau berasal dari Indonesia, Wallahualam.

Benar jalan menuju pesantrennya rusak parah. Beberapa kali dek mobil terantuk batu karena jalannya rusak parah. Yang lewat hanya sepeda motor, truk dan pick up pengakut barang. Perjalanan dari Demak kota tidak membutuhkan waktu lama, sekitaran satu jam. Akhirnya dari kejauhan terlihat bangunan masjid yang besar dan bagus. Benar penuturan sang kuncen bahwa di tengah-tengah perkampungan yang sangat sederhana terdapat pesantren yang besar dengan bangunan yang menarik. Sesampai di Pesantren disambut oleh beberapa santri. Sejak awal sang kuncen tidak bisa memastikan apakah bisa bertemu sang Ustadz, karena konon lagi, tidak mudah untuk menemuinya. Pernah ada seorang dari Turki yang sangat ingin bertemu, disebutkan sampai 7 hari, namun apa daya tidak berhasil bertemu. Memang dijelaskan bahwa ada beberapa orang dari Malaysia atau Negara lain yang dating dan ingin bertemu. Kurang jelas apakah sebagian bisa bertemu atau tidak.

Sampai di ruang tamu dimana hanya duduk di lantai saja, karena tidak ada kursi di sana. Di ruang tamu tersebut terpampang sebuah foto tua dengan gambar 3 orang yakni Ayahanda, Guru dan Ustadz itu sendiri. Tulisan arab di papan tulis adalah arab kuning tanpa notasi. Konon pesantren saat ini ada yang modern dan ada yang tradisional. Pesantren Gontor di Jatim dan Assallam di Solo adaloah contoh pesantren modern. Sementara pesantren dari ustadz ini nampaknya tradisional.

Setelah menunggu cukup lama sambil dihidangkan wedang jahe, kripik singkong dan biscuit yang tidak berani menyentuhnya, datanglah sang Ustadz. Beliau berperawakan kecil namun cekatan. Penuturan dari sang kuncen bahwa meski ustadz tersebut jalannya terlihat pelan, namun konon tidak bisa disusul. Orang Jawa kadang menjuluki dan menganggap mereka seperti ini sebagai orang setengah wali. Yang ditangkap dari penampilan dan tindak tanduk ustadz beliau berwajah halus dan bersih. Berpakaian baju dengan semacam jas sederhana, bersarung dan berkopiah. Berbasa basi sebentar sang ustadz menanyakan dari mana dengan keperluan apa. Kemudian dipersilakan minum jahe yang diolah dari kebun, singkong juga dari kebon, dan hanya biscuit yang dibeli di warung. Dijelaskan bahwa asalnya dari Semarang dan keperluanya ingin silaturohmi dan barangkali mendapat wejangan satu dua kata dari ustadz. Beliau sangat ramah dan antusias dalam berbicara. Terjadilah Tanya jawab dan sang ustadz menjelaskan sudah berusia 70 tahun. Sejak tahun 1968 membangun pesantren ini dan tahun 1974 membangun masjid yang saat ini terlihat megah. Masjid dipugar tahun 2003. jumlah santri sekitar 400 laki-laki dan 100 perempuan. Santri yang dari luar daerah menginap di pesantren sementara yang dekat ya pulang ke rumah. tidak ada biaya resmi, hanya ala kadarnya semampu dari santrinya.

Kehidupan di pesantren kata ustadz sangat sederhana. Setiap hari santri-santri itu makan berlauk tempe dan sayuran seperti kangkung atau bayam. Gaya bicara ustadz itu semangat, cepat dan banyak perumpamaan. Untuk bisa menangkap penuturannya harus menyimak, karena banyak istilah Jawa kuno. Yang diwejangkan adalah seputar hidup sederhana, berbuat baik, sedekah dan hidup sehat. Meski sudah berumur gerakan ustadz itu masih lincah dan sigap. Aromanya tercium semacam parfum atau wewangian yang barangkali digunakan oleh Ustadz. Untuk bisa membangun pesantren yang cukup besar ini ustadz tersebut menjelaskan tidak pernah mengajukan proposal ke pihak lain, termasuk Pemda atau donator. Ebntah bagaimana sering berdatangan pejabat daerah dan kebetulan melihat pembangunan pesantren lantas memberikan sumbangan. Konon sudah seringkali ustadz tersebut dubujuk untuk mengajukan bantuan, namun selalu menolak. Uniknya pembangunan terus berjalan dan ada saja yang mengulurkan tangan membantu. Saat ini mereka sedang meluaskan bangunan pesantrennya di bagian belakang berbentuk letter L dengan panjang 60 x 8 M dan 30 x 8 M.

Penginnya berlama –lama namun melihat kesibukan ustadz dan kebetulan sudah masuk waktu Ashar maka berpamitan. Kuncen Agus merasa beruntung bisa bertemu dan mendapat doa serta wejangan karena ternyata Ustadz tadi baru saja kembali dari Jambi. Alumni pesantren yang cukup banyak dari Jambi dan sekitarnya, sebagian berhasil dalam usahanya membentuk acara reuni-an dan Ustadz pun turut diundang kesana hadir dengan akomodasi pesawat terbang. Barangkali itulah sekelumit profil ustadz yang tidak mengenal lelah, bekerja di sawah, mengelola santri tanpa biaya dan misinya berbuat kebajikan untuk sesama. Bisa jadi agak ironi denga ustadz modern kota besar yang katakanlah cenderung komersial, meski tidak semuanya. Diyakini masih banyak ustadz lainnya yang sederhana dan berdakwah murni demi Agama.

Pulangnya baru merasakan perut terasa lapar, maklum sudah sore. Setelah menurunkan kuncen Agus di Demak- karena ada acara maka ngga gabung- rekan satunya menyarankan meluncur ke Kudus berburu garangasem yang makyuss. He he baru saja di wejang sang Ustadz untuk hidup sederhana dan hidup sehat malah sudah berburu kuliner lagi. Tapi garangasem kan masakan asli Jawa, jadi turut nguri uri produk dari nenek moyang juga he he. Selepas menyantap sepiring nasi dan sebungkus garangasem seharga 15rb meluncurlah kembali ke basecamp, di lampu merah masih sempat beli kedelai rebus 2 ikat seharga 2 ribu perak, wuihh makan mulu ya. Neeenek moyangku orang pelauut,,,menerjang ombak ngga pernah takuut, nah lho makin ngga nyambung.

2 comments:

ワンピース said...

ワンピースの物知り自慢を争ってみませんか?なんか海賊王争いみたいで良いでしょう。ちょっとレアな問題とかも出ますが、結果によってはレアな称号、ヒグマ山賊団の頭の称号が手に入るかもって、いらないかな

ワンピース said...

今人気のワンピースチェッカーを使って楽しみませんか?あなたの海賊度ランクが表示されますよ。いつでも使えて楽しいよ