Wednesday, January 11, 2006

STEALTH

Negara kita memiliki 12 unit pesawat F-16 yang pada jamannya merupakan pesawat tempur paling canggih. Pesawat tempur yang bermarkas di bandara Iswahyudi, Madiun tersebut dibeli dari Amerika. Negara paman sam dikenal sebagai negara pembuat pesawat tempur canggih. Tentunya sebelum Uni Soviet ambruk dan menjadi negara Rusia, juga merupakan pembuat pesawat tempur yang handal. Ada pesawat Sukhoi dan Mig yang cukup kesohor dan menjadi armada tempur dari blok yang bernama pakta Warsawa. Blok tersebut merupakan pesaing dari blok barat yang bernama Nato.

Bila F-16 sudah memiliki kecanggihan, berikutnya masih ada F-18 yang juga tidak kalah hebat. Nah puncak dari kecanggihan teknologi Amerika salah satunya adalah pesawat yang bisa terbang tanpa ditangkap radar yakni yang terkenal dinamakan Stealth, atau pesawat siluman. Pesawat tersebut bisa terbang sangat rendah maupun sangat tinggi dengan kecepatan max 3, atau lebih cepat dari kecepatan suara. Disain pesawat yang ramping dan terbuata dari komponen canggih menyebabkan radar sulit mendeteksinya.

Belum lama, melalui Sony Entertainment, diluncurkan film produksi Hollywood yang menunjukkan kehebatan dari Stealth tadi. Meskipun terdapat animasi film dan unsur rekayasa-nya, namanya juga film, tidak ayal lagi tergambar kehebatan dari pesawat kebanggaan Nato tersebut. Bagaimana unit kapal induk yang berlayar di perairan phillipina diperkuat oeh 3 unit Stealth. Digambarkan pada sesi latihan di gurun Nevada 3 stealth selalu menembak tepat pada sasaran atau target yang disiapkan. Baik target berupa contoh markas tentara, juga tembakan/serangan dari tentara bahkan sasaran dalam bunker/gua dengan selalu dengan tepat terkena rudal dari stealth tadi. 100% over 100% demikian kata kapten Cumming didengungkan kepada 3 letnan penerbang stealth tersebut.

US Navy ternyata sudah meyiapkan unit stealth tanpa pilot yang dinamakan UCAV. Stealth tanpa pilot namun berotak komputer inipun gabung dengan 3 unit stealth lainnya yang tentunya berpilot. Melalui desain dan proses yang rumit dengan anggaran yang besar maka lahirlah UCAV tadi dan unutk kesempurnaannya maka digabungkan dengan unit stealth Navy tersebut.

Target berikutnya adalah serangan terhadap kaum teroris di Myanmar. Digambarkan bagaimana sekelompok teroris menguasai sebuah gedung di kota Rangoon. 3 stealth beserta UCAV pun meluncur ke sana dengan speed super sonic. Sambil menuju sasaran 3 letnan tadi mengkonfirmasi lagi identitas teroris cukup dari database di pesawat. Identitas teroris diambil melalui kamera di pesawat stealth. Tidak masalah profil yang diambil dari sidik jari, bola mata maupun bagian tubuh lainnya dengan tepat diperoleh konfirmasi benar mereka adalah teroris. Berikutnya adalah penyerangan ke gedung namun tanpa mengorbankan masyarakat di sekitar gedung tentunya.

Diskusi cara penyerangan terbaik berlangsung disela-sela menerbangkan pesawat menuju target. UCAV, sang stealth berawak komputer mengusulkan unutk menyerang secara vertical, sehingga rudal tepat ditembakan dari atas ke bawah menembus gedung. Maka sang pemimpin unit, letnan Ben langsung mengeksekusi dengan terbang vertical ke atas puluhan ribu kaki. Setelah komputer menghitung maka pesawat manuver dan terbang lurus kebawah menuju gedung teroris. Jarak tembak efektif tercapai rudalpun ditembakan dan melesak ke gedung bertingkat tersebut. Tentunya letnan Ben segera kelabakan mengendalikan stealthnya, karena posisi yang sulit selepas rudal ditembakan.,,,,,,,bersambung