Harian Kompas beberapa hari terakhir mengabarkan berangnya negara tetangga karena ulah asap dari pembakaran hutan kita. Bahkan hari ini dipampang foto kota Kuala Lumpur yang gelap karena asap yang nyelonong dari hutan di negara kita. Masalah asap adalah masalah berulang yang terjadi setiap tahun yang umumnya terjadi menjelang musim penghujan. Asap tersebut biasanya berasal dari pembakaran hutan guna lahan pertanian atau perkebunan. Siapa yang membakar hutan ya tentunya manusia-lah, masak harimau atau kera bisa. Kenapa membakar hutan ya karena orang membutuhkan lahan pertanian dengan biaya relative murah. Murah bagi dirinya/grupnya tentunya sementara bagi orang lain atau Negara lain asap ini menimbulkan kesengsaraan belaka. Kota menjadi gelap dan tidak sehat, jarak pandang pilot terganggu sehingga beresiko bagi pendaratan maupun tinggal landas pesawat.
Mengapa kejadian yang sangat berdampak pada gangguan dan kesengsaraan orang di tempat lain ini terus berlangsung. Jawabnya cukup pelik dan tidak sederhana. Di sana ada penggarap lahan, ada pengusaha hutan yang mengantongi ijin, ada polisi hutan, ada pemerintah daerah dimana hutan berada dan seterusnya yang kesemuanya sedikit banyak terlibat. Di radio seorang dosen pertanian dari sebuah perguruan tinggi di sumatera mengatakan bahwa sering ada pelaku pembakaran hutan ditangkap, namun tidak lama dilepaskan, tidak tahu kenapa. Karena hokum seperti ini dan terus terulang maka dengan sendirinya terdapat makin banyak hutan terbakar serta asap berpesta kemana-pun mengikuti arah angin sehingga semuanya berjalan seperti biasa, business as usual.
Asap adalah polusi udara dan membuat udara di sekitar kita gelap serta tidak sehat. Asap dapat mengganggu kegiatan keseharian kita. Banyak sekolah diliburkan karena asap di jalan-jalan. Banyak penerbangan ditunda karena asap menutupi udara sekitar bandara. Bahkan asap yang tidak mengenal batas negara terus beredar kemana saja. Akibatnya timbul protes dan keluhan dari orang/negara dimana asap meraja-lela. Rasanya lebih banyak mudharatnya keberadaan asap ketimbang manfaatnya. Beda-lah kalau asap datang dari masakan rendang, hmm baunya harum dan kita sepakat ini bau tidaklah mengganggu, bahkan membangkitkan rasa lapar. Lha asap hasil kebakaran hutan, buat apa yaa kecuali memang hanya menjadi pengganggu bagi semua orang.
Hutan yang dibakar juga berpotensi mematikan organ yang hidup di tanah. Organ ini penting bagi kesuburan tanah. Jadi semua tumbuhan hidup serta organic tanah tanpa kecuali akan menjadi hangus terbakar. Kebakaran juga menyebabkan hewan yang hidup di hutan terancam. Ekosistem hutan perlahan hangus dan rusak. Efeknya belum terasa hari ini atau tahun ini. Namun bagaimana beberapa tahun ke depan. Jumlah hutan berkurang, ekosistem hutan rusak dan fungsi hutan terganggu. Bagaimana dampaknya bagi kehidupan rakyat banyak, petani maupun pemukim desa dekat hutan. Bagimana pula dampaknya bagi anak cucu kita. Bahwa pembakaran hutan akan berdampak sangat lama pada area yang luas ketimbang keuntungan dan manfaat sementara yang berhasil dipetik.
Sebagaimana mencari ikan di laut dengan mengebom lautan, menggarap lahan dengan membakar hutan jelas merupakan perusakan alam ketimbang upaya produktif. Memang ada hasil produktif di sana namun dibanding kerusakan alam yang parah sangatlah tidak sebanding. Demi kelestarian dan pemeliharaan alam maka pembakaran hutan mendesak segera dihentikan. Pelaku yang tidak bertanggung-jawab menjadi sah untuk dihukum berat agar jera. Bahwa yang selalu dilakukannya selama ini tidak lebih sebuah perampokan belaka atas alam yang telah menghidupi kita selama ini.
Monday, October 09, 2006
Asap
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment