Sabtu kemarin kami bertiga berkendara menuju suatu tempat di kerawang timur. Jaraknya sekitar 50-an km dari Jakarta. Dan kita tidak membawa driver sehingga cukup gantian mengemudikan kendaraan. Sebelum tiba di lokasi jam menunjukkan waktu 12.00 WIB dan perut mulai keroncongan rupanya. Berhenti di sebuah restoran padang di pinggir kali dan dekat dengan percetakan Peruri kerawang. Hmm perut lapar berasa lahap menikmati nasi hangat, sambal dan lauk. Yach meskipun lauknya sudah agak dingin, cincaylah, bismillah yang penting kenyang dan sehat.
Hawa begitu terik nan panas, sehingga AC dari mobil baru milik kantor inipun tidaklah berasa begitu sejuk saking serangan panas mentari. Bertiga kami menuju pos keamanan dari perumahan dimana antenna kita berlokasi. Agenda kita adalah memeriksa atas terjadinya pencurian kabel di lokasi antenna milik perusahaan. Bersama beberapa petugas satpam kita diskusi dan membahas kejadian pencurian tersebut. Antena setinggi 45 meter kita yang berdiri pada lahan seluas 300-an meter persegi dikelilingi pagar brc tinggi serta kawat berduri pada ujung pagar ternyata bobol juga oleh ulah sang oknum nakal.
Kita patut menyayangkan kejadian ini dimana umumnya antenna yang jumlahnya mencapai ratusan titik kondisinya aman nan kondusif. Bersama teman dari teknisi kita melakukan investigasi layaknya detektif Hercules poirot. Kita mendapatkan kenyataan bahwa setidaknya ada delapan lempeng tembaga grounding dan sekitar dua puluh meter kabel grounding telah diambil paksa. Rupanya segerombolan orang iseng tersebut menggergaji pagar brc untuk dapat masuk ke area. Dari jejak yang ditinggalkan nampaknya pencurian bukanlah aksi spontanitas namun lebih tindakan yang direncanakan. Terlihat dari pemotongan kabel dan penggergajian besi yang cukup rapi. Juga pencoleng nampaknya memahami listrik dengan baik manakala dua jalur kabel listrik tegangan tinggi dan kabel grounding dapat mereka ketahui dan hanya grounding yang dipotong. Bayangkan mereka salah memotong kabel listrik, dipastikan hanguslah tangan dan tubuh mereka.
Tidak banyak kerugian yang ditimbulkan. Tidak sampai tiga juta rupiah dengan meng-estimasi harga barang yang diambil. Yang disayangkan adalah fungsi dari item tersebut yang vital sebagai kabel penangkal petir, di saat menjelang musim hujan serta daerah kerawang yang terkenal banyak petirnya. Mengapa pencurian menjadi hal yang cukup menyita perhatian kita. Dari lokasi dilanjutkan diskusi dengan kemanan setempat di pos akhirnya diteruskan menuju kepolisian setempat guna pelaporan.
Praktis sabtu itu dilanjutkan senin berikutnya waktu kita habis di kepolisian guna pelaporan dan pembuatan berita acara kehilangan. Konon pelakunya sudan teridentifikasi baik oleh satuan keamanan setempat maupun oleh kepolisian sector. Berikutnya hari-hari ini kita tinggal menunggu upaya penangkapan oleh kepolisian.
Ada sesuatu yang mengusik benak kita. Konon pencurian dilakukan oleh sekitar empat orang dan menilik dari barang yang berhasil diambil, meskipun harga ditaksir sekian juta, namun di pasar loak saya yakin tidak bakal laku lebih dari empat ratus ribuan. Praktis, bila gerombolan tersebut berhasil menjual, maka hanya mengantongi seratus ribu perak per orang. Dus, kesempatan tersebut justru sirna ketika pencurian berhasil digagalkan satuan satpam dan penangkapan serta masuk bui hanya menunggu waktu saja bagi mereka. Terakhir kita dengar bahwa sang buron sempat menghilang, namun semua data dan kartunya sudah ditangan polisi, jadi hanya soal waktu saja giliran mereka dipersilakan masuk hotel rodeo.
Kita terusik bahwa terlampau banyak sekarang ini orang-orang yang menganggur dan membutuhkan nafkah guna menghidupi keluarga. Dari obrolan diketahui bahwa memang banyak penganggur di kampong sekitar antenna berada. Yang cukup memprihatinkan adalah manakala pencuri mengambil barang demi menafkahi keluarga yang lapar. Meskipun norma kita jelas tidak mentolerir jalan dan cara mencuri meskipun perut anak dan istri lapar. Hanya apakah bedanya mereka dengan koruptor nan kaya nan terhormat. Uang yang dicuri koruptor jutsru sekian juta kali lipat lebih banyak ketimbang pencuri kabel tadi. Bedanya koruptor tetap hidup terhormat, kaya dan makmur sementara pencuri tadi bersiap menghuni terali besi. Alangkah makin laparnya perut anak istrinya manakala sang pencari nafkah harus dikurung. Hmm saya hanya bisa menghela napas panjang. And justice for all,,,,
Tuesday, November 07, 2006
Sabtu, 28 Oktober
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment