Beberapa hari lalu E-Radio mewawancarai pakar lingkungan/tata kota, Bapak Marko. Dijelaskan bahwa setiap tahun tanpa kita sadari kota Jakarta mengalami turun sekitar 1,3 cm. Bila sepuluh tahun penurunannya sekitar 13 cm. Konon lagi permukaan laut setiap tahun mengalami kenaikan sebagai dampak pemanasan global. Katakanlah dalam sepuluh tahun naik juga 13 cm maka sebenarnya jarak daratan dan permukaan laut selama sepuluh tahun mendekat sekitar 26 cm.
Curah hujan juga disinyalir sang pakar akan mengalami peningkatan intensitas ditambah periode waktunya makin pendek. Misalnya dalam sekali musim hujan curah hujan katakanlah xxx dan berlangsung selama 6 bulan. Waktu demi waktu curahnya akan menjadi xxx + 1 dan berlangsung hanya dalam waktu 5 bulan. Sampai suatu ketika curah hujan sudah begitu tinggi dan berlangsung hanya dalam 1 atau 2 bulan saja. Kira-kira apa yang terjadi, tidakkah kota Jakarta dan sekitarnya berpotensi untuk tenggelam suatu ketika. Hal ini rasanya benar belaka. Musim hujan tempo hari, bulan Pebruari 2007 pernah hujan nonstop 12 jam !! Musim hujan kemarin konon kedalaman banjir Jakarta mencapai 6 meter. Ada yang memprediksi lima tahun mendatang yakni 2012 kedalaman banjir akan mencapai 11 meter!
Semuanya tidak terlepas dari pengelolaan lingkungan hidup di sekitar kita. Sebagai makhluk yang dianugerahi sumber daya alam beserta lingkungan hijau nan subur selama ini kita terlena. Hutan ditebangi dan kayunya dijual. Jumlah hutan merosot drastis. Kita lalai untuk menanam kembali pohon pengganti hutan gundul. Tambang kita keruk, air kita cemari, udara kita polusi dan seterusnya.
Bumi kita berpijak ya hanya ini. Kerusakan yang terjadi sudah sangat parah. Resapan air makin menipis. Di kota besar semua tanah dan situ mulai tertutup beton dan bangunan. Semuanya berlomba-lomba demi bisnisnya. Semuanya melupakan bahwa alam dan lingkungan kita memiliki batas. Manakala hutan menipis, udara terpolusi, air tercemar maka mulai terjadi apa yang disebut pemanasan global. Es di kutub mencair dan permukaan laut naik. Jumlah daratan semakin berkurang. Sementara manusia belum mampu hidup di air kan.
Bicara terlambat kita sudah terlambat. Buktinya lingkungan kita begitu rentan. Hujan deras satu jam semua sudut banjir. Masyarakat pun dirugikan dengan macetnya segala sudut jalan. Biaya social makin tinggi. Kualitas kehidupan menurun.
Kita masih belum aware. Kita masih berpikir seolah kehidupan hanyalah generasi saat ini. Bagaimana dengan generasi berikutnya. Bagaimana dengana anak cucu dan seterusnya. Dulu ada ungkapan bijak bahwa alam dan lingkungan bukanlah warisan buat kita, namun titipan anak cucu kita.
Selagi masih terdapat pakar yang peduli, hendaknya kita semua sadar. Bahwa kerusakan lingkungan sudah begitu parah. Tanpa kepedulian dan kesadaran kita segalanya akan semakin terlambat. Ada yang menghitung bahwa 17 tahun ke depan air tanah akan semakin susah. Konon kelak kita hanya bisa mengkonsumsi air setengah gelas per hari. Umur harapan hidup-pun akan semakin pendek.
Friday, May 11, 2007
Again,,,environment !
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment