Monday, May 14, 2007

Garbage,,,

Pagi tadi saya kebetulan mampir bengkel langganan. Seperti biasa penjaga bengkel, pak Haji namanya sedang memanaskan air. Teh tubruk satu pak Haji teriak-ku sambil mencari tempat duduk. Sementara saya asyik ngobrol dengan seorang mekanik ketika menyadari mak-nyess bau sampah habis terguyur hujan lebat. Baunya khas, ya bau sampah lah, yang jelas sangat tidak sedap. Untunglah tadi sudah sarapan di tempat lain. Teh tubruk hangat tetap saya minum sampai habis, teh aroma sampah hmm. .

Lain waktu sebelumnya bila anda melewati jalan tol, anda akan disuguhi aroma sampah yang baunya menyebar radius sekian kilometer. Diskusi sampah memang jarang orang membicarakannya meskipun ada disegala sudut termasuk depan hidung kita.

Di Bandung pernah kejadian tumpukan sampah menimpa rumah di sekitarnya, saking tingginya tumpukan sampah. Masyarakat juga pernah menumpukkan sampah begitu saja disepanjang jalan umum. Praktis terjadi kehebohan dan gangguan karena demo sampah di jalan-jalan.

Kita tentunya tahu belaka ada suatu tempat pembuangan sampah yang begitu luas dan menggunung. Konon terdapat ratusan pemulung dipembuangan tersebut. Kabar terakhir tempat tadi ditutup sementara pemerintah Jakarta sedang melobi daerah lain untuk dijadikan pembuangan sampahnya. Spontan saja ditolak, lha siapa sih yang rela dan mau tempatnya dipakai untuk pembuangan sampah.

Ya pengelolaan sampah di negeri ini begitu buruk. Sampah dibuang di sembarang tempat mulai dari kebun, sungai, selokan, laut, kolam dan bila perlu halaman tetangga. Pernah adakah semacam grand desain sampah? Nonsense. Kenapa tidak seorangpun memikirkan sampah ini. Kenapa enak saja pemerintah menunjuk atau menentukan tempat anu untuk pembuangan sampah. Pun masyarakat sungguh sering seenaknya membuang sampah bukan pada tempatnya.

Bau sampah hanyalah sedikit contoh dari ekses pengelolaan sampah yang amburadul. Kesehatan lingkungan, banjir, kebersihan dan seterusnya adalah deret dari dampak sampah yang tidak dikelola.

Pernah dengar dulu ada importer yang mengimpor sampah? Hmm masih ada saja manusia semacam itu yaa. Alih-alih mengimpor barang produktif, lha ini sampah diimport,,,

Kalau kita mencontoh pengelolaan sampah negara lainnya - banyak. Bisa disebut Jepang. Jepang memiliki mesin pengolah sampah. Sampah dikelompokkan menurut jenisnya ada plastic, kaleng alumunium, kardus dan bahan lainnya. Umumnya mereka bisa mendaur ulang bahan tadi. Dunia industri didorong membuat karton, kaleng, atau bungkus yang bisa didaur ulang.

Plastik bisa diadur ulang menjadi perkakas dari plastic. Karton, alumunium dan kardus juga bisa. Rumah tangga diharuskan membuang sampah sesuai jenis sampahnya. Mobil sampah secara teratur mengambil sampah rumah tangga juga industri dan didaur ulang.

Kita harus memikirkan pengelolaan sampah saat ini juga. Bila tidak, lingkungan kita akan semakin dipenuhi sampah. Jangan berpikir aji mumpung masih ada daerah yang dipaksa sebagai tempat pembuangan sampah, atau masih ada sungai/kali, atau ada laut dan seterusnya.

No comments: