Tuesday, June 12, 2007

And still,,,the cat



Saya pengin kembali sharing perihal hewan peliharaan (pets). Sebelumnya pernah satu artikel mengenai pets saya tampilkan diblogs ini. Entah kenapa sejak kecil saya menyukai hewan yang bentuknya seperti miniature harimau. Menurut saya hewan ini pada dasarnya jinak dan senang berdekatan dengan orang. Bila kita peduli dan melatih, mereka akan nurut dan tidak nakal.

Tentunya memang kita harus berniat menolong dan memberinya makan. Coba perhatikan bila kita rajin memberinya makan mereka akan jinak, tidak nakal dan akrab dengan kita. Tidak terlampau susah jenis makanan yang diberikan. Bahkan cukup dengan nasi putih barangkali dicampur tempe atau ikan asin. Kucing adalah binatang rumahan yang hidup di sekitar kita. Tentu saja mereka membutuhkan makan. Umumnya mereka akan mengais sisa makanan di tempat sampah, atau mendekati warung makan dan minta makanan orang yang beli atau memakan sisa. Hanya terkadang kucing kampung ini tidak cukup mendapat makanan dari tempat sampah dan sering diusir pemilik warung karena mereka anggap mengganggu dan sebagainya. Terpaksa kan mereka terus berburu makanan hingga kadang mencuri sepotong ikan asin. Tidak jarang pula banyak yang tega menyakiti hewan ini karena berbagai hal, dari suaranya yang berisik, mencoba mencuri makanan sampai yang memang tidak menyukai hewan ini. Waktu kecil saya miara kucing kampung serta dengan rajin saya beri makan nasi dan ikan asin. Saking akrabnya bahkan sang kucing sering mendekam di dada saya saat saya tidur malam. Tentu saja saya belum tahu apakah hal ini berdampak pada kesehatan kita, namun Alahamdulillah saya tidak tertular penyakit apapun. Konon memang dari kotoran kucing bisa menularkan semacam penyakit, namun kasusnya setahu saya jarang terdengar. Saat ini sudah lima tahun saya miara kucing yang termasuk jenis Anggora. Kucing ini saya rawat sejak umur tiga bulan. Kucing saya jantan dan berwarna putih. Cerita saya di blogs sebelumnya sudah sedikit menyinggung perihal peliharaan saya ini. Awalnya anak saya pengin dibelikan kucing untuk menemani tidur. Kita carikan sana sini dan akhirnya kita dapatkan meski harus menebusnya dengan sejumlah harga. Ada tiga hal yang pengin saya gambarkan dari kucing peliharaan ini. Kadang bila pulang kampong saya harus menitipkannya di rumah seorang dokter hewan. Lamanya bisa antara satu sampai dua minggu. Lucunya bila kita selesai mudik dan mengambil pulang, kucing saya selalu bingung dan penginnya ngumpet. Saat kecil dan masih sering tidur bersama kita di lantai kamar, pernah kita coba taruh di luar kamar sekembalinya dari penitipan. Ehh nekatnya sang kucing menggaruk-garuk pintu bersikeras pengin masuk. Dan benar begitu masuk langsung mencari tempat ngumpet, biasanya dikolong tempat tidur. Hal ini akan berlangsung dua sampai tiga hari sebelum sikapnya kembali normal. Yang kedua adalah gayanya kalau kita baru pulang dari bepergian pasti disambut dengan sikap manjanya dan diikuti berguling-guling di depan kita, seolah pengin menyapa dan bersikap lucu. Terakhir, belum lama ini kucing saya terserang apa yang disebut Hematom pada telinga, akibatnya terdapat bengkak pada daun telinga. Kata dokter hewan hal ini disebabkan kucing sering menggaruk telinga seringnya karena gatal dan menyebabkan ada urat telinga yang luka. Akhirnya bengkak ditelinga dan berisi cairan. Cairan ini harus disedot dan dilakukan penjahitan. Namun kali ini hematom tidak mudah disembuhkan. Beberapa kali disedot selalu kembali bengkak. Sampai tiga jahitan dilakukan dan mengakibatkan telinga kirinya agak berkerut. Terpaksa kucing kita ini dirawat di dokter hewan sampai sebulan lebih. Untunglah kita sudah kenal baik dengan dokternya dan dikenai charge tidak terlampau mahal. Setelah sebulan lebih nampaknya telinganya berangsur membaik namun tetap berkerut dan tidak normal lagi. Hmm sebulan ditinggal sang kucing yang diberi nama oleh anak saya dengan sebutan “TAKAU” membuat kami sekeluarga sangat kangen tingkahnya yang lucu. Akhirnya kita jemput dan kembali di tengah-tengah keluarga meski dengan telinga yang belum sempurna. Lagi-lagi penyakit lucunya kambuh dimana perlu dua hari untuk bingung dan ngumpet sebelum sikapnya normal. Anak-anak tetangga banyak yang menanyakan kemana perginya sang Takau kok lama tidak kelihatan. Rupanya mereka juga kangen dengan kehadiran kucing kita. Saya cukup kaget mendengar komentar dokter bahwa berat kucing kita mencapai tujuh kilogram dan merupakan kucing terbesar yang pernah mereka temui. Bahkan banyak pemilik hewan lain yang naksir berat dan ngebet pengin membeli kucing kita. Tentu saja kita tidak akan pernah menjualnya. Padahal konon kucing jenis ini bila dilengkap dengan surat keterangan silsilah harganya bisa mencapai dua puluh juta rupiah. Yah mau berarapapun tentunya persahabatan tidak bisa dinilai dengan uang bukan. Doakan ya semoga kucing saya selalu sehat dan kerut ditelinga dapat kembali pulih.

2 comments:

Anonymous said...

Thank for you for your hard work on this siteI really appreciate it.

Lukman Budiman said...

apa kabar pak? moga-moga sehat selalu seluruh keluarga dan juga "Takau" nya ?
saya tertarik cerita anda ttg kucing angora yg anda pelihara dari sejak usia 3 bulan itu. tanpa sengaja saya baca-baca dan iseng-iseng nelusur informasi dan gambar2 ttg kucing angora di internet, saya menemukan web Bapak ini. terus terang, saya juga tertarik untuk memelihara kucing jenis angora, tanpa ingin juga erlebih dahulu memahami karakter dan sifat serta pengalaman2 lain yang berhubungan dengan nya termasuk kesehariannya. kami juga sekeluarga, Saya, kedua anak saya, juga menyukai hewan yg bapak katakan miniatur "harimau" itu, sejak dulu. saya malah pernah di panggil sebutan "penyayang kucing" oleh kelaurga/kakak2 dan ortu saya waktu saya kecil.
terus, kenaa angora? sy berpikir sejauh ini, saya melihat angora adalah kucing ras teranggun dan terbaik (di mata saya).
ok. segitu saja dulu pak.
makasih