Thursday, June 14, 2007

Kritik Suzuki



Saya mencoba memberikan penilaian subyektif terhadap Suzuki terutama divisi produk kendaraan bermotor roda 4. Yang pertama adalah kritik terhadap Suzuki katana. Barangkali kita semua tahu belaka model dan bentuk katan ini. Ya jeep kecil dengan kapasitas mesin 1000 cc, chasis model ladder, bodi tinggi dan kurang lebar. Dengan bodi ini katana rentan terguling bila membelok ekstrem atau jalanan miring.

Katana juga terkenal dengan bodinya yang tipis dan panas di dalam meskipun AC sudah mentok. Kritik saya alangkah bagusnya kalau mesinnya digunakan yang 1300 dan bodinya lebih dilebarkan. Memang ada samurai versi Jepang yang 1300 tapi ini tidak dirakit di sini. Tentu saja akan ada kenaikan harga tapi konsumen mendapat produk yang jauh lebih baik dan memenuhi harapan. Banyak orang menilai penjualan katana sukses, saya melihat tidak karena berapa sih populasinya saat ini, relative sedikit, padahal katana bermain di kelas tanpa pesaing. Pesaingnya adalah Feroza yang beda kelas dengan mesin 1600 cc dan bodi jauh lebih berat. Berikutnya kritik terhadap Suzuki APV. Konon Bp., Subronto Laras menyebutkan mobil ini merupakan Asean Project-nya Suzuki Global. Sebelumnya pernah akan dimasukkan model yang namanya Suzuki Every yang bentuknya seperti karimun tapi lebih tinggi, lebih panjang dan mesin di tengah. APV pun juga mesinnya di bawah. Kenapa tidak ditaruh di bonetnya seperti Avanza/Xenia. Alasan Suzuki katanya agar ruangan kabin lebih leluasa dan luas. Kenapa demikian, bahkan dengan memaksa mesin di bawah maka deck mobil dibuat tinggi sehingga mobil terkesan dipaksakan dan tinggi. Andaikan mesin di taruh di bonet maka akan didapat deck ideal dan mobil lebih luwes, aman dan perawatan mesin menjadi mudah. Apakah Suzuki keberatan membuat moulding atau cetakan bila desain mesin di bonet, kurang tahu persis. Menurut saya penjualan akan lebih hebat bila desain mesin di bonet, karena akan berdampak pada keluwesan model keseluruhan. Escudo ada yang bermesin 1600 dan 2000 dan nampaknya penjualan tidak terlampau sukses. Escudo 1600 yang bermain di harga 150-an juta masih menjadikan konsumen berpikir ulang untuk menebusnya. Dengan uang 150 juta akan banyak pilihan yang bisa diambil. Ada Taruna, Ada kijang, Ada Panther dan lainnya. Escudo yang 2000 dengan harga hampir 200 juta orang berpikir wah, pajak mahal, kapasita penumpang lima dan tentunya cukup boros bbm. Alhasil kedua Escudo tidaklah terlampau sukses. Menurut saya lebih sukses model sidekick dan escudo lama, namun tidak Vitara yang berpenggerak 4x4 dan konon mesin cepet panas.

Grand XL-7 yang dipositioningkan kapasitas tujuh seat dengan bodi bongsor, interior mewah dan mesin V-6 serta harga 250-an juta. Wah wah nampaknya ini kelas sudah mulai middle up. Tetep sambutan konsumen tidak begitu antusias dan penjualan juga biasa saja. Dengan uang 250 juta konsumen bebas memilih Honda CRV, Nissan X-Trail atau Nissan Terrano. Lagipula mesin V-6 dengan kapasitas 2500 cc membuat konsumen mikir besarnya pajak dan maintenance. Suzuki baleno next-G, nah apa lagi ini. Bentuk sedan namun dipaksa diambil dari platform mini MPV Aerio. Jadilah sedan dengan model aneh. Bentuknya tinggi dan lucu. Mungkin sedan ini tidaklah jelek, namun dengan uang hampir samm konsumen bisa memilih Toyota Vios atau Honda Civic. Alhasil penjualan Baleno next-G pun terseok-seok dan jauh dari kesan sukses, maaf ya ini penilaian subyektif saya. Juga caribbian yang dijual di harga 100-an juta tapi berbentuk jeep kap terbuka yang muat hanya 2 orang. Wah konsumen mana dan untuk kebutuhan apa ya kira-kira mau memilihnya. Saat ini ada lagi dua produk yang diluncurkan yang menurut saya kurang pas yaitu Suzuki Crossover dan karimun estilo. Produk pertama masih asing di konsumen kita dan orang bingung membeli produk ini untuk apa. Kalau dibilang jarak deck tinggi terhadap tanah, tidaklah terlalu penting, mengingat kondisi jalanan kita amburadul dan banjir mengancam tiap musim hujan. Yang kedua karimun estilo, wah bodinya kecil banget. Kira-kira pertimbangan apa konsumen membeli karimun estilo ini, memang harganya di bawah seratus juta, namaun ada avanza/xenia di sana. Juga ada kia picanto, Hyundai getz, kia pride yang bentuknya lebih maaf manusiawi. Nampaknya lebih mending karimun sebelumnya- wagon R yang lebar dan panjangnya lebih ideal. Salah satu sukses Suzuki adalah Carry yang digunakan sebagai sarana angkotan kota dan juga mobil keluarga. Meski untuk saat ini sudah mulai sedikit yang melirik carry yang mesinnya di bawah jok untuk kendaraan keluarga. Hanya angkot yang paling meminati karena factor daya angkut dan harganya yang terjangkau.

3 comments:

Anonymous said...

kenyataan sx4 sukses di indonesia. estilo juga cukup baik.
pendapat subjektif ini adalah kampanye ketidaksukaan anda pada suzuki, benarkah itu?

Wardoyo said...

terima kasih atas tanggapannya, sebenarnya saya tidak hanya mengkritik namun mencoba untuk memberikan masukan, seperti sebaiknya mesin di bonet untuk APV dll. Saya tidak membenci, atau mengkampanyekan yang tidak-tidak, saya juga pernah punya suzuki dan mesin-nya cukup bandel.Mudah2an tidak salah paham, terima kasih.

Anonymous said...

koreksi ya, jangan menyebut katana dengan jeep, itu dua mobil yang jauh berbeda, kalau jip masih bisalah, tepatnya GPV.

sebetulnya tidak ada yang salah dengan katana, salahnya indomobil yang tidak memahami bahwa katana yang nenek moyangnya adalah brute, pure mobil offroad, di pangkas jadi 4x2 demi mengakali pajak yang mahal dan di jadikan mobil kota. new jimny juga tidak dimasukan ke indonesia karena indomobil pikir mobil 2 pintu sudah tidak ada tempat di konsumen indonesia. itu salah besar. jangan melupakan jasa jimny/katana yang membesarkan nama suzuki seperti fj40 yang membesarkan toyota (dari pabrik truk menjadi penguasa dunia mobil)
membentuk brand image sangat sulit, hanya jimny yang saya angkat jempol sebagai produk suzuki yang berkarakter.