Wednesday, November 14, 2007

Anak Kucing Malang





Pagi itu jam 07.00 saya bangun. Saya melihat ke luar jendela hari telah cerah pertandan matahari menampakan dirinya. Ke luar kamar tidur saya mengenakan celana pendek coklat dan kaos hitam lusuh. Rambut saya yang panjang dan kaku berbentuk tidak karuan karena tidur saya yang nikmat.

Saya lihat bayi saya yang berumur 15 bulan masih nyenyak tidur dengan posisi tidur 180 derajat dan sedang ngeyot susunya. Bayi kami biasa dalam semalam ngeyot susu 3 sampai 4 kali. Dari dapur terdengar dentingan alat masak pertanda istri sedang melakukan kegiatan masak memasak. Pagi ini kami berencana pergi ke pantai Anyer yang berada di pesisir utara barat pula jawa. Jarak rumah ke Anyer cukup jauh yakni sekitar 160 kilometer sehingga kami berniat berangkat agak pagi meskipun jadwal check ini masih jam 13.00 WIB. Saya coba ke dapur dan melihat persiapan belum selesai. Kembali ke ruang tengah sambil melirik jam sudah jam 07.30. Kegiatan rutin tiap pagi segera saya lakukan yakni mengambil Koran dan terus ke kamar mandi, membaca sambil tugas rutin he he. Jam sudah mendekati pukul 08 ketika saya berikutnya ke halaman depan melakukan check kendaraan, mesin, air dan lainnya karena bakal jalan jauh. Si bayi masih tertidur pulas sambil mulutnya ngenyot dot susu ketika saya memanaskan mesin mobil. Semalem saya sudah memenuhi tangki bensin hingga nanti tinggal jalan dan amsuk tol. Singkat cerita persiapan selesai, bayi sudah dimandikan, perlengkapan sudah ditata rapi di mobil kamipun bersiap. Sayang sekali jalan-jalan kali ini tanpa anak sulung karena masuk sekolah kegiatan karate dan baru pulang jam 11.30 siang. Bilapun si anak mau bisa saja dimintakan ijin dan ikut jalan, namun si sulung males dan lebih memilih karate dan pulangnya pengin ke warnet sama temennya. Bremm kendaraanpun jalan menuju pintu keluar komplek perumahan persis jam 09.00 pagi. Eit baru dapet 300-an meter terlupa hanphone tadi dicharger karena tadi pagi baterei tinggal seperempat powernya. Berhubung belum jauh brem kami mundurkan kendaraan dan terika ke orang rumah minta diambilkan handphone. Kali kedua brem kendaraan pun dipacu karena waktu kian siang. Sempat berasa ada glethak di roda namun halus dan saya berpikir hanya ranting bekas mainan anak-anak tetangga. Tidak berapa lama kendaraan sudah berada di jalan tol. Tidak biasanya baru mencapai tol bekasi barat terjadi kemacetan panjang. Wah ada apa nih, saya berpikir biasanya terjadi sesuatu mengingat hari sabtu biasanya lancar karena banyak karyawan libur. Benar dugaan saya selang 10-an menit terjawab kemacetan tadi dan sebuah truk terguling di tengah tol. Kebiasaan pengendara kendaraan bila ada kecelakaan bukannya segera lewat justru memelankan dan melihat. Selepas antrian segera kendaraan dipacu kencang menuju tujuan. Jarak 160 kilometer ditempuh dalam waktu 2,5 jam dengan kondisi jalanan relative lancer. Memang banyak truk dan trailer berjalan lambat serta penyempitan jalan tol karena perbaikan namun setiap ada kesempatan kendaraan tetap dipacu maksimal. Sampai anyer kitapun bertemu dengan rekan yang sudah dating lebih dahulu. Ada dua keluarga dating sebelum kami, mereka dating lengkap dengan keluarga dan pakaian santai. Dua hari satu malam berlalu dan acara berjalan lancar. Minggu siangnya kami kembali pulang dan sesampai di rumah diteruskan istirahat. Sore jam 05-an bangun dan setelah sembahyang saya keluar dan bermaksud mencuci kendaraan yang cukup kotor setelah perjalanan jauh. Selesai mencuci kendaraan jam 05.30 saya disapa kucing kampung yang kita piara. Kami memiliki seekor kucing anggoran ditempatkan dikandang ukuran 2 x 1 meter dan setiap hari seekor kucing betina dating dan tidur di dekatnya. Anggora kami sejak umur tiga bulan sudah disuntik dan dikebiri oleh dokter hewan yang biasa mengurus berbagai hewan piaraan seperti kucing dan anjing. Tidak biasanya kucing betina tadi mengerang seperti orang menangis pilu. Saya agak kagaet dan tersadar bahwa si betina tadi sendiri dan tanpa anaknya. Bulan puasa kemarin betina itu beranak jumlahnya 4 ekor anak kucing lucu berbulu putih. Kelima kucing ditambah satu piaraan kami biasa tidur di halaman depan dan kami beri makan setiap hari. Kembali dari lebaran empat hari setelah hari raya kami dikagetkan dengan hilangnya tiga anak kucing. Tinggal seekor anak kucing yang terus disusui induknya. Induknya sedikit terhibur meskipun sisa anaknya tinggal satu. Tidak jelas siapa yang mengambil ketiga anak kucing tersebut ketika kami pulang kampung selama 1 minggu. Rupanya dan saya baru nyadar bahwa anak kucing itu terlindas roda kendaraan saat berangkat dan mengambil handphone yang tertinggal, cerita saudara saya. Saudara kami yang menjaga rumah memberitahu hal tersebut dan mengatakan tanpa tahu menahu ketika kendaraan jalan bayi kucing itu sudah mati terlindas ban kendaraan. Sebelumnya, setiap hari anak kcuing itu memang suka ngumpet di mesin mobil karena hangat. Saya selalu sempatkan membuka kap mesin setiap pagi agar anak kucing itu pergi dulu baru stater kendaraan. Mencuci mobilpun saya hentikan dan saya begitu sedih dan merasa sangat kehilangan. Saya begitu menyukai hewan ini. Berbagai tingkahnya yang lucu setiap harinya saya perhatikan dan saya dengan senang hati selalu memberi makan. Pantas induknya bagaikan merintih pedih kehilangan bayi terakhirnya. Semuanya karena ulah saya. Meskipun tentu saja saya tidak tahu sama sekali saat kendaraan berhenti anak kucing tadi ngumpet di kolong. Ini tidak biasanya karena mendengar mesin bunyi biasanya sudah langsung lari. Kemarin saat menunggu diambilkan handphone mesin mobil terus hidup. Siapa menyangka bayi kucing tadi berada di bawah kendaraan. Saudara sempat saya marahi karena jasad bayi kucing malah ditaruh di bak sampah, kenapa tidak dikuburkan kata saya. Ia menjelaskan bahwa rencananya akan mengubur di lahan samping perumahan. Tanpa pikir panjang saya ambil jasad bayi kucing yang sudah mengembang dan mulai membusuk karena malam tadi kebetulan hujan lebat. Saya kuburkan di taman depan rumah disamping pot bunga. Saya petik dua untai bunga kantil di salah satu pot dan ditaruh dikuburan sang bayi kucing. Sampai empat hari berselang sang induk kucing terus melolong sedih ditinggal keempat anaknya. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan bahwa bayi terakhirnya mati terlindas roda.

No comments: