Tuesday, July 07, 2009

Gita Gutawa


Bila usia anda saat ini 30-an tahun anda barangkali belum lupa beberapa penyanyi cilik era 70-an atau 80-an seperti Adi Bing Slamet, Chica dan Sari Kuswoyo, Ira Maya Sopha maupun Dina Mariana. Pada jamanya penyanyi cilik tersebut sangat terkenal, karena memang belum banyak dan menjamurnya dunia tarik suara serta dukungan media entertainment sebagaimana saat ini. Masa itu dimana jumlah dan populasi TV masih terbatas, teknologi audio juga masih didominasi tape kaset, artis cilik-pun masih terbatas sehingga bisa menjadi idola anak-anak. Meski beberapa bintang cilik tadi tentunya juga memang berbakat dan didukung oleh keluarganya yang sedikit banyak berdarah seni.

Saat ini dunia dan bisnis musik begitu menjamur. Dari sekian banyak station TV hamper tidak pernah ada jeda menampilkan kiprah puluhan atau barangkali ratusan band maupun penyanyi. Entah bagaimana batasan dan standard mutu yang diterapkan untuk bisa tampil di TV yang jelas terlampau banyak band dan penyanyi silih berganti muncul setiap harinya. Ada sebuah band dengan satu hits, sempat muncul kemudian hilang ngga tentu rimbanya. Jadilah band atau penyanyi itu ibarat mengadu peruntungan belaka. Barangkali disini berlaku hokum pasar dimana yang kurang bagus, kurang konsisten dan mungkin kurang dukungan perlahan tidak laku dan hilang. Sehingga mulai terlihat band dan penyanyi mana yang exist dan mana yang muncul hilang. Meski segera saja muncul lagi bintang yang baru meramaikan bursa hiburan. Bagi pasar atau masyarakat tentu sah-sah saja dan ngga rugi ditawarkan ratusan entertainer tadi, wong tinggal nonton, ngga suka ya ganti channel. Diantara sekian banyak bintang tadi mana yang masuk idola anda dan layak menjadi entertainer sejati.

Salah satu penyanyi cilik/remaja saat ini yang dapat mewakili karena penampilan, bakat, prestasi, suara dan dukungan adalah Gita Gutawa. Penyanyi yang beranjak remaja dengan nama lengkap Aluna Sagita Gutawa dilahirkan di Jakarta 11-Agustus-1993. Ia merupakan anak dari composer dan penyanyi Erwin Gutawa. Gita yang juga pintar di sekolah ini mencatatkan beberapa prestasi membanggakan. Pada usia 13 tahun Gita merilis album Gita Gautawa dengan membawakan salah satu lagu Sarah Silaban bersama Andi Rianto dan Pink-pink. Penjualan albumnya mencapai 150 ribu kopi dalam waktu empat bulan sehingga meraih Platinum Awards. Gita juga dinilai sebagai penyanyi pendatang baru terbaik dan album terbaik AMI Award 2008.

Gita juga berprestasi dalam kancah internasional dengan meraih juara umum pada 6th International Nile Children Song Festival – INCSF di Cairo Mesir. Gita juga banyak berkolaborasi dengan penyanyi senior dalam kiprahnya sebagai penyanyi remaja. Oleh produser film Gita dipercaya sebagai penyanyi latar diantaranya film Laskar Pelangi dan Love. Dengan bakat dan kemampuan musiknya yang mumpuni termasuk permainan piano, Gita mulai menciptakan lagu dalam album berikutnya - yang diberi judul Parasit dan sempat dinyanyikan dalam acara talkshow. Gita juga membentuk sebuah band remaja yang bila diperlukan dapat tampil, melengkapi karir menyanyinya.

Diharapkan Gita terus konsisten dan mencetak prestasi terutama di kancah internasional. Dengan bakatnya yang luar biasa, support keluarga dan penerimaan pasar, tentunya jalan ke depan terbuka lebar untuk bisa menjadi penyanyi kelas dunia. Gita layak dipandang sebagai secercah bintang diantara menjamurnya beragam penyanyi dan band tanah air.

Fokus, barangkali yang perlu diperhatikan manakala segudang kegiatan sudah mendera. Umumnya artis menggunakan aji mumpung, saat tenar semua profesi diarihnya sekaligus, ya sekolah, menyanyi, sinetron, bintang iklan, presenter, model dan seabreg peran entertainer lainnya. Di usia yang muda belia rasanya semua ingin diraih dan digenggam. Gita barangkali cukup memahami hal ini karena dukungan terutama ayahnya, terlihat dari selektif-nya mengambil job barangkali. Pasar dan masyarakat umumnya lebih respek manakala artis juga tetap belajar dan menyelesaikan katakanlah kuliahnya. Terlampau banyak artis muda yang mengesampingkan pendidikan dengan alas an tidak cukup waktu. Hidupnya habis untuk mengejar uang selagi tenar dan laku. Soal sekolah adalah urusan nomor 21, toh nanti-nanti juga bisa. Ada juga yang latah home schooling dimana guru yang datang ke rumah, meski metode ini menyalahi kodrat pendidikan.

Untuk konteks ini tidak dipungkiri Gita menghadapi hal yang sama. Akankah dia larut dan sibuk mengejar materi dan mengorbankan pendidikan. Hanya Gita dan keluarganya yang bisa menjawab. Namun harapan penggemar, alangkah mulia kelak menjadi artis top dunia sekaligus menggenggam ijasah sarjana, atau bahkan master. Toh cukup banyak artis yang berotak encer dan berhasil selesai sampai jenjang pasca sarjana. Selamat berkarya, Gita Gutawa.

No comments: