Monday, August 03, 2009

High Impact Presentation


Bagaimana menurut anda melihat seorang dosen menyampaikan kuliahnya dengan friendly, knowledgable, confident dan professional. Sang dosen nampak dengan luwes menyampaikan materi kuliahnya. Bagi sudut pandang mahasiswa atu umum penyampain dosen itu ya sudah semestinya. Bertahun-tahun di depan kelas dan menjelaskan materi yang sama tentu saja seperti itu hasilnya.

Pernahkah dalam meeting atau anda presentasi, menyadari ternyata sulit sekali menyampaikan materi dan bahan kepada audience. Belum sebagian menderita demam panggung, tidak yakin dan sering tidak sitematis. Ternyata susah juga menyampaikan message kepada orang lain, apalagi sampai audience mengerti, tertarik dan yakin atas uraiannya.

Sebuah course mengenai presentasi bisa membuka wawasan anda bahwa presentasi yang efektif dan efisien perlu dipelajari dan dikuasai. Bahwa semua ada ilmunya bukanlah slogan kosong melainkan benar adanya. Seorang doctor sekalipun bila pekerjaannya di laboratorium, sering akan kedodoran manakala mesti membawakan materi keahliannya kepada audience. Kenapa, karena factor ketrampilan dan kebiasaan, juga factor penguasan teknik presentasi itu sendiri.

Jadi manakala anda di depan audience, entah itu kilent, atasan, kolega, maupun pihak lainnya, anda haruslah menjadi presenter yang baik dalam arti yang luas. Bagaimana anda mulai tampil, membuka, posisi berdiri, tangan, pandangan, jeda bicara, memberdayakan alat peraga, tampilan dari presentasi berupa slide, kontak dan hubungan dengan audience bukanlah yang mudah.

Ketika anda tampil dan semua mata tertuju pada anda, apa yang harus anda lakukan. Tentu anda harus membuka dan menjelaskan tujuan presentasi anda. Dalam opening inipun ternyata terdapat beberapa teknik yang harus diketahui. Bagaimana opening itu menjadi menarik dan menimbulkan minta dari audience. Semisal anda akan membuat pernyataan misterius atau fakta yang mengagetkan, agar audience tertarik.

Bagaimana cara berpakaian anda, juga disesuaikan dengan forumnya. Manakala anda menjadi pusat perhatian maka apa yang anda kenakan juga tidak luput dari perhatian audience. Barangkali baju yang norak, atau kancing atas terlepas akan cukup menganggu perhatian audience dimana hal ini kadang kurang disadari. Andaikan rapi sekalipun, berdasi dan berjas, namun paduan warna tidak matching, tetaplah akan menyita perhatian dari hadirin.

Saat memberikan presentase dengan banyak gerak, meski tanpa sadar juga menjadi masalah tersendiri. Cara berdiri juga harus efektif dan ideal. Berdiri dengan bertumpu pada satu kaki akan menyebabkan anda pegal dan sering bergerak. Kaki terlalu membentang juga akan menarik perhatian dan kurang etis di sebuah forum resmi misalnya. Idealnya kaki harus berdiri dengan beban tubuh rata, dan bentangannya sedang. Poisisi ini akan membantu anda konsentrasi dan audience tidak terganggu perhatiannya. Ada yang disebut power position dimana posisi berdiri di depan dan bias menyapu dan memandang seluruh audience. Artinya audience berada pada control dan kekuasaan presenter.

Gerakan tangan juga menjadi perhatian tersendiri mankala kurang sinkron dengan ucapannya dan message presentasi. Tangan yang terlalu banyak bergerak, ditaruh disaku dan apalagi di belakang, sebaiknya dihindari. Posisi tangan yang ideal adalah lurus dari bahu dan bergerak secara teratur menekankan apa yang diucapkan. Tangan juga digunakan bila menggunakan slide/infokus untuk mengarahkan dan menunjukan slide-nya. Bagaimana tangan yang penuh cincin, jam tangan besar atau malah tattoo-an. Sebaiknya kenakan hanya atribut yang pantas, bilapun mengenakan cincin dan jam tangan mesti menyebar di tangan kanan dan kiri, jangan menumpuk di satu tangan.

Pandangan juga ternyata tidaklah mudah untuk me-manage. Secara tidak sadar presenter pemula sering memandang ke satu arah saja, ke bawah atau ke layar saja. Pandangan yang ideal haruslah menyeluruh ke semua audience. Bisa dengan teknik membagi empat atau beberapa titik dan sapukan pandangan secara luwes ke setiap titik selama 5 detik sebelukm berpindah ke titik selanjutnya, demikian secara dinamis juga harus terjadi eye contact. Tentu hal ini hanya bisa dilakukan bila presenter menguasai materi dan tidak gugup.

Cara bicara, intonasi dan jeda bicara juga bisa menjadi perhatian serius. Pernahkah anda mendengarkan presenter yang nada bicaranya monoton, terlalu pelan, terlalu cepat atau tiodak jelas. Anda barangkali secara spontan kurang tertarik menyimak pembicaraan atau bahkan pembukaanya. Jadi sebaiknya teknik bicara yang ideal adalah intonasi jelas, jedanya dinamis, tidak terburu-buru dan tentunya mudah dimengerti.

Selain opening, materi tentunya mesti ada closing. Penutupan ini juga harus mendapat perhatian yang seksama, karena terkadang dapat membuyarkan tujuan presentasi karena closingnya buruk. Beragam teknik closing bisa dielaborate seperti review, summary, konklusi atau rekommendasi.

Alat Bantu berupa infokus, slide, layar, remote dan tampilan/packaging presentasi juga memiliki peran yang tidak sedikit. Bagaimana menurut anda slide yang terlalu kecil, tidak menarik dan asal-asalan. Anda akan tertarik bila slidenya rapi, professional, mudah dibaca, menarik dan disampaikan dengan sistematis.

Barangkali itu hanyalah sekilas teknik presentasi dan masih banyak aspek lain yang perlu dikuasai agar presentasi dapat mencapai tujuannya yakni diterima message-nya atau disetujui proposalnya oleh audience.

No comments: