Friday, December 04, 2009

Trend Setter vs Follower


Trend setter has its own advantage, barangkali tidak banyak salah. Bagi mereka yang memelopori atau berinovasi yang pertama sering mkenuai kesuksesan tersendiri. Dalam skala global banyak fakta mengatakan hal ini. Sony, raksasa elektronik dunia, mengembangkan walkman, disaat barang itu tidak terpikirkan orang. Insinyur Sony berinovasi menciptakan media musik yang bisa dinikmati, dibawa kemanapun. Meski banyak tentangan dan pesimis bakal sukses, tak ayal walkman digulirkan dan menjadi trendsetter. Sampai saat ini tidak disangkal walkman merupakan salah satu trademark Sony. Kalau bukan Sony ya bukan walkman.

Toyota, sebuah manufaktur otomotif terbesar dunia, meski saat ini bersaing ketat melawan VW, berinovasi menciptakan kendaraan yang irit, nyaman dan ramah lingkungan. Sebenarnya hamper semua manufaktur memgembangkan berbagai teknologi termasuk hybrid. Namun keseriusan Toyota membuahkan hasil sebagai peolopor pembuat mobil hybrid yang sudah dipasarkan seantero jagad. Saat ini jutaan mobil hybrid bersilewarn di jalanan. Konsumen menikmati kenyamanan mobil, keterjangkauan harga, keekonomisan dan kepraktisan. Hybrid juga menjawab semakin langkanya bahan bakar minyak dunia. Maka produk ini sering dijuluki mobil hijau dan ramah lingkungan. Toyota juga mengembangkan brand premium bernama Lexus. Dengan mengadopsi mobil mewah lainnya seperti Mercedes dan Roll Royce, serta disempurnakan lagi maka Lexus menjadi brand premium setara atau lebih canggih dari brand lainnya.

Nokia sebuah brand handphone juga tidak dipungkiri menjadi salah satu trendsetter dan mendominasi market share global. Tentu anda masih ingat ketika ukuran handphone segede batu bata dan harganya sangat mahal. Berkat keteukan dan riset terus menerus, Nokia sekarang menikmati hasilnya sebagai salah satu pembuat HP terbesar dengan ragam produk yang ukurannya semakin kecil namun performance-nya justru semakin canggih.

Untuk pasar nasional barangkali bisa disebut beberapa produk seperti Yamaha Mio, Toyota kijang, Honda bebek, teh botol sosro, Aqua, dagadu jogya, primagama, mie sedap dan seterusnya. Yamaha Mio digarap serius di saat trend pasar keranjingan motor bebek. Saat itu banyak yang meragukan akankah kendaraan matic bisa sukses dan diterima pasar. Dengan mengedepankan kenyamana, kepraktisan namun tetap handal Mio diluncurkan ke pasar. Terbukti pasar mulai antusias dan Mio menjadi market leader meski bukan trend setter, karena sudah ada matic yang dipasarkan duluan. Demikian juga Kijang, Honda, Sosro, Aqua dan produk lainnya telah menjadi market leader dan trendsetter di segmen masing-masing.

Dari dunia telekomunikasi barangkali bisa disebutkan ESIA sebagai trendsetter produk telekomunikasi yang mengedepankan ekonomis tinggi dan keandalan. Saat ini produk tersebut menjadi salah satu market leader telekomunikasi berbasis CDMA. ESIA lahir sebagai pendobrak bahwa telekomunikasi itu ekslusive dan mahal. Dengan tag line untung pakai Esia, produk ini terus merengsek pasar dan saat ini menjadi salah satu produk nasional yang fenomenal.

Namun apakah selalu trendsetter berhasil meng-grab kesuksesan ternyata tidak juga. Barangkali anda masih ingat produk games Nintendo, yang meski cukup sukses namun tidak terlampau luar biasa. Baru saat Sony, sebagai follower, melempar produk play station maka produk hiburan games semakin menjadi perbincangan dan konsumsi global. Bahkan di Jepang orang rela antri dan tidur di depan toko guna mendapatkan produk games tersebut. Tentu Sony memberikan sentuhan teknologi dan inovasi pada play station sehingga bisa meraup kesuksesan luar biasa. Dan meski Nintendo dan ditambah Microsoft mengembangkan produk guna menyaingin Sony, tidak dipungkiri play staion berhasil menjadi salah satu market leader produk games.

Casio misalnya sebagai industri pembuat gadget elektronik, adalah contoh follower lainnya yang meraup kesuksesan besar. Casio barangkali salah satu pembuat jam tangan yang inovatif seperti model digital dan kinetic. Meski banyak brand lain yang tangguh seperti Seiko, Rolex atau Tag Hauer, namun casio membanjiri pasar dengan ragam jam tangan bergaya dan teknologi tinggi.

Lion Air dan Air Asia, barangkali adalah contoh berikutnya follower yang menerapkan low cost dan focus. Kedua brand juga mendobrak bahwa penerbangan tidak harus mahal dan mewah. Siapapun bisa terbang dengan harga tiket yang sangat terjangkau, bahkan dibawah harga kereta. Meski isu safety sering mengiringi strategi low cost, namun Lion Air saat menjadi perusahaan penerbangan terbesar swasta.

Dalam dunia perbankan terlihat BCA yang melakukan banyak inovasi. BCA terkenal sebagai bank yang memiliki ATM terbanyak saat itu. Berikutnya BCA mengembangkan ATM non tunai, kartu debet/kredit serta kartu sebagai pengganti kas.

2 comments:

Anonymous said...

nice post teman... aku juga berniat untuk membuat artikel mengenai brand follower... thanks... ;)

Wardoyo said...

nanti di share ya kalau dah jadi, RGDS