Barangkali sudah umum jika anda segan dan hormat terhadap atasan, bos, client atau kolega anda. Tidak jarang rasa hormat tersebut memang sudah semestinya atau bisa juga secara berlebihan. Katakanlah anda menghormat agar atasan baik kepada anda. Apapun yang bisa menyenangkan bos atau atasan akan anda lakukan. Bahkan anda jadi sibuk bagaimana caranya menyenangkan bos anda ketimbang mengerjakan pekerjaan dan tanggung jawab anda yang semestinya. Hormat dan segan terhadap client, pelanggan atau kolega harus dilakukan karena kehadiran mereka-lah anda dan tempat bekerja anda bisa survive. Tanpa pelanggan, kolega atau relasi bisnis maka anda dan perusahaan anda bukan apa-apa, they’re absolutely nothing, sebuah kata bijak.
Nah bagaimana dengan keluarga anda, dengan anak anda atau terkhusus dengan istri anda. Konon bila anda baru married di bawah 5 tahun, anda akan sangat memperhatikan istri. Kemudian 5 tahun berikutnya barangkali anda akan lebih memperhatikan anak, dan 5 tahun berikutnya, hmm anda harus jujur, siapa yang lebih anda perhatikan, masihkah keluarga atau what. Barangkali anekdot tersebut sekedar analisis seseorang atau memang berasal dari hasil survey atau gambaran yang terjadi di masyarakat luas. Bisa jadi anda kurang memperhatikan istri, anak atau keluarga anda belakangan ini. Saking sibuknya di kantor, bertemu kolega, rapat atau meeting sampai pagi, maka keluarga anda anggap sambil lalu. Pulang ke rumah hanya mandi dan ganti pakaian, tidur sekejap dan segera pergi lagi. Lebih parah, sabtu minggu-pun , yang mestinya waktu untuk keluarga- anda harus ke luar kota atau malah ke kantor karena semakin banyak pekerjaan yang menumpuk.
Namun bagaimana kalau anda suatu ketika sakit, siapa yang akan merawat anda. Ya, tidak lain adalah istri anda. Barangkali anda baru menyadari alangkah mulia, istri anda tersebut. Memang dia tidaklah semuda saat anda pacaran, memang bisa jadi tidaklah secantik saat anda pertama mengaguminya. Dan bahkan dia lebih sering tampil seadanya karena harus mengurus anak dan rumah anda. Meski dia juga berusaha untuk tampil menarik di depan anda, namun tidak jarang tertutup oleh perhatian anda lainnya. Anda lebih spontan dan memperhatikan barangkali kolega anda yang menawan, atau rekan kantor anda yang seksi. Sementara istri anda baru anda perhatikan saat anda jatuh dan telentang karena sakit.
Sekedar mengukur betapa berat tugas seorang istri, meski hanya ibu rumah tangga, cobalah sehari saja mengambil alih tugasnya, yakni merawat anak dan pekerjaan rumah tangga. Disitu anda baru akan menyadari betapa tidak ringannya pekerjaan di rumah. Sekalipun anda pembantu, pekerjaan seolah tiada habisnya. Belum ditambah harus melayani semua kebutuhan anda- sang suami.
Bahkan saking mulianya istri anda, saat anda- barangkali selingkuh-pun, istri anda sebenarnya tahu, namun dia hanya membiarkan saja, demi keluarga dan anak. Ini referensi menurut sebuah majalah wanita, saking halusnya perasaan dan meski anda seolah merasa ahli dan canggih menutupi selingkuh anda, istri anda sebenarnya tahu. Gerak- gerik, sikap, tutur kata dan perubahan sangat haluspun akan diketahui oleh istri anda. Anda mungkin lupa, dia sudah bersama anda sekian tahun, setiap detik dan waktu, sehingga istri anda lebih memahami diluar dugaan anda. Sebaliknya, saat istri anda sakit, apakah anda mengetahui dan merawatnya. Mungkin anda akan lebih sering menyerahkan pembantu yang merawatnya, anda tentu sibuk dengan pekerjaan di kantor. Sebuah sisi lain yang sepele barangkali- misalnya selalu ingatkah anda hari ulang tahunnya? Mungkin anda ingat, namun beberapa kali anda bisa saja lupa. Tidak demikian dengan istri anda yang akan selalu ingat ulang tahun anda, dan menyiapkan sedikit kejutan saat anda berulang tahun.
Terkadang keinginan dan harapan dari istri anda tidaklah muluk, anda cukup memperhatikan anak anda dan tidak melupakan istri anda. Istri anda sepenuhnya menyadari keberhasilan, kesuksesan dan puncak tangga yang sudah anda raih bisa jadi mengubah watak anda. Meski tanpa anda sadari bahwa semua yang berhasil anda raih adalah berkat dukungan sepenuhnya dari istri anda.
Bila saat ini kebetulan usia pernikahan anda masih singkat dan perhatian anda sempurna terhadap istri, tentu belum mengalami hal tersebut, maka anda bisa mulai mempersiapkan dan berkomitmen terus memperhatikan keluarga anda ke dapannya. Namun bila anda saat ini baru menyadari alangkah berkurang perhatian terhadap keluarga dan terutama istri anda, barangkali anda bisa merenung dan mulai lebih memperhatikannya, istri anda ibarat setengah tubuh dan nyawa anda sendiri.
Tulisan ini di-dedikasin untuk seorang istri, seorang ibu rumah tangga nun di sana.
Monday, February 01, 2010
Wife
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment