Sirkuit Sentul kembali mencatat sejarah akan digunakan sebagai ajang bergengsi formula balap mobil single seater A1. Grand prix ini adalah gagasan seorang enterpreneur dari Timur Tengah/Arab, guna melengkapi gelaran formula-1 (F1) yang biasanya diadakan periode April – Oktober setiap tahunnya. Guna mengisi kekosongan waktunya maka A1 digelar terhitung September 05 lalu. Rencananya sebelum April, dimana gelaran GP F-1 dimulai, GP A1 sudah menyelesaikan seluruh racing yang dijadwalkan. A1 sendiri memiliki keunikan dibandingkan F-1, yakni mesin dan chassisnya seragam, yakni mesin V-8, 3400 cc dengan Chassis hasil design dari Lola. Lola sendiri sudah lama berkecimpung di dalam desain kendaraan untuk balap touring, jadi jam terbang-nya relatif tinggi dan tidak diragukan kehandalannya merancang chassis mobil balap.
Keunikan A1 lainnya disamping performance mobil, mesin dan chassis-nya yang relatif sama adalah pembalap membawa nama negara. Satu negara satu kendaraan yang digawangi satu atau pembalap kedua sebagai cadangan. Negara yang berpartisipasi lengkap berasal dari lima benua. Sebagaimana GP F-1, A1 juga mengadakan lomba di berbagai negara anggotanya, seperti Prancis, Swiss, Inggris, Brazil dan besok lomba akan diadakan di Sentul, sirkuit internasional yang telah mengadakan GP Motor pada tahun 1996, berlokasi di Bogor - Indonesa.
Sirkuit Sentul sendiri pada awalnya dirancang untuk event internasional. Namun terhadang berbagai kendala seperti kondisi biaya event maupun sempat terhadang kondisi politis tahun 1998 lampau, maka sejak 1996, belum digunakan untuk gelaran akbar internasional, kecuali untuk drag race, one make race maupun lomba balap lokal serta lomba dengan sedikit pembalap dari negara tetangga.
Momen gelaran esok memiliki nilai tersendiri, karena hadirnya local hero- Ananda Mikola- yang memang tercatat sebagai peserta GP A1, dengan telah mengantongi nilai 10, dan berada di posisi 20-an, meski lebih baik dari pembalap Jepang, China maupun India. A-1 sendiri sementara dipimpin oleh Prancis dengan 119 poin, disusul Swiss, Brazil dan Inggris.
Mampukah local hero menunjukkan kebolehannya dan bisakah finish ditempat terhormat, nah kita doakan bersama. Bila gelaran kali ini- yang konon lagi-lagi terhadang masalah biaya- yang kisarannya adalah 20 milyar rupiah- bisa berhasil dan sukses, maka tahun depan diharapkan bisa kembali diadakan.
Bila berminat melihat racing bergengsi ini, silakan lihat latihan tidak resmi hari jumat ini- free of charge, maupun latihan resmi sabtu dan racing minggunya-yang kita harus membayar tiket untuk melihatnya. Hanya tiket tribune-nya cukup mahal yakni 200 ribu dan ground 50 ribu, meskipun diberikan fasilitas penjemputan bus dari berbagai titik di Jakarta menuju sirkuit Sentul- di pinggir jalan tol Jakarta – Bogor. Nice racing and success !!