Wednesday, October 11, 2006

Pajak Kendaraan

Hari ini saya membayar pajak kendaraan di sebuah samsat yang berlokasi di timur Jakarta. Berbeda dengan kegiatan saya terakhir bahwa di samsat nampaknya calo sama sekali sudah tidak diperbolehkan beroperasi. Semua diurus oleh wajib pajak kendaraan sendiri. Hanya yang cukup melonjak adalah antrian pajak kendaraan roda dua. Lantai dua ruang samsat begitu berjubel, gerah dan hanya ditopang kipas angina nan panas. Sungguh meski pujian bisa kita sematkan pada tekad samsat namun kenyamanan wajib pajak yang notabene adalah raja, karena patuh membayar pajak kan, masih belum sepenuhnya diperhatikan.

Karena sedikit banyak sudah tahu prosedurnya begitu datang saya langsung foto kopi bpkb, stnk, ktp dan beli kuitansi bermaterei. Critanya ini mau bayar pajak sekalian balik nama. Habis foto kopi langsung ke loket cek fisik beli kertas gesek nomor mesin dan rangka seharga sepuluh ribu perak. Berikutnya kita tinggal mendatangi petugas yang menggesek nomor mesin lalu nomor rangka. Sempat saya tanya bayar berapa pak, dia balik melihat saya, ya sudah kita berikan sekedarnya, diapun bilang terima kasih, so far okelah, no such any free lunch in this funny world bukan.

Balik lagi ke petugas cek fisik dengan kertas gesek sudah tertera nomornya, kembali membayar sepuluh ribu. Menunggu barang dua puluh menit nama dipanggil dan keluarlah sebendel berkas lengkap berisi formulir dan lampiran dokumen kendaraan. Berikutnya kita naik ke lantai tiga dimana dilayani pajak kendaraan roda empat. Pak polisi yang melayani bilang, pak ini cabut berkas ke Jakarta pusat bapak saja yang melakukan. Wah karena tidak punya banyak waktu ya saya jawab, sudahlah saya minta Bantu bapak saja. Oke dia jawab dan bilang, ini untuk cabut berkas sekitar tiga ratus lima puluh ribu perak pak dan tolong ditambahkan ongkos jalannya. Ya sudah saya nitip saja dan berikutnya diminta seminggu lagi datang untuk bayar kekurangannya dan ambil dokumen aslinya.

Bahwa belumlah segala sesuatunya ideal dan bebas dari biaya birokrasi memang benar, namun tetap semangat ini perlu dihargai. Hanya semestinya pihak samsat bisa mengantisipasi lonjakan jumlah kendaraan apalagi yang roda dua sehingga dapat menata secara nyaman pelayanan dari wajib pajak kendaraan ini. Per hari ini saja jalur masuk ke halaman samsat guna menggesek nomor sudah sangat dipenuhi oleh kendaraan roda dua yang juga melakukan cek fisik, sehingga kendaraan roda empat yang lewat haruslah pelan sekali atau bakal nyerempet. Apalagi dapat dibayangkan satu dua tahun ke depan, dengan kondisi perkantoran samsat yang segitu-segitu saja, tentunya bakal terjadi lonjakan antrian pembayar pajak ini.

Sudah jamak dalam negeri kita ini bahwa berbagai hal mengenai pelayanan umum masih sangat jauh dari nyaman dan waktu yang singkat. Singkatnya pelayanan umum masih belum efisien dan efektif. Tidak hanya pelayanan pajak kendaraan namun berbagai pelayanan public lainnya. Padahal masyarakat berduyun-duyun antri itu guna setor uang ke Negara, kenapa tetap saja kurang diperhatikan dan dihargai misalnya.

That’s it, tidak pengin panjang lebar tentunya kecuali kita semestinya bisa berubah, menjadi lebih baik dalam segala hal ketimbang selalu terkondisi keadaan yang serba menyusahkan rakyat belaka.

No comments: