Thursday, November 30, 2006

3G

Obrolan dengan seorang rekan beberapa hari kemarin mengenai layanan telekomunikasi mengemukakan bahwa bentuk layanan yang ada sekarang masih berupa voice dan data. Barangkali layanan ini, utamanya voice memang menjadi basic umum bisnis telekomunikasi. Menyusul layanan data bisa jadi merupakan tuntutan dan kebutuhan masyarakat seiring kemajuan dunia usaha. Boleh dikatakan hampir semua perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi menyediakan layanan terutama voice. Sementara layanan data secara umum seluruh penyedia jasa telekomunikasi besar nasional bisa menyediakan namun skala dan volumenya berbeda-beda tergantung pertimbangan bisnis masing-masing.

Berikutnya adalah layanan ketiga yakni multimedia yang semakin berkembang di negara asal teknologi dan berangsur meluas termasuk pasar kita. Penyedia jasa telekomunikasi berbasis Global System for Mobile Communications (GSM) mulai meluncurkan layanan multimedia yang belakangan marak dengan sebutan generasi ketiga (3G). Layanan berbasis 3G konon dikatakan begitu maju dan modern dan membuat generasi sebelumnya terlihat kuno. 3G menawarkan berbagai lompatan teknologi bertelekomunikasi seperti video streaming, mobil tv maupun koneksi internet. Dengan menggunakan 3G maka kita bisa melihat di screen handset lawan bicara kita, melihat langsung sitausi lalu lintas di perempatan Thamrin misalnya, mengakses tv luar negeri termasuk akses internet.

Bagaimana persisnya barangkali belum banyak yang menggunakan langsung maupun menikmati, namun tidak lama lagi hal ini bakal terealisir. Kembali teknologi telekomunikasi mengalami lompatan yang cukup penting. Dus kebutuhan masyarakat akan berbagai layanan guna mendukung kegiatan bisnisnya semakin terjawab.

Gairah 3G begitu menyala termasuk dari sisi penyedia jasa dimana mereka tidak segan mengucurkan investasi yang sangat besar guna meraih layanan multimedia ini. Apakah nampaknya tahap ini sudah merupakan akhir dari teknologi telekomunikasi? Belum bisa dijawab saat ini. Sekedar daftar pendek, lantas apa sih layanan yang belum tersedia bila penetrasi 3G sudah benar-benar goes national?

Bagi pasar atau masyarakat baik mereka yang memang benar-benar butuh maupun yang latah nampaknya tak terelakkan harus menanggung biaya tambahan. Harga handset tentunya akan relative mahal dan apalagi ini merupakan produk baru. Handset bekasnya belum tersedia dan yang kompatibel dengan generasi sebelumnya tentunya sangat sedikit atau bahkan tidak ada.

Salah satu provider mengklaim bahwa mereka sudah memiliki potensi pelanggan 3G diatas seratus ribu unit. Apakah hal ini benar atau sekedar strategi kurang diketahui secara pasti. Yang jelas pasar seluler nasional dengan omset triliunan rupiah pertahunnya nampaknya masih bakal terus berlanjut. Sampai kapan, ya tentunya sampai jenuh dan sampai terseleksi benar-benar layanan yang sebenarnya dibutuhkan oleh pelanggan. Termasuk potensi pendapatan maksimal di pasar, berapa alokasi biaya yang sanggup dikeluarkan setiap pelanggan.

Mudah diduga bahwa 3G bakal membebani pelanggan dengan biaya yang tidak murah serta mendorong alokasi biaya telekomunikasi pelanggan yang semakin besar. Sekarang saja dengan layanan voice dan data belanja masyarakat guna membayar tagihan telepon setiap bulannya sudah cukup besar. Namun itulah potret pasar dan masyarakat kita yang menyukai hal baru meski lagi-lagi belum merupakan prioritas kebutuhannya. Setidaknya inilah sumbangan teknologi bagi kemudahan serta memfasilitasi pelanggan dengan layanan telekomunikasi yang semakin optimal.

No comments: