Kita ini masyarakat majemuk dengan puluhan suku dan adat. Terdapat banyak norma-norma yang berlaku dalam masyarakat kita. Bahwa kita ini haruslah begini dan begitu. Bila tidak begini maka kita dianggap kurang ajar, atau kalau tidak begitu artinya kita ini tidak tahu adat dan seterusnya. Banyak ungkapan terlontar semacam anti kemapanan, pemberontak atau melawan arus.
Waktu kecil saya sangatlah pemalu. Saking pemalu kadang merembet agak penakut gitu he he. Bayangkan ketika kelas 3 SD diajak melayat guru naik bus bareng semuanya satu kelas malah milih jalan kaki dengan dua temen lainnya yang juga penakut. Bisa ditebak, sampai rumah duka, acaranya sudah selesai, ya akhirnya balik pulang dengan jalan kaki kedua kalinya. Padahal jaraknya ada 3 kilometeran dikali pulang pergi ada 6 kilometer, ck ck Ada lagi ketika kelas 5 SD ditunjuk menjadi tim bola dan diminta maju tingkat kabupaten. Lagi-lagi jiwa penakut muncul dan dengan membohongi guru bahwa kaki aku terkilir maka lagi-lagi sebuah kesempatan yang bagus itupun lewat. Saking parahnya mental ini bahkan setiap pelajaran nyanyi dan tampil ke depan pasti suaraku gemetar.
Rupanya peperangan dalam diri pun selalu berkecamuk. Pada satu sisi memang sering muncul rasa takut ini. Namun rasanya ada semacam kegusaran dan semangat untuk lebih berani serta menghilangkan rasa ini. Apakah ini karena dampak dari kepemimpinan orang tua yang cenderung keras dan bahkan fisik. Tiap pagi mesti bangun jam lima, lantas sholat dan mandi. PR harus sudah dikerjakan dan bila belum pagi itu juga harus dikerjakan sementara telinga sudah kena jewer. Malam hari tidak boleh lihat TV sampai di atas jam 21.00 malam atau paha dan telinga bakal memar dicentil. Yach tidak semestinya aku menganggap ini sebagai dictator namun justru lebih dimaksudkan sebagai kebaikan semata.
Nampaknya tidak sia-sia sistem dan keketatan yang dilakukan terbukti lulus SD berhasil menyabet ranking 2. Prestasi lainnya adalah juara catur SD tingkat kecamatan, he he. Berangsur rasa takut bisa dikurangi dan rasa pede mulai tumbuh, bahwa ternyata kitapun bisa dan tidak kalah dengan yang lain. Akhirnya kita bisa masuk ke SMP negeri. Banyak hal yang bisa diungkapkan kala itu. Yang paling mengesankan adalah ketika di kelas 2 pernah dipercaya oleh guru bahasa Inggris untuk “mengajar” di depan teman-teman. Dan hal ini berjalan berulang kali, tergantung beliau kapan menunjuk saya maju menggantikannya. Hal kecil lainnya adalah lagi-lagi juara catur yang kali ini adalah lomba class meeting antar kelas. Singkat kata, pada kelulusan sekolah posisi runner up kembali bisa diraih.
Menginjak dalam mencari sekolahan tingkat menengah atas, pun dengan nilai yang bagus maka 3 sekolah yang dilamar beruntung semuanya keterima. Akhirnya kita memilih sebuah sekolah di kota Solo. Apa ya yang berkesan, hmm first love tentunya yaa maklum sudah sweet seventeen kan. Yach meskipun banyak ditolaknya, he he maklum tampang pas-pasan. Berikutnya adalah pengalaman sebagai anak kost. Ada yang unik dalam sebuah pelajaran kesenian, dimana guru kita memberi suatu insentif. Beliau bakal memberikan nilai 8 bagi siapapun yang mampu memainkan alat musik secara bagus. Kebetulan permainan guitarku cukup baik maka amanlah kita dalam bidang studi seni ini. Momen lainnya adalah manakala di Solo digelar Pekan Olah Raga nasional antar sekolah menengah dan kita ditunjuk sebagai tuan rumah dimana tempatnya adalah stadion Sriwedari Solo. Wah sebagai tuan rumah banyak yang harus kita tampilkan, mulai dari senam sambil membentuk beragam formasi tulisan, parade maupun turnamen olah raga itu sendiri. Disitulah sedikit banyak kita berbaur dalam skala nasional. Sekolah kita memang bukan juara umum, namun dapat tampil sebagai tuan rumah sudah cukup membanggakan dan tidak penting lagi apakah menjadi juara atau tidak. Cukup masuk tiga besar rasanya merupakan hasil yang pantas dan membanggakan pula.
Dus balada si anak penakut, dengan berbagai ragam mendidik orang tua yang cukup keras dipadu dengan kemauan anak untuk mau belajar ternyata dapat mengubah sebuah pribadi. Berbagai rasa takut, tindakan konyol dan kadang membuat kesal orang lain berangsur berubah menjadi sikap percaya diri dan yaa ada juga sedikit prestasi.
Wednesday, November 29, 2006
Takut Nih ye
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment