Anak saya keranjingan komik dari kecil Dia betah berjam-jam membaca komik di kamarnya. Meja belajarnya penuh dengan komik ketimbang buku pelajaran. Berulangkali saya menjelaskan agar komiknya ditempatkan di ruang lain masih belum membuatnya yakin. Berbagai serial komik dikoleksinya. Mulai dari komik Dragon Ball, Dora Emon, Gober dan judul lainnya yang saya bahkan tidak hapal. Utamanya memang komik terbitan dari Jepang yang tentunya sudah terjemahan.
Bahwa komik dapat berpengaruh plus atau minus bagi pembacanya rasanya benar belaka. Tinggal isi komik mengenai apa dan cara membaca serta mengambil pesannya. Hampir semua komik yang dimilikinya dihapal luar kepala oleh anak saya. Saking demennya akan komik bahkan sempat terlontar cita-cita menjadi pengarang komik, wah wah. Dia membuktikan dengan mulai membuat komik atas kreasinya sendiri. Ya tentunya hanya coretan di buku tulis berupa gambar dan dialognya.
Saya mencoba mempengaruhinya dengan menunjukkan komik popular macam ranah ilmu pengetahuan atau komik pendukung pelajaran sekolah. Sejauh ini masih nihil hasilnya dimana setiap pergi ke Mall belum pernah komik “bener” yang dibeli kecuali komik kartun dari negeri bunga sakura tadi.
Harian kompas pernah mengulas existensi komik di tanah air. Bahwa dulu pernah ada komik yang dikarang pengarang local seperti Si Buta dari Goa Hantu, Gatotkaca dan beberapa komik lain namun perlahan hilang dan redup. Entah kendala apa persisnya yang jelas tidak banyak lagi komik-komik local ditawarkan. Seperti biasa komik impor lah yang mendominasi rak-rak pajangan misalnya di tokok buku Gramedia dan counter lain.
Bila dicermati dengan komik dapat secara mudah menyampaikan pesan kepada anak-anak kita. Mereka sangat fasih dan cepat menghapal komik ketimbang buku sejarah misalnya. Tentunya kita tidak ingin anak-anak kita hanya fasih dan benaknya dipenuhi kayalan tentang tokoh dari negeri seberang. Mendingan mereka belajar dan membaca komik tentang sejarah wayang yang mengajarkan sebuah bentuk kehidupan yang baik dan tidak baik.
Ada kaitan erat antara komik dan kartun di televise. Lengkap sudah bila serial komik juga muncul di kartun televise. Dan rasanya kita hanya bisa menjadi penonton belaka ajang persaingan komik kartun produksi Jepang dan Amerika.
Friday, November 17, 2006
Komik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
komik tuh kadang emang bikin candu...
Tapi kalo emang punya efek positif sih gak papa sihh, asal jangan mengganggu yang lain hehehe
Post a Comment