Bila kita klik nama tersebut di google maka akan muncul 15 ribu lebih berita mengenai kehebatan sang anak Indramayu tersebut. Mengenal catur usia 7 tahun dan langsung menjadi runner up pada kejuaraan catur daerah. Umur 8 tahun berhasil menjadi juara 3 nasional serta akhirnya menjadi juara nasional pada umur 10 tahun. Prestasi berikutnya adalah menduduki peringkat 11 kejuaraan dunia yunior . Umur 12 tahun berhasil menjadi juara pada piala Merdeka di Kuala Lumpur.
Saat ini Susanto sudah menjadi Grand Master dan sedang sibuk bertanding di Asian Games XV di Doha, Qatar dan kabarnya sudah mengoleksi poin 2,5 atau setara dengan perolehan gurunya, GM Utut Adianto.
Cukup lama kita mendengar dan kagum dengan prestsi GM kita yakni Utut Adianto yang berhasil masuk grup elit catur dunia. Bahkan saat ini Utut mendirikan sekolah catur dan merekrut Susanto yang terbukti sangat berbakat dan dapat meneruskan jejak Utut. Saat ini Elorating Utut sedikit di bawah 2600 dan bahkan tahun 1995-an Utut berhasil mencapai Elorating 2600 atau GM super dan masuk jajaran elit 100 pecatur dunia. Penurunan Elorating dapat disebabkan banyak hal seperti konsistensi mengikuti kejuaraan catur internasional dan sebagainya. Sementara Susanto sudah mengoleksi elorating 2400-an serta tetap menggenggam gelar GM-nya. Di bawah Susanto ada Irene Sukandar denga Elorating 2200-an dan belum menyandang gelar GM.
Kalau tidak berbakat catur dan direkrut sekolah catur Utut barangkali Susanto sekarang hanya menjadi penggembala kambing di Indramayu sono. Maklum lahir dari keluarga sederhana dan di daerah pula tidak banyak yang bisa diperbuat Susanto. Hanya bakat luar biasa dan nasib baik yang membawa Susanto dari anak desa menjadi sekarang terbang ke berbagai Negara mengikuti kejuaraan catur internasional.
Kita melihat bahwa tentunya masih banyak Susanto lain di berbagai daerah yang bisa digali dan dinagkat menjadi olahragawan nasional. Bahwa anekdot lama adalah masak dari 250 juta penduduk kita tidak bisa mengambil 11 orang terbaik dalam sepak bola. Bahwa prestasi sepakbola kita masih berkutat di tingkatan sangat terbatas kalau tidak dapat dibilang sama sekali tidak mempunyai prestasi bola.
Apa yang dibutuhkan adalah pencarian bibit unggul dan rekruitmen calon atlit agar lahir juara-juara baru. Sudah terlampau lama olah raga kita terpuruk dan makin tertinggal dengan prestasi Negara lain. Fenomena Susanto memberikan pelajaran berharga bahwa terdapat banyak Susanto lain di berbagai tanah air yang bisa berprestasi di tingkat internasional jika ada perhatian.
Kesempatan, ya kesempatanlah yang harus dibuka seleber-lebarnya agar sebanyak mungkin lahir bakat-bakat luar biasa dari jutaan anak negeri. Pola rekruitmen juga masih terbatas dan dilakukan kurang menjangkau seluruh wilayah nasional. Perhatian pemerintah sudah semnestinya semakin dicurahkan tidak hanya untuk bibit seputar kota besar namun hendaknya sampai ke daerah.
Tentunya tidak hanya olah raga catur yang dapat digali pembibitannya, ada sepak bola, bela diri, renang, senam, mapun bidang atletik lainnya.
Monday, December 04, 2006
Susanto Megaranto
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment