Operator telepon memasuki puncak perang harga. Price War ini bakal terus berlangsung seiring dengan penetrasi pasar telepon yang masih terbuka lebar. Bahkan tidak henti-hentinya operator saling melempar produk yang diklaim murah dan kompetitif. Tidak ada fenomena unik perang harga seperti yang terjadi pada industri telekomunikasi. Bahkan ada sebuah operator yang bertahun-tahun tidur, belum kunjung komersialisasi dan terus sibuk menyiapkan infrastrukturnya, setelah merger dengan investor asing-pun segera go komersial dan meramaikan pasar.
Persaingan klasik antara kubu GSM dan CDMA terus berlangsung dan semakin sengit. Pada awalnya produk telepon hanya meliputi produk voice dan message. Mayoritas orang mengenal telepon kalau tidak untuk bicara ya mengirim pesan singkat, atau SMS. Inilah dua produk dasar telco pada awalnya. Seiring dengan perkembangan teknologi maka muncullah layanan berbasis 3G. Ada juga produk derivatif lainnya semacam Ring Back Tone (RBT). Namun industri masih mengandalkan layanan suara dan SMS sebagai tumpuan revenue-nya. Hal ini pula yang memberi kesan bahwa produk multimedia ala 3G nampak tidak terlampau sukses, mungkin karena tidak banyak yang membutuhkannya saat ini.
Price sensitif, demikian umumnya karakter pasar yang ada. Karena jargon perang harga dengan terkadang tarif promo-nya maka pasar terombang-ambing kesana kemari berburu tarif murah. Salah satu operator yang dianggap cukup kreatif dan inovatif adalah operator dari grup Bakrie yakni PT Bakrie Telecom. Beberapa hari lalu operator yang terkenal dengan produk Esia ini meluncurkan terobosan tarif SMS sebesar 1 rupiah per karakter. 1 rupiah per karakter ini hebatnya dikenakan untuk pengiriman SMS ke semua nomor baik GSM maupun CDMA. Hebatnya Esia ngeklaim bahwa tarif SMS 1 rupiah per karakter bukanlah tarif Promo sebagaimana banyak operator gembar gemborkan, namun benar merupakan tarif reguler
Yang jelas kembali konsumen dimanjakan dengan tarif yang murah dan terpenting adil, demikian klaim dari Esia. Cukup bayar yang anda pakai, adalah slogan Esia dalam promo tarif revolusioner SMS ini. Sebelumnya Esia juga melakukan edukasi tentang talktime sebagai ganti pemahaman masyarakat tentang pulsa. Ketika ditanya pulsa itu apa, umumnya orang bingung. Nah pada kondisi ini-lah Esia mencoba menyosialisasikan campaign talktime-nya.
Tentunya berbagai terobosan dan inovasi produk yang menguntungkan pasar dan konsumen luas patut ditunggu alih-alih hanya berkutat dengan tarif promo yang terkesan melakukan cheating atau jebakan. Harapan konsumen tentunya bukan sekedar tarif yang murah namun kualitas dan nilai tambah berkomunikasi haruslah diperhatikan oleh industri. Nampaknya hanya operator yang cerdas dan inovatif namun tetap memperhatikan layanan dan kualitas jaringan yang bakal mendapat empati dari konsumen. Konon dari sekitar sepuluh operator telekomunikasi yang sekarang beroperasi bakal hanya ada empat atau lima yang survive. Kemana lainnya, barangkali melakukan merger agar dapat bertahan. Itulah bisnis, akan sampai titik dimana hukum pasar menentukan segalanya. Tentunya sah-sah saja saling bersaing sejauh fair dan sehat. Persaingan yang tidak jujur hanya akan memperburuk iklim usaha dan akhirnya masyarakat luas yang bakal dirugikan.
Thursday, May 22, 2008
SMS ESIA 1 RUPIAH
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment