Berbahagialah menjadi pembalap atau crew F-1 karena selalu bisa berkeliling dunia ke tempat yang eksotis dan dikerubuti jutaan pasang mata penonton langsung maupun lewat media. Valencia sirkuit menyuguhkan landscape yang eksotis dimana sirkuit berada di pelabuhan, pinggir laut yang indah. Penonton dari orang kaya Spanyol atau Negara Eropa lainnya dapat melihat lomba sambil minum wine, bercengkerama atau santai di yatch mewah yang bisa diparkiri di pinggir laut.
Ironisnya balapan serasa dikandang atau di kungkung oleh tembok atau pagar sepanjang sirkuit. Sempitnya jalan dan banyaknya tikungan memberikan kesulitan pembalap overtaking. Sirkuit di pinggir laut dan pelabuhan dengan tembok atau pagar di kanan kirinya ini memiliki 25 tikungan, termasuk hairpin dan tikungan tajam. Namun setelah tikungan #10 mobil bias dipacu lumayan sekitar 310 km per jam pada gigi 7 sebelum speed trap dan belokan tajam ke kanan. Pembalap harus mengurangi kecepatan dan memindahkan gear-nya dari 7 ke 2. Top speed ini, bagaimanapun masih kurang maksimal manakala sebuah mobil F-1 akan mampu berlari sekitar 365 km per jam. Jumlah lap race ini adalah 57 lap dari panjang sirkuit yang 5419 km atau jarak total race sekitar 308 km. Sementara record lap baru dipecahkan oleh pembalap Toyota, Timo Glock dengan catatan waktu 1:38.683.
Pada kualifikasi sabtu nampak pembalap yang menggunakan mesin Mercedes mendominasi posisi pole. Di sana ada Lewis, Kovalainen dan Barichello di tiga besar sementara disusul Vettel, Button, Raikonen, Rosberg dan Alonso di baris 4 sampai 8. Ferari yang diperkuat pengganti Masa, Luca Badoer hanya berhasil menghuni posisi 20 atau juru kunci. Badoer yang sepanjang karir balapnya belum mencatatkan poin dank arena hanya menjadi test drive, masih belum berkesempatan tampil di depan. Wajah baru lainnya, pengganti Piquet – pendamping Alonso dari Renault adalah Romain Grosjean yang mencatatkan waktu lumayan dan menghuni posisi 14 pada kualifikasi.
Pada race minggunya, dan sebenarnya sejak kualifikasi bridgstone, supplier tunggal ban F-1 hanya menyediakan ban lunak dan super lunak. Trek yang panas dan aspal bersuhu tinggi paling cocok ditaklukan oleh ban soft atau super soft ini. Meski tentu saja selain unggul grip, ban ini juga cepat aus. Panasnya sirkuit sempat memakan kurban Vettel dari Renault harus mengalami gagal mesin, sementara Nakaijam dari STR-Ferari ban belakang kiri hancur dan harus berhenti lomba. Karakter sirkuit sempit dan banyak tikungna menyulitkan pembalap untuk menyalip sehingga Lewis yang start dari pole terdepan sempat memimpin lomba sampai pit stop kedua. Usai start pembalap harus segera bersiap mengantri di belokan tajam ke kanan. Urutan pembalap berubah dari posisi start-nya dimana Lewis, diikuti oleh oleh Kovalainen, Barichello, Raikonen, Vettel, Rosberg, Weber dan Button.
Lewsi yang memang sudah terlihat mendominasi sejak Sabtu, kali ini secara meyakinkan memimpin lomba dan memperpanjang jarak dengan pembalap di belakangnya. Kovalainen berada di posisi dua sementara Raikonen nampak menekan Barichello yang berada di posisi tiga. Button dan Weber yang berada di posisi 8 dan 7 saling berusaha overtaking mengingta kedua pembalap memimpin perolehan poin terbanyak. Namun saying Vettel harus mengalami kegagalan mesin dan harus beristirahat pada lap 23, dan ini menguntungkan pembalap di belakangnya. Badoer sempat beberapa kali sliding di tikungan tajam. Rupanya performance belum bisa menyaingi pembalap lainnya meski ia menyandang salah satu mobil terhebat F-1. Meski finish Badoer hanya berhasil menduduki posisi 17 dan tentu hal ini belum memuaskan Ferari yang sementara menumpukan persaingan di pundak Kimi. Duet Toyota, Glock dan Trulli masih konsisten dengan “ketidakberdayaannya” dan lagi-lagi urung mengantongi poin. Alonso sang tuan rumah, kali ini cukup keras perjunagnnya dan membuahkan hasil dengan finish 6 meski berangkat dari grid 8. Pencapaian grid terbesar di raih Kimi yang dari grid 6 berhasil finish di peringkat 3. Kubika juga luar biasa kali ini dari grid 10 berhasil finish 8 dan mendulang 1 poin. Button akhirnya berhasil menaklukan Weber dan berhasil finish 7 dengan mengantongi 2 poin.
Lewsi mengalami apes atas kesalahan crew yang terlambat memasang ban pada pit stop kedua yang menyita waktu pit 13 detik lebih. Kesalahan ini harus dibayar mahal, karena posisinya akhirnya diambil alih oleh Barichello, pembalap paling gaek asal Brasil. Mungkin ini bentuk apresiasi pemlapa muda, kepada pembalap seniornya, he he. Balapn dengan agak membosankan dan terkesan lambat ini akhirnya disudah dengan perolehan poin secara berturut, Barichello, Lewis, Raikonen, Kovalainen, Rosberg, Alonso, Button dan Kubica.
Formasi poin pembalap tersebar dengan papan atas Button 72, Barichello 54, Weber 51,5 dan Vettel 47. Sementara papan tengah dihuni Rosberg 29,5, Lewis 27, Raikonen 24, Trulli 22,5 dan Massa 22. Glock, Alonso, Kovalainen dan sisany tentunya menghuni papan bawah. Papan atas manufacture ditempati Brawn Merceds 126, RBR –Reanult 98,5 dan papan tengahnya ditempati Ferari 46, McLaren 41 dan Toyota 38,5. William, Renault, BMW dan sisanya harus puas sementara menghuni papan bawah.
6 sisa race di Belgia, Itali, Singapore, Jepang, Brasil dan Abu Dhabi masih berpeluang menyuguhkan balapan seru mengingat masih tersisa maksimal 60 poin. Secara matematis 12 pembalap pengumpul poin teratas masih berpeluang menjadi juara dunia, dimana posisi 12 adalah dengan poin 14 dibandingkan posisi teratas Button dengan 72 poin..
Monday, August 24, 2009
F-1 Europe Race 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment