Hari akhir tiba? Kenapa tidak, itu hak prerogratif Tuhan. Kiamat yang sesuai dengan keinginan manusia, ah kok terdengar enak ya, tapi apa itu fair. Apakah manusia masih kurang diberi berbagai kenikmatan dan kehidupan. Berbagai nikmat yang tersebar di muka bumi, di dalam tanah, lautan dan udara tersebut digunakan setiap saat untuk ego manusia. Makhluk hidup lainpun harus mengalah, dan sering ikut dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Manakala makin terkuak kenyataan akan datangnya hari akhir mereka cenderung mengingkarinya. Entah karena belum siap, entah kenikmatan yang digenggamnya terancam terenggut atau bahkan tidak tahu dan tidak peduli sama sekali. Memang siapapun tidak dapat meprediksikan dan apalagi memastikan waktu hadirnya meski didahului beragam pertanda. Barangkali sebagian manusia sadar bahwa berbagai tanda tersebut sudah terjadi dan tinggal sangat sedikit yang belum. Manusia juga sadar bahwa cepat atau lambat hari akhir bakal tiba. Bagi umat beragama keyakinan ini mutlak sebagai bentuk pengakuan kebesaran Sang Pencipta. Bahkan bagi peng-agung ilmu pengetahuan dan teknologi sekalipun bukan tidak disadari bahwa daya dukung alam semakin habis dan semesta ini dipastikan ada umurnya. Yang berawal pasti berakhir, ini hukum alam itu sendiri, hukum yang Maha Esa. Kecuali yang Maha tidak berawal dan berakhir, adalah Maha Pencipta - Pemilik semesta itu sendiri.
Entah hari akhir itu tinggal setahun, tiga tahun atau empat puluh tahun, manusia tidak tahu. Yang pasti, moment makin confirmnya hari akhir patut menjadi cambuk dan dorongan. Bagi yang selama ini barangkali belum on the track di jalan agama misalnya, kesempatan masih terbuka. Seberapa tipisnya waktu konon peluang untuk kembali on track masih dimungkinkan, karena Tuhan Maha Pengampun. Terkecuali waktu sudah tiba, barulah exodus taubat dan menyatakan dirinya beriman, nampaknya sudah terlambat. Dari beragam literature sampai yang ilmiah disebutkan bahwa akan terjadi suatu kejadian yang hebat di alam semesta ini dalam waktu dekat. Dari sisi ilmiah dijelaskan makin sering terjadi ledakan di permukaan matahari yang akan berdampak pada planet bumi. Posisi bumi terhadap matahari bergeser dan seterusnya, dimana bumi mengalami dampak. Tambahan, makin sering terjadi berbagai bencana alam. Bumi dipastikan juga ada umurnya, dimana daratan hunian manusia semakin berkurang serta sumber dayanya juga sudah sangat drastis menurun. Sehingga bukan suatu hal yang mustahil manakala hari akhir bakal datang, dan bisa jadi dalam waktu yang tidak terlalu lama, mendasarkan berbagai ulah manusia, peristiwa dan kejadian alam.
Menyikapi datangnya hari akhir tentulah berbeda bagi setiap orang maupun di berbagai Negara. Bagi yang hidup siang dan malam hanya mengejar kenikmatan dan kesenangan duniawi barangkali merasa panik, datangnya hari akhir akan merenggut kenikmatan dan hartanya yang banyak. Bagi yang menjalankan ajaran agama ala kadarnya namun masih sering iseng, korupsi atau berbuat dzalim, barangkali dapat menjadi cambuk untuk mengoreksi kekurangannya. Ada juga yang mungkin tidak mau ambil pusing dengan tetek bengek hari akhir, baginya hidup kemudian mati that’s it all, tidak ada dunia lain kecuali kehidupan dunia. Kehidupan setelah mati itu hanya omong kosong- demikian keyakinan mereka. Sementara bagi yang bener-bener taat beragama dengan motif mendapat balasan setelah kematian dan hari akhir mungkin memang sangat dinunggu-tunggu, dimana mereka berkeyakinan akan bertemu dengan yang Maha Adil, dan mendapat balasan atas jerih payah amal baiknya.
Bagi yang ragu, lagi-lagi alur logika sederhana barangkali bisa kemudian menjelaskan, bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara. Manakala milyaran manusia dimana ada yang berbuat baik dan buruk sudah semestinya bakal mendapat balasan seadil-adilnya pada saatnya. Alangkah tidak fair-nya kehidupan dan dunia manakala tidak ada penghitungan keadilan serta kehidupan setelah kematian. Artinya yang berbuat jahat bakal tidak menerima hukuman, sementara yang berbuat baik, juga sia-sia. Ini tidak sesuai dan bertentangan dengan ajaran agama yang jelas menegaskan adanya dunia yang kekal pada akhirnya.
Wacana hari akhir bisa sangat luas dibahas maupun direnungkan. Apakah anda ingat ketika masih di rahim ? Anda bisa saja tidak ingat, tidak sadar dan bukan keinginan anda sama sekali bila anda dilahirkan dan menjadi seperti saat ini. Apalagi anda sudah menjadi individu hebat, dengan berbagai pencapaian yang luar biasa, maka bahwa anda dulunya tidak ada sama sekali, mungkin anda abaikan. Demikian juga alam semesta ini, berdasarkan literature awalnya juga tidak ada, dan sekarang menjadi ada seperti saat ini. Bisa jadi masih banyak orang yang berpikir seolah semuanya sudah ada sejak awalnya. Namun perlu dicatat, bahwa manusia, hewan, tumbuhan dan alam semesta ini awalnya memang tidak ada. Anda barangkali bilang, matahari kan umurnya hampir 5 milyar tahun, buktinya masih ada dan tidak kunjung musnah. Betul, namun harus diingat ini hanyalah perhitungan waktu versi manusia. Sementara dimensi waktu bagi Tuhan sama sekali tidak berlaku. Sangat terbuka kemungkinan banyak sekali planet, bintang, dan semesta lain di alam yang maha luas ini. Artinya betapa kecilnya kita ini. Sering betapa tidak tahu dirinya kita bersikap dan mengecilkan Tuhan, seolah kita hebat. Padahal apa yang sudah bisa dicapai umat manusia. Bisakah kita membuat darah, otot, daging atau bahkan roh. Ternyata kita tidak bisa apa-apa. Dari agama diumpamakan, ibarat banyaknya ilmu itu seluas samudera, yang diberikan umat manusia hanyalah setetes kecil, jadi sungguh kita itu bodoh dan tidak tahu apapun dibandingkan Tuhan.
Sehingga kenapa manusia diberikan kecerdasan dan kemampuan berpikir yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Manusia juga diberikan moral dan keyakinan. Manakala suatu hal atau masalah tidak bisa dipahami dengan akal dan pikiran manusia maka keyakinan tersebut bisa digunakan. Manakala ilmu yang dianugerahkan ibarat hanya setetes dari luasnya lautan maka keyakinan semestinya berperan cukup penting. Hal ini termasuk keyakinan adanya kehidupan setelah kematian, datangnya hari akhir maupun keadilan Tuhan atas perbuatan baik dan buruknya umat manusia.
Monday, November 23, 2009
Day End #276
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment