Friday, October 30, 2009
University View (#271)
Harvard – Oxford - Tokyo
Universitas Harvard di Amerika Serikat didirikan pada tahun 1636 atau telah berumur 373 tahun atau hamper empat abad. Saat ini jumlah pengajarnya sekitar 2100 orang namun dengan lebih dari 10,000 orang staf pendukung di semua fakultas. Jumlah mahasiswa saat ini sekitar 20,000 yang terbagi 6700 pada Harvard college dan 13,600 pada graduate dan professional students. Jumlah alumni sebanyak 320,000 yang berasal dari dalam negeri Amerika 270,000 dan sisanya 50,000 berasal dari 191 negara lainnya. Penghargaan Nobel yang diperoleh sampai saat ini berjumlah 43, mungkin merupakan pemegang Nobel terbanyak di dunia. Motto yang dicanangkan adalah V-E-R-I-T-A-S atau dalam bahasa latin- artinya “kebenaran”. Bentangan areanya meliputi landscapee seluas 4,979 acres sementara koleksi perpustakaan mencapai 16,2 juta volumes.
Harvard terdiri dari 11 principal academic unit, 10 fakultas dan satu Radcliffe Institute for Advanced Study. Divisinya juga menawarkan berbagai course maupun award academic degrees. Nama Harvard berasal dari donator pertama universitas, menteri muda John Harvard dari Charlestown. Saat wafatnya tahun 1638, beliau menymbangkan setengah wilayah estatenya kepada universitas yang didirikan tahun 1636 melalui voting Great and General Court masyarakat teluk Massachusetts.
Saat ini biaya kuliah di universitas tersebut mencapai $48,868 yang meliputi room, board, services dan tuition fee sebesar $33,696. Kalau dirupiahkan besarnya hamper setengah milyar rupiah, dan ini biasanya untuk setahun. Namun universitas juga menyediakan financial aid yang besarnya $41,000 paket bantuan total rata-rata. Presiden-nya unik yakni seorang perempuan bernama Drew Gilpin Faust . Beliau merupakan alumni Universitas Pennsylvania dan merupakan Presiden pertama yang bukan alumni Harvard.
Catherine Drew Gilpin Faust (lahir 18 September 1947)[1] adalah seorang sejarawan Amerika Serikat, pemimpin perguruan tinggi, dan presiden Universitas Harvard.[2] Faust adalah wanita pertama yang menjabat sebagai Presiden Ivy League dan presiden ke-28 universitas ini. Faust adalah wanita kelima yang menjabat sebagai presiden sebuah universitas Ivy League. Bekas Bekas dekan Radcliffe Institute for Advanced Study, Faust juga menjabat sebagai presiden pertama Harvard tanpa kelulusan apapun dari Harvard sejak didirikan tahun 1672.[3][4] Faust didiagnosa kanker payudara tahun 1988. Ia menolak berbicara dengan media tentang diagnosis atau perawatannya.[5]
Pendapatan tahun 2008 dari Universitas ini adalah $3,482,317,000,- atau sekitar 35 trilliun rupiah.Sementara biaya operasional mencapai $3,464,893,000, sehingga memang masih surplus meski relative kecil. Donatur atau sumbangan yang diterima tahun 2008 tersebut besarnya mencapai $36,9 milyar, atau setara dengan 369 trilliun rupiah. Dari donator ini saja Harvard barangkali merupakan sedikit universitas terkaya.
Sementara dari belahan dunia lainnya Universitas Oxford Inggris mencatat sebagai universitas yang setidaknya diajar atau alumni dari 25 Perdana Menteri Inggris, setidaknya alumni dari 25 pemimpin dunia, 47 nobel, 6 raja, 20 Canterbury agung dan 9 pemegang medali Olimpiade. Alumni Ozford berjumlah 170,000 yang berasal dari 60 negara. 120,000 alumni berasal dari Inggris dan sisanya 50,000 alumni berasal dari Negara lainnya. Oxford mencatat bahwa departemen Kimia- nya merupakan yang terbesar, sementara Institut Internet-nya adalah multi-disciplinary yang pertama di dunia. Institute Ageing Oxford juga yang pertama secara internasional yang di-dedikasikan untuk pengetahuan dampak ageing populasi global. Melalui Isis Innovation Limited sebuah perusahaan transfer technology yang mempelopori peneltian dan penemuan akademis. Perusahaan yang berdiri 1988 telah memberikan penghematan pada 60 perusahaan dengan rerata satu paten setiap minggunya.
Oxford Entrepreneur merupakan kumpulan pengusaha mahasiswa terbesar Inggris dengan 1200 anggota dan 10%-nya menjalankan perusahaanya sendiri. Oxford University Press merupakan penerbit yang kesohor, penerbit universitas terbesar dunia dengan 50 kantor dan 3700 karyawan.
Tahun 2007 Oxford memegang ranking 1 di Inggris dan universitas tertua yang berbahasa Inggris. Oxford juga digawangi akademis handal dengan rates 4* dengan tenaga akademis khusus riset berjumlah 2805 dan akademis yang sekaligus mengajar dan riset (1480). Oxford juga memenangkan sponsor penelitian sebesar 214 juta pounds pada 2005.
Perpustakaannya adalah yang terbesar di Inggris dengan lebih dari seratus perpustakaan serta 11 juta item cetak dan sangat banyak pada format lainnya. Bodlein merupakan perpustakaan riset dengan 120 miles panjang rak, 29 ruang baca dan 2490 pengunjung. Ini adalah yang terbesar kedua di Inggris setelah perpusatakaan British. Museum Ashmolean didirikan tahun 1683 merupakan yang tertua di Inggris dan Dunia dengan koleksi benda antic dan seni yang merupakan warisan dunia. Musium Alami Universitas memiliki 4,5 juta specimen yang terbesar dalam zoology, entomology, palaentology, mineralogy dan petrology. Museum lainnya adlah Pitt Rivers untuk antropologi dan arkeologi, Botanic Garden untuk tumbuhan dan Bate Collection of Musical Instrument untuk musik klasik.
Oxford memiliki mahasiswa drop out paling kecil yakni 1,4% ketimbang angka nasional drop out yang mencapai 7,2%. Sementara 40% lulusan sarjananya melanjutkan ke jenjang lebih tinggi ketrimbang rates nasional yang 23%. Siswa yang melamar ke Oxford mencapai score AAB atau lebih tinggi dimana rata-rata mencapai poin A calon mahasiswa adalah 29,9%.
Dari benua Asia barangkali bisa diambilkan contoh Universitas Tokyo, yang berdiri tahun 1876. Universitas Tokyo ini pertama memiliki 4 departemen, Hukum, Science, Sastra dan Kedokteran, ditambah 3 isntitusi. Saat ini telah berkembang menjadi 10 departemen, 11 institut, 18 universitas center, termasuk Museum dan 8 organisasi.
Pengajar akademis berjumlah 4,000 dengan 29,000 mahasiswa, 2269 mahasiswa asing serta 2700 peneliti setiap tahunnya. Pada tahun 2006 Universitas ini memiliki 1250 profesor dan 915 associated professor. Sebaran kampusnya adalah Hongo (56 ha), Komaba (35 ha) dan Kashiwa (24 ha). Fakultas terbanyak ada di Hongo, dan yang terbaru di Kashiwa, pinggiran Tokyo.
Sejak 2007 satu mahasiswa dipilih guna dianugerahi President Award atas pencapaian outstanding prestasinya dalam sembarang bidang. Perpustakaannya didesain terhubung dengan 55 perpustakaan di berbagai fakultas dengan 8,1 juta buku termasuk publikasi. Perpustakaannya juga sudah dikembangkan menjadi digital. Museum University mencakup bidang luas dari palaentologi, antropologi dan koleksi 6.4 juta item penelitian.
Tahun 2007 universitas ini genap berumur 130 tahun. Logo-130 tahun-nya menggambarkan :living body of knowledge” yang mensimbulkan konsistensi riset untuk ilmu pengetahuan baru. Sejak tahun 2007 Universitas mengikuti 277 pertukaran program dan kerjasama dengan 200 institusi dari 47 negara. Tahun 2005 Universitas membuka kantor luar negerinya di Beijing. Universitas juga anggota dari internasional asosiasi seperti AEARU- association of east asian research uni, APRU- association of pacific rim uni, IARU- internasional alliance of research uni.
Read More ..
Thursday, October 22, 2009
Indonesia’s Future – Sebuah Peluang Emas
Meskipun bervisi apokaliptik selama satu dekade yang lalu, Indonesia meraup sukses besar. Namun seharusnya bisa lebih tinggi lagi.
KETIKA Soeharto, Diktator Indonesia selama puluhan tahun, jatuh pada tahun 1998 negara yang sangat ter-integritas nampak dalam keraguan. Negara menghadapi keruntuhan ekonomi, kekacauan poltik dan pemberontakan separatis di Aceh, Papua dan Timor Timur. Negara tetangga berada dalam kekhawatiran terburuk: anarki di Indonesia; gelombang ekstremisme, eksodus orang putus asa; perampokan di beberapa jalur perkapalan tersibuk dunia.
Namun, saat ini Indonesia nampaknya hampir merupakan suatu keajaiban. Laporan khusus the economist dalam masalah ini menggambarkan, kondisi yang stabil, demokrasi damai dengan pertumbuhan ekonomi yang tangguh namun pada jilatan terhormat. Keburukan ini -minus Timor-Leste yang kini independen. Disamping bom bunuh diri bulan Juli di Jakarta, ekstremisme yang telah terpinggirkan dan, merupakan Negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, maupun aturan yang moderat. Pembuat kebijakan Indonesia, secara alami, merasa syukur telah terhindar dari kejatuhan ke jurang. Dan ini cukup memuaskan. Sebaliknya, pembuat kebijakan seharusnya mengkhawatirkan tentang rapuhnya keuntungan yang telah mereka buat, dan seberapa jauh negara ini masih menyadari potensinya.
Presiden saat itu, memiliki kesempatan langka untuk mencoba. Dipilih kembali pada bulan Juli secara mayoritas yang mendebarkan, Partai dari Presiden terpilih juga memiliki lebih banyak kursi ketimbang lainnya di parlemen. Ini merupakan klaim yang menguatkan, akan memungkinkannya untuk menyusun kabinet dengan teknokrat yang kompeten dan menghilangkan kesungkanan dan ketakutan dengan reformasi yang dilakukan pada jabatannya yang pertama. Keberanian bagaimanapun diperlukan: dalam mereformasi ekonomi; mengintensifkan pertempuran melawan bencana korupsi; dan sekop penggali parit proses demokrasi yang solid.
Berbeda sekali dengan ibarat kapal karam selama krisis keuangan Asia 1997-98, Indonesia telah berlayar melalui kredit tanpa banyak kebocoran. PDB diperkirakan akan tumbuh dengan lebih dari 4% tahun ini. Pengendalian fiskal dan permintaan domestic berkelanjutan telah memberikan ekonomi yang solid. Hal ini tidak, bagaimanapun, diterjemahkan ke dalam pengurangan kemiskinan yang dijanjikan pemerintah saat berkuasa pada 2004. Indonesia juga tidak memiliki iklim usaha yang memungkinkan ekonomi tumbuh 6,5% per-tahun dimana rata-rata ini di bawah era Soeharto, apalagi dua digit angka yang dicapai oleh China.
Beberapa indikator kemiskinan, seperti tingkat kekurangan gizi anak, telah hampir tidak membaik sejak tahun 2000, dan lain-lain, seperti kejadian kematian ibu, jauh lebih buruk daripada di banyak negara dengan pendapatan nasional per kepala yang sama. Sebagian ini adalah kegagalan pengeluaran pemerintah. Sekitar setengah dari pengeluaran dialokasikan untuk bahan bakar, listrik dan subsidi lain, yang cenderung menguntungkan pihak yang mampu. Dan pelimpahan penting secara politik atas kekuasaan dan sumber daya memperburuk masalah klasik ini: bahwa pemerintah Indonesia tidak memiliki kapasitas untuk membelanjakan uang secepat seharusnya.
Dengan pasar domestik yang besar- sejumlah 240 juta – Indonesia seharusnya menjadi hub alami untuk perburuan bisnis pada ceruk regional di Asia Tenggara. Namun, kebijakan yang tidak ramah malah mendorong perusahaan-perusahaan lari ke tempat lain. Pada minggu ini laporan tahunan Bank Dunia dalam hal kemudahan melakukan bisnis di seluruh dunia menempatkan Indonesia pada peringkat 122 dari 183 negara, di bawah misalnya, Bangladesh, Ethiopia dan Guatemala. Birokrasi, proteksionisme picik, pembatasan undang-undang perburuhan dan kebingungan antara tingkat pemerintahan yang berbeda menghalangi investasi.
Begitu juga korupsi. Salah satu poin terbesar presiden adalah image yang bersih. Sebuah kampanye melawan korupsi telah membuktikan bahkan orang tua menantunya ditempatkan dibalik jeruji besi. Anti-korupsi telah memiliki dampak, sebagian berkat kerja komisi independen, yang dikenal sebagai KPK. Itulah mungkin mengapa kekuatan KPK berada di bawah ancaman parlemen, yang mungkin belum berhasil hilang sama sekali.
Sebuah proses bukan tujuan
Pencapaian semua yang paling mengagumkan dari Indonesia juga tidak dapat diberikan semata-mata. Meskipun telah mendirikan sebuah demokrasi yang berfungsi dalam waktu singkat, kandidat lain dalam pemilihan bulan Juli menentang hasil pemilu. Mereka memiliki pesan. Pemilihan berjalan cacat. Tidak ada yang seperti Iran atau Afghanistan-gaya-kecurangan - penyalahgunaan tampak secara acak ketimbang sistematis. Tapi apa yang benar-benar menenangkan emosi adalah margin kemenangan Presiden terpilih. Sebelum pemilihan berikutnya, proses yang lebih kuat sangat penting. Kediktatoran sudah nampak tinggal kenangan belaka, gagasan tentang kudeta juga menggelikan. Namun banyak yang sama dikatakan mirip Thailand satu dekade yang lalu, beberapa tahun sebelum tentara melangkah kembali ke politik. Demokrasi Indonesia tampaknya memiliki dasar lebih tangguh, tapi itu bisa menjadi kesalahan serius bila menganggap sudah dibangun sepenuhnya.
The Economist
Read More ..
KETIKA Soeharto, Diktator Indonesia selama puluhan tahun, jatuh pada tahun 1998 negara yang sangat ter-integritas nampak dalam keraguan. Negara menghadapi keruntuhan ekonomi, kekacauan poltik dan pemberontakan separatis di Aceh, Papua dan Timor Timur. Negara tetangga berada dalam kekhawatiran terburuk: anarki di Indonesia; gelombang ekstremisme, eksodus orang putus asa; perampokan di beberapa jalur perkapalan tersibuk dunia.
Namun, saat ini Indonesia nampaknya hampir merupakan suatu keajaiban. Laporan khusus the economist dalam masalah ini menggambarkan, kondisi yang stabil, demokrasi damai dengan pertumbuhan ekonomi yang tangguh namun pada jilatan terhormat. Keburukan ini -minus Timor-Leste yang kini independen. Disamping bom bunuh diri bulan Juli di Jakarta, ekstremisme yang telah terpinggirkan dan, merupakan Negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, maupun aturan yang moderat. Pembuat kebijakan Indonesia, secara alami, merasa syukur telah terhindar dari kejatuhan ke jurang. Dan ini cukup memuaskan. Sebaliknya, pembuat kebijakan seharusnya mengkhawatirkan tentang rapuhnya keuntungan yang telah mereka buat, dan seberapa jauh negara ini masih menyadari potensinya.
Presiden saat itu, memiliki kesempatan langka untuk mencoba. Dipilih kembali pada bulan Juli secara mayoritas yang mendebarkan, Partai dari Presiden terpilih juga memiliki lebih banyak kursi ketimbang lainnya di parlemen. Ini merupakan klaim yang menguatkan, akan memungkinkannya untuk menyusun kabinet dengan teknokrat yang kompeten dan menghilangkan kesungkanan dan ketakutan dengan reformasi yang dilakukan pada jabatannya yang pertama. Keberanian bagaimanapun diperlukan: dalam mereformasi ekonomi; mengintensifkan pertempuran melawan bencana korupsi; dan sekop penggali parit proses demokrasi yang solid.
Berbeda sekali dengan ibarat kapal karam selama krisis keuangan Asia 1997-98, Indonesia telah berlayar melalui kredit tanpa banyak kebocoran. PDB diperkirakan akan tumbuh dengan lebih dari 4% tahun ini. Pengendalian fiskal dan permintaan domestic berkelanjutan telah memberikan ekonomi yang solid. Hal ini tidak, bagaimanapun, diterjemahkan ke dalam pengurangan kemiskinan yang dijanjikan pemerintah saat berkuasa pada 2004. Indonesia juga tidak memiliki iklim usaha yang memungkinkan ekonomi tumbuh 6,5% per-tahun dimana rata-rata ini di bawah era Soeharto, apalagi dua digit angka yang dicapai oleh China.
Beberapa indikator kemiskinan, seperti tingkat kekurangan gizi anak, telah hampir tidak membaik sejak tahun 2000, dan lain-lain, seperti kejadian kematian ibu, jauh lebih buruk daripada di banyak negara dengan pendapatan nasional per kepala yang sama. Sebagian ini adalah kegagalan pengeluaran pemerintah. Sekitar setengah dari pengeluaran dialokasikan untuk bahan bakar, listrik dan subsidi lain, yang cenderung menguntungkan pihak yang mampu. Dan pelimpahan penting secara politik atas kekuasaan dan sumber daya memperburuk masalah klasik ini: bahwa pemerintah Indonesia tidak memiliki kapasitas untuk membelanjakan uang secepat seharusnya.
Dengan pasar domestik yang besar- sejumlah 240 juta – Indonesia seharusnya menjadi hub alami untuk perburuan bisnis pada ceruk regional di Asia Tenggara. Namun, kebijakan yang tidak ramah malah mendorong perusahaan-perusahaan lari ke tempat lain. Pada minggu ini laporan tahunan Bank Dunia dalam hal kemudahan melakukan bisnis di seluruh dunia menempatkan Indonesia pada peringkat 122 dari 183 negara, di bawah misalnya, Bangladesh, Ethiopia dan Guatemala. Birokrasi, proteksionisme picik, pembatasan undang-undang perburuhan dan kebingungan antara tingkat pemerintahan yang berbeda menghalangi investasi.
Begitu juga korupsi. Salah satu poin terbesar presiden adalah image yang bersih. Sebuah kampanye melawan korupsi telah membuktikan bahkan orang tua menantunya ditempatkan dibalik jeruji besi. Anti-korupsi telah memiliki dampak, sebagian berkat kerja komisi independen, yang dikenal sebagai KPK. Itulah mungkin mengapa kekuatan KPK berada di bawah ancaman parlemen, yang mungkin belum berhasil hilang sama sekali.
Sebuah proses bukan tujuan
Pencapaian semua yang paling mengagumkan dari Indonesia juga tidak dapat diberikan semata-mata. Meskipun telah mendirikan sebuah demokrasi yang berfungsi dalam waktu singkat, kandidat lain dalam pemilihan bulan Juli menentang hasil pemilu. Mereka memiliki pesan. Pemilihan berjalan cacat. Tidak ada yang seperti Iran atau Afghanistan-gaya-kecurangan - penyalahgunaan tampak secara acak ketimbang sistematis. Tapi apa yang benar-benar menenangkan emosi adalah margin kemenangan Presiden terpilih. Sebelum pemilihan berikutnya, proses yang lebih kuat sangat penting. Kediktatoran sudah nampak tinggal kenangan belaka, gagasan tentang kudeta juga menggelikan. Namun banyak yang sama dikatakan mirip Thailand satu dekade yang lalu, beberapa tahun sebelum tentara melangkah kembali ke politik. Demokrasi Indonesia tampaknya memiliki dasar lebih tangguh, tapi itu bisa menjadi kesalahan serius bila menganggap sudah dibangun sepenuhnya.
The Economist
Read More ..
Tuesday, October 20, 2009
Ramalan Jayabaya
1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran.
2. One day there will be a cart without a horse.
3. Nanti kalau sudah ada kereta tanpa kuda.
4. Tanah Jawa kalungan wesi.
5. The island of Java will be circled by an iron necklace.
6. Pula Jawa berkalung besi.
7. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang.
8. There will be a boat flying in the sky.
9. Ada perahu melayang di udara.
10. Kali ilang kedhunge.
11. The river will loose its current.
12. Sungai akan kehilangan mata air.
13. Pasar ilang kumandhang.
14. There will be markets without crowds.
15. Pasar menjadi lengang.
16. Iku tanda yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak.
17. These are the signs that the Jayabaya era is coming.
18. Itu pertanda datangnya jaman Jayabaya semakin dekat.
19. Bumi saya suwe saya mengkeret.
20. The earth will shrink.
21. Bumi akan semakin mengecil.
22. Sekilan bumi dipajeki.
23. Every inch of land will be taxed.
24. Setiap inchi tanah dipajaki.
25. Jaran doyan mangan sambel.
26. Horses will devour chili sauce.
27. Kuda makan sambal.
28. Wong wadon nganggo pakaian lanang.
29. Women will dress in men's clothes.
30. Perempuan mengenakan baju laki-laki.
31. Iku tandane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman.
32. These are the signs that the people and their civilization have been turned upside down.
33. Itu pertanda bila manusia akan mengalami bolak-balik jaman.
34. Akeh janji ora ditetepi.
35. Many promises unkept.
36. Banyak janji tidak ditepati.
37. Akeh wong wani mlanggar sumpahe dhewe.
38. Many break their oath.
39. Banyak yang melanggar sumpahnya sendiri.
40. Manungsa pada seneng nyalah.
41. People will tend to blame on each other.
42. Manusia saling menyalahkan.
43. Ora ngindahake hukum Allah.
44. They will ignore God's law.
45. Mereka mengabaikan hukum Tuhan.
46. Barang jahat diangkat-angkat.
47. Evil things will be lifted up.
48. Kejahatan diangkat-angkat.
49. Barang suci dibenci.
50. Holy things will be despised.
51. Sesuatu yang suci malah dibenci.
52. Akeh manungsa mung ngutamake duwit.
53. Many people will become fixated on money.
54. Manusia hanya mengutamakan uang.
55. Lali kamanungsan.
56. Ignoring humanity.
57. Lupa kemanusiaan.
58. Lali kabecikan.
59. Forgetting kindness.
60. Lupa kebaikan.
61. Lali sanak lali kadang.
62. Abandoning their families.
63. Menelantarkan saudaranya.
64. Akeh Bapa lali anak.
65. Fathers will abandon their children.
66. Orang tua banyak melupakan anak.
67. Akeh anak wani nglawan ibu.
68. Children will be disrespectful to their mothers.
69. Anak melawan orang tua/ibu.
70. Nantang bapa.
71. And battle against their fathers.
72. Menentang Ayah.
73. Sedulur pada cidra.
74. Siblings will collide violently.
75. Saudara saling ingkar.
76. Kulawarga pada curiga.
77. Family members will become suspicious of each other.
78. Keluarga saling curiga.
79. Kanca dadi mungsuh.
80. Friends become enemies.
81. Teman menjadi musuh.
82. Akeh manungsa lali asale.
83. People will forget their roots.
84. Manusia lupa asalnya.
85. Ukuman Ratu ora adil.
86. The queen's judgements will be unjust.
87. Hukuman tidak adil.
88. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil.
89. There will be many peculiar and evil leaders.
90. Banyak pemimpin yang jahat dan tidak wajar.
91. Akeh kelakuan sing ganjil.
92. Many will behave strangely.
93. Kelakuan banyak yang ganjil.
94. Wong apik-apik pada kepencil.
95. Good people will be isolated.
96. Orang baik justru terpinggirkan.
97. Akeh wong nyambut gawe apik-apik pada krasa isin.
98. Many people will be too embarrassed to do the right things.
99. Merasa malu meski pekerjaan baik.
100. Luwih utama ngapusi.
101. Choosing falsehood instead.
102. Lebih utama menipu.
103. Wegah nyambut gawe.
104. Many will be lazy to work.
105. Malas bekerja.
106. Kepingin urip mewah.
107. Seduced by luxury.
108. Ingin hidup mewah.
109. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka.
110. They will take the easy path of crime and deceit.
111. Mengumbar nafsu angkara murka, membanggakan kejahatan.
112. Wong bener thenger-thenger.
113. The honest will be confused.
114. Orang jujur menjadi bingung.
115. Wong salah bungah.
116. The dishonest will be joyful.
117. Yang salah bahagia.
118. Wong apik ditampik-tampik.
119. The good will be rejected.
120. Yang baik ditolak.
121. Wong jahat munggah pangkat.
122. The evil ones will rise to the top.
123. Yang jahat naik jabatan.
124. Wong agung kesinggung.
125. Noble people will be wounded by unjust criticism.
126. Yang mulia terluka.
127. Wong ala kepuja.
128. Evil doers will be worshipped.
129. Yang salah dipuja.
130. Wong wadon ilang kawirangane.
131. Women will become shameless.
132. Perempuan hilang malunya.
133. Wong lanang ilang kaprawirane.
134. Men will loose their courage.
135. Laki-laki hilang keberaniannya.
136. Akeh wong lanang ora duwe bojo.
137. Men will choose not to get married.
138. Banyak laki-laki tidak beristri.
139. Akeh wong wadon ora setya marang bojone.
140. Women will be unfaithful to their husbands.
141. Banyak perempuan tidak setia terhadap suami.
142. Akeh ibu pada ngedol anake.
143. Mothers will sell their babies.
144. Banyak ibu menjual anaknya.
145. Akeh wong wadon ngedol awake.
146. Women will engage in prostitution.
147. Banyak prostitusi.
148. Akeh wong ijol bebojo.
149. Couples will trade partners.
150. Banyak yang tukar pasangan suami/istri.
151. Wong wadon nunggang jaran.
152. Women will ride horses.
153. Perempuan naik kuda.
154. Wong lanang linggih plangki.
155. Men will be carried in a stretcher.
156. Laki-laki ditandu.
157. Randa seuang loro.
158. A divorcee will be valued at 17 cents.
159. Janda tidak berharga.
160. Prawan seaga lima.
161. A virgin will be valued at 10 cents.
162. Perawan bernilai rendah.
163. Duda pincang laku sembilan uang.
164. A crippled men will be valued at 75 cents.
165. Duda pincang lebih bernilai.
166. Akeh wong ngedol ngelmu.
167. Many will earn their living by trading their knowledge.
168. Banyak orang menjual ilmu.
169. Akeh wong ngaku-aku.
170. Many will claims other's merits as their own.
171. Banyak yang mengaku-aku.
172. Njabane putih njerone dadu.
173. It is only a cover for the dice.
174. Hanya penutup dadu.
175. Ngakune suci, nanging sucine palsu.
176. They will proclaim their righteousness despite their sinful ways.
177. Mereka mengaku benar namun ternyata bohong.
178. Akeh bujuk akeh lojo.
179. Many will use sly and dirty tricks.
180. Banyak menggunakan trik licik dan kotor.
181. Akeh udan salah mangsa.
182. Rains will fall in the wrong season.
183. Hujan turun salah musim.
184. Akeh prawan tuwa.
185. Many women will remain virgins into their old age.
186. Banyak perawan tua.
187. Akeh randa nglairake anak.
188. Many divorcees will give birth.
189. Banyak janda melahirkan.
190. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne.
191. Newborns will search for their fathers.
192. Banyak bayi lahir tidak jelas ayahnya.
193. Agama akeh sing nantang.
194. Religions will be attacked.
195. Agama banyak diserang.
196. Perikamanungsan saya ilang.
197. Humanitarianism will no longer have importance.
198. Perikemanusiaan semakin hilang.
199. Omah suci dibenci.
200. Holy temples will be hated.
201. Tempat ibadah dibenci.
202. Omah ala saya dipuja.
203. They will be more fond of praising evil places.
204. Tempat maksiat diburu.
205. Wong wadon lacur ing ngendi-endi.
206. Prostitution will be everywhere.
207. Perempuan melacur dimana-mana.
208. Akeh laknat.
209. There will be many worthy of damnation.
210. Banyak laknat.
211. Akeh pengkhianat.
212. There will be many betrayals.
213. Banyak pengkhianat.
214. Anak mangan bapak.
215. Children will be against father.
216. Anak melawan orang tua.
217. Sedulur mangan sedulur.
218. Siblings will be against siblings.
219. Saudara saling menghancurkan.
220. Kanca dadi mungsuh.
221. Friends will become enemies.
222. Teman menjadi musuh.
223. Guru disatru.
224. Students will show hostility toward teachers.
225. Guru dimusuhi.
226. Tangga pada curiga.
227. Neighbours will become suspicious of each other.
228. Tetanga saling curiga.
229. Kana-kene saya angkara murka.
230. And ruthlessness will be everywhere.
231. Kejahatan dimana-mana.
232. Sing weruh kebubuhan.
233. The eyewitness has to take the responsibility.
234. Saksi menanggung tanggung-jawab.
235. Sing ora weruh ketutuh.
236. The ones who have nothing to do with the case will be prosecuted.
237. Yang tidak tahu dituntut.
238. Besuk yen ana peperangan.
239. One day when there will armagedon.
240. Nanti bila ada perang.
241. Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor.
242. In the east, in the west, in the south, and in the north.
243. Dari timur, barat, selatan dan utara.
244. Akeh wong becik saya sengsara.
245. Good people will suffer more.
246. Banyak manusia baik menjadi sengsara.
247. Wong jahat saya seneng.
248. Bad people will be happier.
249. Yang jahat semakin senang.
250. Wektu iku akeh dandang diunekake kuntul.
251. When this happens, a rice cooker will be said to be an egret.
252. Saat itu alat masak dibilang burung.
253. Wong salah dianggep bener.
254. The wrong person will be assumed to be honest.
255. Yang salah dianggap benar.
256. Pengkhianat nikmat.
257. Betrayers will live in the utmost of material comfort.
258. Pengkhianat merasa nyaman.
259. Durjono saya sempurna.
260. The deceitful will decline even further.
261. Yang jahat semakin sempurna.
262. Wong jahat munggah pangkat.
263. The evil persons will rise to the top.
264. Yang jahat naik jabatan.
265. Wong lugu kebelenggu.
266. The modest will be trapped.
267. Yang jujur terjebak.
268. Wong mulyo dikunjoro.
269. The noble will be imprisoned.
270. Yang benar dipenjara.
271. Sing curang garang.
272. The fraudulent will be ferocious.
273. Yang curang lebih galak.
274. Sing jujur kojur.
275. The honest will unlucky.
276. Yang jujur hancur.
277. Pedagang akeh sing keplarang.
278. Many merchants will fly in a mess.
279. Banyak pedagang bangkrut.
280. Wong main akeh sing ndadi.
281. Gamblers will become more addicted to gambling.
282. Judi merajalela.
283. Akeh barang haram.
284. Illegal things will be everywhere.
285. Banyak barang haram.
286. Akeh anak haram.
287. Many babies will be born outside of legal marriage.
288. Banyak anak lahir tanpa ayah.
289. Wong wadon nglamar wong lanang.
290. Women will propose marriage.
291. Perempuan melamar laki-laki.
292. Wong lanang ngasorake drajate dhewe.
293. Men will lower their own status.
294. Laki-laki merendahkan derajatnya.
295. Akeh barang-barang mlebu luang.
296. The merchandise will be left unsold.
297. Banyak barang tidak terjual.
298. Akeh wong kaliren lan wuda.
299. Many people will suffer from starvation and inability to afford
300. clothing.
301. Banyak kelaparan dan telanjang.
302. Wong tuku nglenik sing dodol.
303. Buyers will become more sophisticated.
304. Pembeli semakin canggih.
305. Sing dodol akal okol.
306. Sellers will have to use their brains and muscle to do business.
307. Penjual menggunakan pikiran dan ototnya.
308. Wong golek pangan kaya gabah diinteri.
309. In the way they earn a living, people will be as rice paddies being
310. swung around and blown up.
311. Pencari kerja menjamur.
312. Sing kebat kliwat.
313. Some will go wild out of control.
314. Banyak yang diluar kendali.
315. Sing telah sambat.
316. Those who are not ambitious will complaint of being left behind.
317. Yang tidak ambisius bakal tertinggal.
318. Sing gede kesasar.
319. The ones on the top will get lost.
320. Yang berada dipuncak semakin tersesat.
321. Sing cilik kepleset.
322. The ordinary people will slip.
323. Orang kecil terpeleset.
324. Sing anggak ketunggak.
325. The arrogant ones will be impaled.
326. Mereka yang arogan akan tertusuk.
327. Sing wedi mati.
328. The fearful ones will not survive.
329. Yang takut akan mati.
330. Sing nekat mbrekat.
331. The risk takers will be successful.
332. Yang nekat akan berhasil.
333. Sing jerih ketindhih.
334. The ones who are afraid of taking the risks will be crushed under foot.
335. Yang pengecut akan terkubur.
336. Sing ngawur makmur,
337. The careless ones will be wealthy.
338. Yang ngawur malah makmur.
339. Sing ngati-ati ngrintih.
340. The careful ones will whine about their suffering.
341. Yang berhati-hati menderita.
342. Sing ngedan keduman.
343. The crazy ones will get their portion.
344. Yang gila bakal kebagian.
345. Sing waras nggagas.
346. The ones who are mentally and physically healthy will think wisely.
347. Yang waras berpikir bijak.
348. Wong tani ditaleni.
349. The farmers will be controlled.
350. Petani dikontrol.
351. Wong dora ura-ura.
352. Those who are corrupt will spend their fortune lavishly.
353. Yang korup berhura-hura.
354. Ratu ora netepi janji, musna kekuasaane.
355. The queen who does not keep her promises will lose her power.
356. Pemimpin ingkar janji bakal hilang kekuasaanya.
357. Bupati dadi rakyat.
358. The leaders will become ordinary persons.
359. Pemimpin menjadi orang biasa.
360. Wong cilik dadi priyayi.
361. The ordinary people will become leaders.
362. Orang biasa menjadi pemimpin.
363. Sing mendele dadi gede,
364. The dishonest persons will rise to the top.
365. Yang tidak jujur naik ke puncak.
366. Sing jujur kojur.
367. The honest ones will be unlucky.
368. Yang jujur hancur.
369. Akeh omah ing nduwur jaran.
370. There will be many people own a house on horseback.
371. Banyak orang tinggal di punggung kuda sebagai rumahnya.
372. Wong mangan wong.
373. People will attack other people.
374. Saling menghancurkan.
375. Anak lali bapak.
376. Children will ignore their fathers.
377. Anak lupa ayahnya.
378. Wong tuwa lali tuwane.
379. Parents will not want to take their responsibility as parents.
380. Orang tua tidak memikirkan keluarganya.
381. Pedagang adol barang saya laris.
382. Merchants will sell out of their merchandise.
383. Pedagang semakin laris jualanya.
384. Bandane saya ludes.
385. Yet, they will lose money.
386. Hartanya ludes.
387. Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan.
388. Many people will die from starvation in prosperous times.
389. Banyak yang mati kelaparan diantara kemakmuran.
390. Akeh wong nyekel banda nanging uripe sengsara.
391. Many people will have lots of money yet, be unhappy in their lives.
392. Banyak yang memiliki harta namun hidupnya sengsara.
393. Sing edan bisa dandan.
394. The crazy one will be beautifully attired.
395. Yang gila berbaju keren.
396. Sing bengkong bisa nggalang gedong.
397. The insane will be able to build a lavish estate.
398. Yang gila membangun property mewah.
399. Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil.
400. The ones who are fair and sane will suffer in their lives and will be isolated.
401. Yang waras dan adil justru hidupnya susah dan terpinggirkan.
402. Ana peperangan ing njero.
403. There will be internal wars.
404. Terjadi perang internal.
405. Timbul amarga para pangkat akeh sing pada salah paham.
406. As a result of misunderstandings between those at the top.
407. Banyak kesalahpahaman antara pemimpin yang di puncak.
408. Durjana saya ngambra-ambra.
409. The numbers of evil doers will increase sharply.
410. Pihak yang jahat semakin meluas.
411. Penjahat saya tambah.
412. There will be more criminals.
413. Penjahat bertambah banyak.
414. Wong apik saya sengsara.
415. The good people will live in misery.
416. Yang baik semakin sengsara.
417. Akeh wong mati jalaran saka peperangan.
418. There will be many people die in a war.
419. Banyak yang meninggal akibat perang.
420. Kebingungan lan kobongan.
421. Others will be disoriented, and their property burnt.
422. Banyak yang bingung dan terbakar asetnya.
423. Wong bener saya tenger-tenger.
424. The honest will be confused.
425. Yang benar semakin pusing.
426. Wong salah saya bungah-bungah.
427. The dishonest will be joyful.
428. Yang salah semakin bahagia.
429. Akeh banda musna ora karuan lungane.
430. There will be disappearance of great riches.
431. Banyak harta hilang tak tentu rimbanya.
432. Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe.
433. There will be disappearance of great titles, and jobs.
434. Banyak gelar dan jabatan yang hilang tanpa sebab.
435. Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram.
436. There will be many illegal goods.
437. Banyak barang dan anak haram.
438. Bejane sing lali, bejane sing eling.
439. There will be more lucky for the reminder.
440. Masih untung yang waspada.
441. Nanging sauntung-untunge sing lali.
442. Those people who forget God's Will may be happy on earth.
443. Seberuntungnya yang lalai.
444. Isih untung sing waspada.
445. But those who are remember God's will are destined to be happier still.
446. Masih beruntung Yang waspada.
447. Angkara murka saya ndadi.
448. Ruthlessness will become worse.
449. Kejahatan menjadi-jadi.
450. Kana-kene saya bingung.
451. Everywhere the situation will be chaotic.
452. Bingung dimana-mana.
453. Pedagang akeh alangane.
454. Doing business will be more difficult.
455. Bisnis semakin sulit.
456. Akeh buruh nantang juragan.
457. Workers will challenge their employers.
458. Banyak pekerja menentang pengusaha.
459. Juragan dadi umpan.
460. The employers will become bait for their employees.
461. Pengusaha menjadi umpan.
462. Sing suwarane seru oleh pengaruh.
463. Those who speak out will be more influential.
464. Yang bersuara keras lebih berpengaruh.
465. Wong pinter diingar-ingar.
466. The wise ones will be ridiculed.
467. Yang bijak ditertawakan.
468. Wong ala diuja.
469. The evil ones will be worshipped.
470. Yang jelek dipuja.
471. Wong ngerti mangan ati.
472. The knowledgeable ones will show no compassion.
473. Yang berilmu tanpa belas kasihan.
474. Banda dadi memala.
475. The pursuit of material comfort will incite crime.
476. Harta menyulut kejahatan.
477. Pangkat dadi pemikat.
478. Job titles will become enticing.
479. Jabatan menjadi pemikat.
480. Sing sawenang-wenang rumangsa menang.
481. Those who act arbitrarily will feel as if they are the winners.
482. Yang sewenang-wenang merasa menjadi pemenang.
483. Sing ngalah rumangsa kabeh salah.
484. Those who act wisely will feel as if everything is wrong.
485. Yang mengalah merasa semuanya salah.
486. Ana Bupati saka wong sing asor imane.
487. There will be leaders who are weak in their faith.
488. Ada pemimpin dari mereka yang rendah imannya.
489. Patihe kepala judi.
490. Their vice regent will be selected from among the ranks of the gamblers.
491. Wong sing atine suci dibenci.
492. Those who have a holy heart will be rejected.
493. Bersih hatinya dibenci.
494. Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat.
495. Those who are evil, and know how to flatter their boss,will be promoted.
496. Yang jahat dan penjilat semakin menanjak.
497. Pemerasan saya ndadra.
498. Human exploitation will be worse.
499. Pemerasan dimana-mana.
500. Maling lungguh wetenge mblenduk.
501. The corpulent thieves will be able to sit back and relax.
502. Pencuri bersantai perutnya buncit.
503. Pitik angkrem saduwurane pikulan.
504. The hen will hacth eggs in a carrying pole.
505. Ayam mengeram diatas pikulan.
506. Maling wani nantang sing duwe omah.
507. Thieves will not be afraid to challenge the target.
508. Pencuri berani nantang pemilik rumah.
509. Begal pada ndugal.
510. Robbers will dissent into greater evil.
511. Perampok semakin menjadi setan.
512. Rampok pada keplok-keplok.
513. Looters will be given applause.
514. Perampok bertepuk tangan.
515. Wong momong mitenah sing diemong.
516. People will slander their caregivers.
517. Saling memfitnah.
518. Wong jaga nyolong sing dijaga.
519. Guards will steel the very things they are to protect.
520. Pagar makan tanaman.
521. Wong njamin njaluk dijamin.
522. Guarantors will ask for collateral.
523. Penjamin minta jaminan.
524. Akeh wong mendem donga.
525. Many will ask for blessings.
526. Banyak yang gila doa.
527. Kana-kene rebutan unggul.
528. Everybody will compete for personal victory.
529. Masing-masing bersaing untuk kemenangan pribadi.
530. Angkara murka ngombro-ombro.
531. Ruthlessness will be everywhere.
532. Kejahatan merajalela.
533. Agama ditantang.
534. Religions will be questioned.
535. Agama ditentang.
536. Akeh wong angkara murka.
537. Many people will be greedy for power, wealth and position.
538. Banyak yang angkara murka.
539. Nggedeake duraka.
540. Rebelliousness will increase.
541. Memperbesar kejahatan.
542. Ukum agama dilanggar.
543. Religious law will be broken.
544. Hokum agama dilanggar.
545. Perikamanungsan di-iles-iles.
546. Human rights will be violated.
547. Perikemanusiaan diinjak-injak.
548. Kasusilan ditinggal.
549. Ethics will left behind.
550. Etika ditinggalkan.
551. Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi.
552. Many will be insane, cruel and immoral.
553. Banyak yang gila, jahat dan hilang akal budi.
554. Wong cilik akeh sing kepencil.
555. Ordinary people will be segregated.
556. Wong cilik banyak yang dipencilkan.
557. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil.
558. They will become the victims of evil and cruel persons.
559. Karena menjadi korban yang jahat dan usil.
560. Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit.
561. Then there will come a queen who is influential.
562. Bakal ada pemimpin memiliki pengaruh dan pasukan.
563. Lan duwe prajurit
564. She will have her own armies.
565. Dan memiliki pasukan.
566. Negarane ambane sapra-walon.
567. Her country will measured one-eighth the circumference of the world.
568. Luasnya Negara seperdelapan.
569. Tukang mangan suap saya ndadra.
570. The number of people who commit bribery will increase.
571. Penerima suap semakin menjadi.
572. Wong jahat ditampa.
573. The evil ones will be accepted.
574. Yang jahat diterima.
575. Wong suci dibenci.
576. The innocent ones will be rejected.
577. Yang bersih malah dibenci.
578. Timah dianggep perak.
579. Tin will be thought to be silver.
580. Timah dianggap perak.
581. Emas diarani tembaga.
582. Gold will be thought to be copper.
583. Emas dibilang tembaga.
584. Dandang dikandakake kuntul.
585. A rice cooker will be thought to be an egret.
586. Alat masak dibilang burung.
587. Wong dosa sentosa.
588. The sinful ones will be safe and live in tranquility.
589. Yang berdosa malah sukses.
590. Wong cilik disalahake.
591. The poor will be blamed.
592. Wong cilik disalahkan.
593. Wong nganggur kesungkur.
594. The unemployed will be rooted up.
595. Yang pengangguran terjatuh.
596. Wong sregep krungkep.
597. The diligent ones will be forced down.
598. Yang rajin terkapar.
599. Wong nyengit kesengit.
600. The people will seek revenge against the fiercely violent ones.
601. Pendendam akan menerima dendam.
602. Buruh mangluh.
603. Workers will suffer from overwork.
604. Pekerja menderita beban kerja.
605. Wong sugih krasa wedi.
606. The rich will feel unsafe.
607. Yang kaya merasa takut.
608. Wong wedi dadi priyayi.
609. People who feel insecure belong to the upper class.
610. Penakut menjadi orang terpandang.
611. Senenge wong jahat.
612. Happiness will belong to evil persons.
613. Yang disukai yang jahat.
614. Susahe wong cilik.
615. Trouble will belong to the poor.
616. Kaum miskin semakin susah.
617. Akeh wong dakwa dinakwa.
618. Many will sue each other.
619. Saling menuduh satu sama lainnya.
620. Tindake menungsa saya kuciwa.
621. Human behaviour will fall short of moral enlightenment.
622. Manusia semakin tergerus moralnya.
623. Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi.
624. Leaders will discuss and choose which countries are their favourites and which ones are not.
625. Pemimpin saling diskusi wilayah mana yang dipilih dan disukai.
626. Wong Jawa kari separo,
627. The Javanese will remain half.
628. Orang jawa tinggal setengahnya.
629. Landa-Cina kari sejodo.
630. The Dutch and the Chinese each will remain a pair.
631. Belanda dan china tinggal sedikit.
632. Akeh wong ijir, akeh wong cethil.
633. Many become stingy.
634. Banyak yang pelit.
635. Sing eman ora keduman.
636. The stingy ones will not get their portion.
637. Yang pelit tidak kebagian.
638. Sing keduman ora eman.
639. The ones who receive their portion will be generous.
640. Yang kebagian akan bermurah hati.
641. Akeh wong mbambung.
642. Street beggars will be everywhere.
643. Pengemis dimana-mana.
644. Akeh wong limbung.
645. Bewildered persons will be everywhere.
646. Orang bingung dimana-mana.
647. Selot-selote mbesuk wolak-waliking jaman teka.
648. These are the signs that the people and their civilization have been turned upside down.
649. Pertanda bahwa peradaban sudah jungkir balik.
Read More ..
2. One day there will be a cart without a horse.
3. Nanti kalau sudah ada kereta tanpa kuda.
4. Tanah Jawa kalungan wesi.
5. The island of Java will be circled by an iron necklace.
6. Pula Jawa berkalung besi.
7. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang.
8. There will be a boat flying in the sky.
9. Ada perahu melayang di udara.
10. Kali ilang kedhunge.
11. The river will loose its current.
12. Sungai akan kehilangan mata air.
13. Pasar ilang kumandhang.
14. There will be markets without crowds.
15. Pasar menjadi lengang.
16. Iku tanda yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak.
17. These are the signs that the Jayabaya era is coming.
18. Itu pertanda datangnya jaman Jayabaya semakin dekat.
19. Bumi saya suwe saya mengkeret.
20. The earth will shrink.
21. Bumi akan semakin mengecil.
22. Sekilan bumi dipajeki.
23. Every inch of land will be taxed.
24. Setiap inchi tanah dipajaki.
25. Jaran doyan mangan sambel.
26. Horses will devour chili sauce.
27. Kuda makan sambal.
28. Wong wadon nganggo pakaian lanang.
29. Women will dress in men's clothes.
30. Perempuan mengenakan baju laki-laki.
31. Iku tandane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman.
32. These are the signs that the people and their civilization have been turned upside down.
33. Itu pertanda bila manusia akan mengalami bolak-balik jaman.
34. Akeh janji ora ditetepi.
35. Many promises unkept.
36. Banyak janji tidak ditepati.
37. Akeh wong wani mlanggar sumpahe dhewe.
38. Many break their oath.
39. Banyak yang melanggar sumpahnya sendiri.
40. Manungsa pada seneng nyalah.
41. People will tend to blame on each other.
42. Manusia saling menyalahkan.
43. Ora ngindahake hukum Allah.
44. They will ignore God's law.
45. Mereka mengabaikan hukum Tuhan.
46. Barang jahat diangkat-angkat.
47. Evil things will be lifted up.
48. Kejahatan diangkat-angkat.
49. Barang suci dibenci.
50. Holy things will be despised.
51. Sesuatu yang suci malah dibenci.
52. Akeh manungsa mung ngutamake duwit.
53. Many people will become fixated on money.
54. Manusia hanya mengutamakan uang.
55. Lali kamanungsan.
56. Ignoring humanity.
57. Lupa kemanusiaan.
58. Lali kabecikan.
59. Forgetting kindness.
60. Lupa kebaikan.
61. Lali sanak lali kadang.
62. Abandoning their families.
63. Menelantarkan saudaranya.
64. Akeh Bapa lali anak.
65. Fathers will abandon their children.
66. Orang tua banyak melupakan anak.
67. Akeh anak wani nglawan ibu.
68. Children will be disrespectful to their mothers.
69. Anak melawan orang tua/ibu.
70. Nantang bapa.
71. And battle against their fathers.
72. Menentang Ayah.
73. Sedulur pada cidra.
74. Siblings will collide violently.
75. Saudara saling ingkar.
76. Kulawarga pada curiga.
77. Family members will become suspicious of each other.
78. Keluarga saling curiga.
79. Kanca dadi mungsuh.
80. Friends become enemies.
81. Teman menjadi musuh.
82. Akeh manungsa lali asale.
83. People will forget their roots.
84. Manusia lupa asalnya.
85. Ukuman Ratu ora adil.
86. The queen's judgements will be unjust.
87. Hukuman tidak adil.
88. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil.
89. There will be many peculiar and evil leaders.
90. Banyak pemimpin yang jahat dan tidak wajar.
91. Akeh kelakuan sing ganjil.
92. Many will behave strangely.
93. Kelakuan banyak yang ganjil.
94. Wong apik-apik pada kepencil.
95. Good people will be isolated.
96. Orang baik justru terpinggirkan.
97. Akeh wong nyambut gawe apik-apik pada krasa isin.
98. Many people will be too embarrassed to do the right things.
99. Merasa malu meski pekerjaan baik.
100. Luwih utama ngapusi.
101. Choosing falsehood instead.
102. Lebih utama menipu.
103. Wegah nyambut gawe.
104. Many will be lazy to work.
105. Malas bekerja.
106. Kepingin urip mewah.
107. Seduced by luxury.
108. Ingin hidup mewah.
109. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka.
110. They will take the easy path of crime and deceit.
111. Mengumbar nafsu angkara murka, membanggakan kejahatan.
112. Wong bener thenger-thenger.
113. The honest will be confused.
114. Orang jujur menjadi bingung.
115. Wong salah bungah.
116. The dishonest will be joyful.
117. Yang salah bahagia.
118. Wong apik ditampik-tampik.
119. The good will be rejected.
120. Yang baik ditolak.
121. Wong jahat munggah pangkat.
122. The evil ones will rise to the top.
123. Yang jahat naik jabatan.
124. Wong agung kesinggung.
125. Noble people will be wounded by unjust criticism.
126. Yang mulia terluka.
127. Wong ala kepuja.
128. Evil doers will be worshipped.
129. Yang salah dipuja.
130. Wong wadon ilang kawirangane.
131. Women will become shameless.
132. Perempuan hilang malunya.
133. Wong lanang ilang kaprawirane.
134. Men will loose their courage.
135. Laki-laki hilang keberaniannya.
136. Akeh wong lanang ora duwe bojo.
137. Men will choose not to get married.
138. Banyak laki-laki tidak beristri.
139. Akeh wong wadon ora setya marang bojone.
140. Women will be unfaithful to their husbands.
141. Banyak perempuan tidak setia terhadap suami.
142. Akeh ibu pada ngedol anake.
143. Mothers will sell their babies.
144. Banyak ibu menjual anaknya.
145. Akeh wong wadon ngedol awake.
146. Women will engage in prostitution.
147. Banyak prostitusi.
148. Akeh wong ijol bebojo.
149. Couples will trade partners.
150. Banyak yang tukar pasangan suami/istri.
151. Wong wadon nunggang jaran.
152. Women will ride horses.
153. Perempuan naik kuda.
154. Wong lanang linggih plangki.
155. Men will be carried in a stretcher.
156. Laki-laki ditandu.
157. Randa seuang loro.
158. A divorcee will be valued at 17 cents.
159. Janda tidak berharga.
160. Prawan seaga lima.
161. A virgin will be valued at 10 cents.
162. Perawan bernilai rendah.
163. Duda pincang laku sembilan uang.
164. A crippled men will be valued at 75 cents.
165. Duda pincang lebih bernilai.
166. Akeh wong ngedol ngelmu.
167. Many will earn their living by trading their knowledge.
168. Banyak orang menjual ilmu.
169. Akeh wong ngaku-aku.
170. Many will claims other's merits as their own.
171. Banyak yang mengaku-aku.
172. Njabane putih njerone dadu.
173. It is only a cover for the dice.
174. Hanya penutup dadu.
175. Ngakune suci, nanging sucine palsu.
176. They will proclaim their righteousness despite their sinful ways.
177. Mereka mengaku benar namun ternyata bohong.
178. Akeh bujuk akeh lojo.
179. Many will use sly and dirty tricks.
180. Banyak menggunakan trik licik dan kotor.
181. Akeh udan salah mangsa.
182. Rains will fall in the wrong season.
183. Hujan turun salah musim.
184. Akeh prawan tuwa.
185. Many women will remain virgins into their old age.
186. Banyak perawan tua.
187. Akeh randa nglairake anak.
188. Many divorcees will give birth.
189. Banyak janda melahirkan.
190. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne.
191. Newborns will search for their fathers.
192. Banyak bayi lahir tidak jelas ayahnya.
193. Agama akeh sing nantang.
194. Religions will be attacked.
195. Agama banyak diserang.
196. Perikamanungsan saya ilang.
197. Humanitarianism will no longer have importance.
198. Perikemanusiaan semakin hilang.
199. Omah suci dibenci.
200. Holy temples will be hated.
201. Tempat ibadah dibenci.
202. Omah ala saya dipuja.
203. They will be more fond of praising evil places.
204. Tempat maksiat diburu.
205. Wong wadon lacur ing ngendi-endi.
206. Prostitution will be everywhere.
207. Perempuan melacur dimana-mana.
208. Akeh laknat.
209. There will be many worthy of damnation.
210. Banyak laknat.
211. Akeh pengkhianat.
212. There will be many betrayals.
213. Banyak pengkhianat.
214. Anak mangan bapak.
215. Children will be against father.
216. Anak melawan orang tua.
217. Sedulur mangan sedulur.
218. Siblings will be against siblings.
219. Saudara saling menghancurkan.
220. Kanca dadi mungsuh.
221. Friends will become enemies.
222. Teman menjadi musuh.
223. Guru disatru.
224. Students will show hostility toward teachers.
225. Guru dimusuhi.
226. Tangga pada curiga.
227. Neighbours will become suspicious of each other.
228. Tetanga saling curiga.
229. Kana-kene saya angkara murka.
230. And ruthlessness will be everywhere.
231. Kejahatan dimana-mana.
232. Sing weruh kebubuhan.
233. The eyewitness has to take the responsibility.
234. Saksi menanggung tanggung-jawab.
235. Sing ora weruh ketutuh.
236. The ones who have nothing to do with the case will be prosecuted.
237. Yang tidak tahu dituntut.
238. Besuk yen ana peperangan.
239. One day when there will armagedon.
240. Nanti bila ada perang.
241. Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor.
242. In the east, in the west, in the south, and in the north.
243. Dari timur, barat, selatan dan utara.
244. Akeh wong becik saya sengsara.
245. Good people will suffer more.
246. Banyak manusia baik menjadi sengsara.
247. Wong jahat saya seneng.
248. Bad people will be happier.
249. Yang jahat semakin senang.
250. Wektu iku akeh dandang diunekake kuntul.
251. When this happens, a rice cooker will be said to be an egret.
252. Saat itu alat masak dibilang burung.
253. Wong salah dianggep bener.
254. The wrong person will be assumed to be honest.
255. Yang salah dianggap benar.
256. Pengkhianat nikmat.
257. Betrayers will live in the utmost of material comfort.
258. Pengkhianat merasa nyaman.
259. Durjono saya sempurna.
260. The deceitful will decline even further.
261. Yang jahat semakin sempurna.
262. Wong jahat munggah pangkat.
263. The evil persons will rise to the top.
264. Yang jahat naik jabatan.
265. Wong lugu kebelenggu.
266. The modest will be trapped.
267. Yang jujur terjebak.
268. Wong mulyo dikunjoro.
269. The noble will be imprisoned.
270. Yang benar dipenjara.
271. Sing curang garang.
272. The fraudulent will be ferocious.
273. Yang curang lebih galak.
274. Sing jujur kojur.
275. The honest will unlucky.
276. Yang jujur hancur.
277. Pedagang akeh sing keplarang.
278. Many merchants will fly in a mess.
279. Banyak pedagang bangkrut.
280. Wong main akeh sing ndadi.
281. Gamblers will become more addicted to gambling.
282. Judi merajalela.
283. Akeh barang haram.
284. Illegal things will be everywhere.
285. Banyak barang haram.
286. Akeh anak haram.
287. Many babies will be born outside of legal marriage.
288. Banyak anak lahir tanpa ayah.
289. Wong wadon nglamar wong lanang.
290. Women will propose marriage.
291. Perempuan melamar laki-laki.
292. Wong lanang ngasorake drajate dhewe.
293. Men will lower their own status.
294. Laki-laki merendahkan derajatnya.
295. Akeh barang-barang mlebu luang.
296. The merchandise will be left unsold.
297. Banyak barang tidak terjual.
298. Akeh wong kaliren lan wuda.
299. Many people will suffer from starvation and inability to afford
300. clothing.
301. Banyak kelaparan dan telanjang.
302. Wong tuku nglenik sing dodol.
303. Buyers will become more sophisticated.
304. Pembeli semakin canggih.
305. Sing dodol akal okol.
306. Sellers will have to use their brains and muscle to do business.
307. Penjual menggunakan pikiran dan ototnya.
308. Wong golek pangan kaya gabah diinteri.
309. In the way they earn a living, people will be as rice paddies being
310. swung around and blown up.
311. Pencari kerja menjamur.
312. Sing kebat kliwat.
313. Some will go wild out of control.
314. Banyak yang diluar kendali.
315. Sing telah sambat.
316. Those who are not ambitious will complaint of being left behind.
317. Yang tidak ambisius bakal tertinggal.
318. Sing gede kesasar.
319. The ones on the top will get lost.
320. Yang berada dipuncak semakin tersesat.
321. Sing cilik kepleset.
322. The ordinary people will slip.
323. Orang kecil terpeleset.
324. Sing anggak ketunggak.
325. The arrogant ones will be impaled.
326. Mereka yang arogan akan tertusuk.
327. Sing wedi mati.
328. The fearful ones will not survive.
329. Yang takut akan mati.
330. Sing nekat mbrekat.
331. The risk takers will be successful.
332. Yang nekat akan berhasil.
333. Sing jerih ketindhih.
334. The ones who are afraid of taking the risks will be crushed under foot.
335. Yang pengecut akan terkubur.
336. Sing ngawur makmur,
337. The careless ones will be wealthy.
338. Yang ngawur malah makmur.
339. Sing ngati-ati ngrintih.
340. The careful ones will whine about their suffering.
341. Yang berhati-hati menderita.
342. Sing ngedan keduman.
343. The crazy ones will get their portion.
344. Yang gila bakal kebagian.
345. Sing waras nggagas.
346. The ones who are mentally and physically healthy will think wisely.
347. Yang waras berpikir bijak.
348. Wong tani ditaleni.
349. The farmers will be controlled.
350. Petani dikontrol.
351. Wong dora ura-ura.
352. Those who are corrupt will spend their fortune lavishly.
353. Yang korup berhura-hura.
354. Ratu ora netepi janji, musna kekuasaane.
355. The queen who does not keep her promises will lose her power.
356. Pemimpin ingkar janji bakal hilang kekuasaanya.
357. Bupati dadi rakyat.
358. The leaders will become ordinary persons.
359. Pemimpin menjadi orang biasa.
360. Wong cilik dadi priyayi.
361. The ordinary people will become leaders.
362. Orang biasa menjadi pemimpin.
363. Sing mendele dadi gede,
364. The dishonest persons will rise to the top.
365. Yang tidak jujur naik ke puncak.
366. Sing jujur kojur.
367. The honest ones will be unlucky.
368. Yang jujur hancur.
369. Akeh omah ing nduwur jaran.
370. There will be many people own a house on horseback.
371. Banyak orang tinggal di punggung kuda sebagai rumahnya.
372. Wong mangan wong.
373. People will attack other people.
374. Saling menghancurkan.
375. Anak lali bapak.
376. Children will ignore their fathers.
377. Anak lupa ayahnya.
378. Wong tuwa lali tuwane.
379. Parents will not want to take their responsibility as parents.
380. Orang tua tidak memikirkan keluarganya.
381. Pedagang adol barang saya laris.
382. Merchants will sell out of their merchandise.
383. Pedagang semakin laris jualanya.
384. Bandane saya ludes.
385. Yet, they will lose money.
386. Hartanya ludes.
387. Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan.
388. Many people will die from starvation in prosperous times.
389. Banyak yang mati kelaparan diantara kemakmuran.
390. Akeh wong nyekel banda nanging uripe sengsara.
391. Many people will have lots of money yet, be unhappy in their lives.
392. Banyak yang memiliki harta namun hidupnya sengsara.
393. Sing edan bisa dandan.
394. The crazy one will be beautifully attired.
395. Yang gila berbaju keren.
396. Sing bengkong bisa nggalang gedong.
397. The insane will be able to build a lavish estate.
398. Yang gila membangun property mewah.
399. Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil.
400. The ones who are fair and sane will suffer in their lives and will be isolated.
401. Yang waras dan adil justru hidupnya susah dan terpinggirkan.
402. Ana peperangan ing njero.
403. There will be internal wars.
404. Terjadi perang internal.
405. Timbul amarga para pangkat akeh sing pada salah paham.
406. As a result of misunderstandings between those at the top.
407. Banyak kesalahpahaman antara pemimpin yang di puncak.
408. Durjana saya ngambra-ambra.
409. The numbers of evil doers will increase sharply.
410. Pihak yang jahat semakin meluas.
411. Penjahat saya tambah.
412. There will be more criminals.
413. Penjahat bertambah banyak.
414. Wong apik saya sengsara.
415. The good people will live in misery.
416. Yang baik semakin sengsara.
417. Akeh wong mati jalaran saka peperangan.
418. There will be many people die in a war.
419. Banyak yang meninggal akibat perang.
420. Kebingungan lan kobongan.
421. Others will be disoriented, and their property burnt.
422. Banyak yang bingung dan terbakar asetnya.
423. Wong bener saya tenger-tenger.
424. The honest will be confused.
425. Yang benar semakin pusing.
426. Wong salah saya bungah-bungah.
427. The dishonest will be joyful.
428. Yang salah semakin bahagia.
429. Akeh banda musna ora karuan lungane.
430. There will be disappearance of great riches.
431. Banyak harta hilang tak tentu rimbanya.
432. Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe.
433. There will be disappearance of great titles, and jobs.
434. Banyak gelar dan jabatan yang hilang tanpa sebab.
435. Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram.
436. There will be many illegal goods.
437. Banyak barang dan anak haram.
438. Bejane sing lali, bejane sing eling.
439. There will be more lucky for the reminder.
440. Masih untung yang waspada.
441. Nanging sauntung-untunge sing lali.
442. Those people who forget God's Will may be happy on earth.
443. Seberuntungnya yang lalai.
444. Isih untung sing waspada.
445. But those who are remember God's will are destined to be happier still.
446. Masih beruntung Yang waspada.
447. Angkara murka saya ndadi.
448. Ruthlessness will become worse.
449. Kejahatan menjadi-jadi.
450. Kana-kene saya bingung.
451. Everywhere the situation will be chaotic.
452. Bingung dimana-mana.
453. Pedagang akeh alangane.
454. Doing business will be more difficult.
455. Bisnis semakin sulit.
456. Akeh buruh nantang juragan.
457. Workers will challenge their employers.
458. Banyak pekerja menentang pengusaha.
459. Juragan dadi umpan.
460. The employers will become bait for their employees.
461. Pengusaha menjadi umpan.
462. Sing suwarane seru oleh pengaruh.
463. Those who speak out will be more influential.
464. Yang bersuara keras lebih berpengaruh.
465. Wong pinter diingar-ingar.
466. The wise ones will be ridiculed.
467. Yang bijak ditertawakan.
468. Wong ala diuja.
469. The evil ones will be worshipped.
470. Yang jelek dipuja.
471. Wong ngerti mangan ati.
472. The knowledgeable ones will show no compassion.
473. Yang berilmu tanpa belas kasihan.
474. Banda dadi memala.
475. The pursuit of material comfort will incite crime.
476. Harta menyulut kejahatan.
477. Pangkat dadi pemikat.
478. Job titles will become enticing.
479. Jabatan menjadi pemikat.
480. Sing sawenang-wenang rumangsa menang.
481. Those who act arbitrarily will feel as if they are the winners.
482. Yang sewenang-wenang merasa menjadi pemenang.
483. Sing ngalah rumangsa kabeh salah.
484. Those who act wisely will feel as if everything is wrong.
485. Yang mengalah merasa semuanya salah.
486. Ana Bupati saka wong sing asor imane.
487. There will be leaders who are weak in their faith.
488. Ada pemimpin dari mereka yang rendah imannya.
489. Patihe kepala judi.
490. Their vice regent will be selected from among the ranks of the gamblers.
491. Wong sing atine suci dibenci.
492. Those who have a holy heart will be rejected.
493. Bersih hatinya dibenci.
494. Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat.
495. Those who are evil, and know how to flatter their boss,will be promoted.
496. Yang jahat dan penjilat semakin menanjak.
497. Pemerasan saya ndadra.
498. Human exploitation will be worse.
499. Pemerasan dimana-mana.
500. Maling lungguh wetenge mblenduk.
501. The corpulent thieves will be able to sit back and relax.
502. Pencuri bersantai perutnya buncit.
503. Pitik angkrem saduwurane pikulan.
504. The hen will hacth eggs in a carrying pole.
505. Ayam mengeram diatas pikulan.
506. Maling wani nantang sing duwe omah.
507. Thieves will not be afraid to challenge the target.
508. Pencuri berani nantang pemilik rumah.
509. Begal pada ndugal.
510. Robbers will dissent into greater evil.
511. Perampok semakin menjadi setan.
512. Rampok pada keplok-keplok.
513. Looters will be given applause.
514. Perampok bertepuk tangan.
515. Wong momong mitenah sing diemong.
516. People will slander their caregivers.
517. Saling memfitnah.
518. Wong jaga nyolong sing dijaga.
519. Guards will steel the very things they are to protect.
520. Pagar makan tanaman.
521. Wong njamin njaluk dijamin.
522. Guarantors will ask for collateral.
523. Penjamin minta jaminan.
524. Akeh wong mendem donga.
525. Many will ask for blessings.
526. Banyak yang gila doa.
527. Kana-kene rebutan unggul.
528. Everybody will compete for personal victory.
529. Masing-masing bersaing untuk kemenangan pribadi.
530. Angkara murka ngombro-ombro.
531. Ruthlessness will be everywhere.
532. Kejahatan merajalela.
533. Agama ditantang.
534. Religions will be questioned.
535. Agama ditentang.
536. Akeh wong angkara murka.
537. Many people will be greedy for power, wealth and position.
538. Banyak yang angkara murka.
539. Nggedeake duraka.
540. Rebelliousness will increase.
541. Memperbesar kejahatan.
542. Ukum agama dilanggar.
543. Religious law will be broken.
544. Hokum agama dilanggar.
545. Perikamanungsan di-iles-iles.
546. Human rights will be violated.
547. Perikemanusiaan diinjak-injak.
548. Kasusilan ditinggal.
549. Ethics will left behind.
550. Etika ditinggalkan.
551. Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi.
552. Many will be insane, cruel and immoral.
553. Banyak yang gila, jahat dan hilang akal budi.
554. Wong cilik akeh sing kepencil.
555. Ordinary people will be segregated.
556. Wong cilik banyak yang dipencilkan.
557. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil.
558. They will become the victims of evil and cruel persons.
559. Karena menjadi korban yang jahat dan usil.
560. Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit.
561. Then there will come a queen who is influential.
562. Bakal ada pemimpin memiliki pengaruh dan pasukan.
563. Lan duwe prajurit
564. She will have her own armies.
565. Dan memiliki pasukan.
566. Negarane ambane sapra-walon.
567. Her country will measured one-eighth the circumference of the world.
568. Luasnya Negara seperdelapan.
569. Tukang mangan suap saya ndadra.
570. The number of people who commit bribery will increase.
571. Penerima suap semakin menjadi.
572. Wong jahat ditampa.
573. The evil ones will be accepted.
574. Yang jahat diterima.
575. Wong suci dibenci.
576. The innocent ones will be rejected.
577. Yang bersih malah dibenci.
578. Timah dianggep perak.
579. Tin will be thought to be silver.
580. Timah dianggap perak.
581. Emas diarani tembaga.
582. Gold will be thought to be copper.
583. Emas dibilang tembaga.
584. Dandang dikandakake kuntul.
585. A rice cooker will be thought to be an egret.
586. Alat masak dibilang burung.
587. Wong dosa sentosa.
588. The sinful ones will be safe and live in tranquility.
589. Yang berdosa malah sukses.
590. Wong cilik disalahake.
591. The poor will be blamed.
592. Wong cilik disalahkan.
593. Wong nganggur kesungkur.
594. The unemployed will be rooted up.
595. Yang pengangguran terjatuh.
596. Wong sregep krungkep.
597. The diligent ones will be forced down.
598. Yang rajin terkapar.
599. Wong nyengit kesengit.
600. The people will seek revenge against the fiercely violent ones.
601. Pendendam akan menerima dendam.
602. Buruh mangluh.
603. Workers will suffer from overwork.
604. Pekerja menderita beban kerja.
605. Wong sugih krasa wedi.
606. The rich will feel unsafe.
607. Yang kaya merasa takut.
608. Wong wedi dadi priyayi.
609. People who feel insecure belong to the upper class.
610. Penakut menjadi orang terpandang.
611. Senenge wong jahat.
612. Happiness will belong to evil persons.
613. Yang disukai yang jahat.
614. Susahe wong cilik.
615. Trouble will belong to the poor.
616. Kaum miskin semakin susah.
617. Akeh wong dakwa dinakwa.
618. Many will sue each other.
619. Saling menuduh satu sama lainnya.
620. Tindake menungsa saya kuciwa.
621. Human behaviour will fall short of moral enlightenment.
622. Manusia semakin tergerus moralnya.
623. Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi.
624. Leaders will discuss and choose which countries are their favourites and which ones are not.
625. Pemimpin saling diskusi wilayah mana yang dipilih dan disukai.
626. Wong Jawa kari separo,
627. The Javanese will remain half.
628. Orang jawa tinggal setengahnya.
629. Landa-Cina kari sejodo.
630. The Dutch and the Chinese each will remain a pair.
631. Belanda dan china tinggal sedikit.
632. Akeh wong ijir, akeh wong cethil.
633. Many become stingy.
634. Banyak yang pelit.
635. Sing eman ora keduman.
636. The stingy ones will not get their portion.
637. Yang pelit tidak kebagian.
638. Sing keduman ora eman.
639. The ones who receive their portion will be generous.
640. Yang kebagian akan bermurah hati.
641. Akeh wong mbambung.
642. Street beggars will be everywhere.
643. Pengemis dimana-mana.
644. Akeh wong limbung.
645. Bewildered persons will be everywhere.
646. Orang bingung dimana-mana.
647. Selot-selote mbesuk wolak-waliking jaman teka.
648. These are the signs that the people and their civilization have been turned upside down.
649. Pertanda bahwa peradaban sudah jungkir balik.
Read More ..
Monday, October 19, 2009
Reality Show
Saat ini sedang terjadi reality show, mengutip istilah media, pemanggilan, fit and proper test dan test kesehatan dari calon menteri kabinet bersatu. Bila sebelumnya sempat disindir banyak dari mereka yang masuk angin karena kurang tidur, menunggu dering telepon untuk ditawari jabatan menteri, maka dalam beberapa hari terakhir semakin jelas dan tergambar profil siapa saja mereka yang akan menduduki jabatan paling strategis ini. Dalam tayangan di televise juga diwartakan fasilitas apa saja yang bakal dinikmati oleh para calon menteri manakala nanti dilantik. Ada mobil dinas, gaji, tunjangan dan fasilitas menggiurkan lainnya. Tentunya para menteri itu juga akan memiliki wewenang dan kekuasaan yang besar. Tidak heran banyak kalangan atau mereka yang merasa pantas dan memiliki kapasitas berharap menerima panggilan pertelepon undangan dan tawaran jabatan sebuah kursi menteri.
Sayangnya tidak banyak media yang mewartakan melimpahnya pekerjaan rumah, tugas dan tanggung-jawab sebagai seorang menteri atau bagian dari pemerintahan saat ini dan masa-masa mendatang. Sebagaimana dilansir oleh sebuah website gambaran hutang luar negeri kita sebagai berikut,
Sehingga cara-cara tersebut harus juga di ikuti dengan adanya komitmen untuk menghentikan ketergantungan terhadap utang luar negeri yang baru. Hal ini merupakan agenda prioritas yang harus dilakukan semua partai politik atau calon presiden hasil pemilu 2009. Jika hal ini tidak dilakukan maka kesejahteraan masyarakat Indonesia akan sulit untuk diwujudkan.
Sebagai catatan, di tahun 2004-2008, pembayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri menunjukkan tren yangmeningkat. Outstanding utang luar negeri Indonesia sejak tahun 2004-2009 juga terus meningkat dari Rpl.275 triliun menjadi Rpl .667 triliun (berdasarkan data www.dmo.or.id). Ditambah dengan peningkatan secara signifikan total utang dalam negeri dari Rp662 triliun (2004) menjadi Rp920 triliun (2009).
Pengamat ekonomi lchsanudin Noersy juga sempat berujar, jika ditinjau dari 4 tahun yang lalu jumlah utang Indonesia meningkat sebesar Rp392 triliun dari posisi Rpl 275 triliun menjadi Rpl667 triliun per Februari 2009 ini.
Memang, secara produk domestic bruto (PDB), jumlah utang memang berkurang menjadi 31% dari yang semula 56%. Namun jika dibandingkan perkapita pada 4 tahun yang lalu dengan jumlah penduduk sebanyak 217 juta, tiap warga negara akan menanggung beban Rp5.873.500. Sedangkan per Februari 2009 telah terjadi peningkatan penduduk menjadi 227 juta, dan mereka kebagian menanggung utang sebesar Rp7.728.525 per kepala. Dengan begitu, jumlah tersebut merupakan beban utang yang harus ditanggung oleh setiap perorangan warga Indonesia. Pemerintah beralasan, peningkatan jumlah utang adalah akibat dari adanya krisis. Sehingga pemeritah perlu berjaga-jaga dengan mengadakan pinajaman. Namun berbagai kalangan menilai, pinjaman luar negeri yang melibatkan lembaga multilateral sangatlah memberatkan. Dan sistem bilateral dinilai lebih tepat.
Pada prinsipnya, apapun utang yang dijalankan yang penting tujuannya adalah meningkatkan produktifitas, penciptaan lapangan kerja. Tidak untuk pengembangan sektor lain yang lebih bersifat pertahanan dan pencitraan.
Dari gambaran tersebut terlihat peningkatan jumlah hutang yang cukup besar selama 5 tahun terakhir. Dengan tidak mengecilkan keberhasilan yang dicapai maka besarnya hutang Negara akan cukup menyulitkan pemerintah mendatang melakukan pembangunan dan mensejahterakan rakyatnya. Konon hutang ibarat pedang bermata dua, bila pintar dan tepat menggunakanya akan menjadi produktif dan mendongkrak kesejahteraan, namun bila lalai dan menyalahgunakan maka pedang hutang akan bisa menebas produktifitas dan kemampuan pemerintah.
Apakah agenda fit and proper test juga sekaligus pemahaman dan sosialisasi masalah serius hutang Negara, - orang awam akan tidak tahu pasti. Yang jelas manakala mereka sanggup dan menerima amanah sebagai menteri mestinya menyadari belaka bahwa tugasnya bakal tidak ringan sama sekali. Normalnya banyak yang akan menolak disodori jabatan menteri manakala sangat memahami kondisi nasional saat ini, namun nampaknya hampir tidak ada penolakan, setidaknya seperti yang diupdate oleh media- bahkan calon menteri nampak gembira dan bahagia.
Dari sebuah sumber lainnya disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan didorong empat sektor yaitu telekomunikasi, elektronik, energi, dan petrokimia. Hal ini tentunya harus dicermati dan ditanggapi dengan menempatkan menteri di sector tersebut dengan profil yang kompeten, cerdas, jujur, penuh integritas namun tetap mahir ber-inovasi serta menguasai persaingan local maupun global. Setidaknya masih terlihat bahwa distribusi penempatan menteri masih terikat pemerataan antar partai maupun kepentingan. Barangkali hal ini tidaklah terlalu buruk, namun bisa mengorbankan energi, focus, maupun waktu yang akan berpacu cepat di tengah persaingan global. Nasib 240 juta rakyat menjadi pertahurahan.
Read More ..
Sayangnya tidak banyak media yang mewartakan melimpahnya pekerjaan rumah, tugas dan tanggung-jawab sebagai seorang menteri atau bagian dari pemerintahan saat ini dan masa-masa mendatang. Sebagaimana dilansir oleh sebuah website gambaran hutang luar negeri kita sebagai berikut,
Sehingga cara-cara tersebut harus juga di ikuti dengan adanya komitmen untuk menghentikan ketergantungan terhadap utang luar negeri yang baru. Hal ini merupakan agenda prioritas yang harus dilakukan semua partai politik atau calon presiden hasil pemilu 2009. Jika hal ini tidak dilakukan maka kesejahteraan masyarakat Indonesia akan sulit untuk diwujudkan.
Sebagai catatan, di tahun 2004-2008, pembayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri menunjukkan tren yangmeningkat. Outstanding utang luar negeri Indonesia sejak tahun 2004-2009 juga terus meningkat dari Rpl.275 triliun menjadi Rpl .667 triliun (berdasarkan data www.dmo.or.id). Ditambah dengan peningkatan secara signifikan total utang dalam negeri dari Rp662 triliun (2004) menjadi Rp920 triliun (2009).
Pengamat ekonomi lchsanudin Noersy juga sempat berujar, jika ditinjau dari 4 tahun yang lalu jumlah utang Indonesia meningkat sebesar Rp392 triliun dari posisi Rpl 275 triliun menjadi Rpl667 triliun per Februari 2009 ini.
Memang, secara produk domestic bruto (PDB), jumlah utang memang berkurang menjadi 31% dari yang semula 56%. Namun jika dibandingkan perkapita pada 4 tahun yang lalu dengan jumlah penduduk sebanyak 217 juta, tiap warga negara akan menanggung beban Rp5.873.500. Sedangkan per Februari 2009 telah terjadi peningkatan penduduk menjadi 227 juta, dan mereka kebagian menanggung utang sebesar Rp7.728.525 per kepala. Dengan begitu, jumlah tersebut merupakan beban utang yang harus ditanggung oleh setiap perorangan warga Indonesia. Pemerintah beralasan, peningkatan jumlah utang adalah akibat dari adanya krisis. Sehingga pemeritah perlu berjaga-jaga dengan mengadakan pinajaman. Namun berbagai kalangan menilai, pinjaman luar negeri yang melibatkan lembaga multilateral sangatlah memberatkan. Dan sistem bilateral dinilai lebih tepat.
Pada prinsipnya, apapun utang yang dijalankan yang penting tujuannya adalah meningkatkan produktifitas, penciptaan lapangan kerja. Tidak untuk pengembangan sektor lain yang lebih bersifat pertahanan dan pencitraan.
Dari gambaran tersebut terlihat peningkatan jumlah hutang yang cukup besar selama 5 tahun terakhir. Dengan tidak mengecilkan keberhasilan yang dicapai maka besarnya hutang Negara akan cukup menyulitkan pemerintah mendatang melakukan pembangunan dan mensejahterakan rakyatnya. Konon hutang ibarat pedang bermata dua, bila pintar dan tepat menggunakanya akan menjadi produktif dan mendongkrak kesejahteraan, namun bila lalai dan menyalahgunakan maka pedang hutang akan bisa menebas produktifitas dan kemampuan pemerintah.
Apakah agenda fit and proper test juga sekaligus pemahaman dan sosialisasi masalah serius hutang Negara, - orang awam akan tidak tahu pasti. Yang jelas manakala mereka sanggup dan menerima amanah sebagai menteri mestinya menyadari belaka bahwa tugasnya bakal tidak ringan sama sekali. Normalnya banyak yang akan menolak disodori jabatan menteri manakala sangat memahami kondisi nasional saat ini, namun nampaknya hampir tidak ada penolakan, setidaknya seperti yang diupdate oleh media- bahkan calon menteri nampak gembira dan bahagia.
Dari sebuah sumber lainnya disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan didorong empat sektor yaitu telekomunikasi, elektronik, energi, dan petrokimia. Hal ini tentunya harus dicermati dan ditanggapi dengan menempatkan menteri di sector tersebut dengan profil yang kompeten, cerdas, jujur, penuh integritas namun tetap mahir ber-inovasi serta menguasai persaingan local maupun global. Setidaknya masih terlihat bahwa distribusi penempatan menteri masih terikat pemerataan antar partai maupun kepentingan. Barangkali hal ini tidaklah terlalu buruk, namun bisa mengorbankan energi, focus, maupun waktu yang akan berpacu cepat di tengah persaingan global. Nasib 240 juta rakyat menjadi pertahurahan.
Read More ..
Friday, October 02, 2009
Bantulah Sesama
Pernahkah anda merasakan, hampa di kepala, hampa di dada. Begitu sulit untuk melakukan sesuatu hal. Hari Lebaran belum lama bergema, nuansanya bahkan masih terdengar, sisa kue masih tersaji di meja. Masih banyak yang melakukan kegiatan halal-bihalal, bermaaf-maafan atas kesalahan dan kekhilafan yang dilakukan. Masih segar hiruk pikuk suasana dan eksodus mudik jutaan orang dari kota/daerah satu ke daerah lainnya. Jutaan motor membanjiri jalanan. Mungkin jutaan mobil juga hiruk pikuk kesana kemari membawa penumpangnya. Triliunan rupiah konon turut terdistribusi dari kota ke daerah. Sungguh sebuah kegiatan yang dinanti semua orang dan positip tentunya.
Usai mudik merekapun kembali ke tempatnya semula. Kesibukan bergeser menjadi kegiatan berkarya kembali. Sehabis mudik, masih jet leg, dengan pikiran yang lebih fresh tentunya, semuanya sibuk menjalankan perannya kembali. Perangkat pemerintahan, swasta, yayasan, LSM, media dan bahkan anak sekolah kembali ke tempat kesehariannya. Business as usual. Sebagian bahkan masih merasakan malas setelah dua mingguan bersantai di kampong halaman. Ada juga pegawai yang kena sanksi karena absent di hari pertama kerja, dan seabreg peristiwa umumnya setelah libur panjang.
Presiden terpilih belum dilantik, banyak permasalahan bangsa mendera, perburuan teroris-pun mengisi berita di layar kaca dan media cetak setiap harinya. Suasana pun bertambah riuh ditambah iklim dan cuaca yang semakin panas. Konon bulan Oktober ini, suhu akan mendekati puncak-nya karena jarak matahari yang persis di atas bumi menyebabkan semakin panas. Lapisan pelindung bumi semakin tipis dan rusak serta mulai kedodoran menahan panasnya matahari. Daya dukung alam semakin berat menahan dan menopang kehidupan milyaran penghuninya.
Di sela-sela kembalinya kesibukan dan kegiatan sehari-hari, bencana gempa kembali menghentak. Kali ini gempa yang cukup besar menimpa beberapa kota di kepulauan Sumatera, seperti Padang dan Jambi. Konon gempa ini goncanganya cukup besar, meruntuhkan banyak bangunan permanent, dan menelan ratusan korban jiwa tidak berdosa. Gempa yang terjadi tentu merupakan fenomena alamiah sebagimana gempa di tempat dan belahan lainnya, seperti Jepang dan Amerika. Apalagi konon di bawah kepulauan Indonesia terdapat jalur memanjang lempengan di dasar pantai/perut bumi yang setiap waktu membuta keseimbangan. Diakui bahwa beberapa waktu terakhir bencana alam seolah berlomba untuk unjuk kebolehan. Banjir, gunung berapi, tsunami, gempa, kebakaran maupun kekeringan datang silih berganti.
Ke depan kehidupan bakal semakin sulit dan berat. Hampir seluruh aspek dan sudut kehidupan diperebutkan dan terjadi persaingan ketat. Bila anda ke terminal atau stasiun, mulai dari parkir sudah ngantri, beli tiket ngantri, bahkan ke kamar kecilpun ngantri. Jangan kata bila ada lowongan pekerjaan, bakal terjadi antrian ribuan pencari kerja. Setiap sudut dan ruang sudah terisi oleh mereka guna mempertahankan hidupnya. Hampir tidak ada lagi celah dan ruang di kota/.desa yang masih tersisa, semuanya terisi. Hal ini menandakan bahwa daya dukung alam dan lingkungan sudah maksimal.
Kualitas udara dan air semakin menurun, juga harga untuk mendapatkannya semakin mahal. Sekedar santai di pegunungan atau pantai saat ini tidaklah gratis, harus membayar, manakala akses-nya dikuasai oleh mereka atas nama kelompok atau perusahaan. Berbagai hal dari alam yang dulunya gratis sekarang harus membayar untuk menikmatinya.
Saat sumber daya alam semakin menipis, lingkungan semakin rusak, sementara jumlah manusia semakin banyak maka kemampuan alam untuk mendukung kehidupan penghuninya akan semakin turun. Sementara alam dan lingkungan yang rusak akan diikuti kerusakan ekosistem, keseimbangan alam terganggu, polusi, menipisnya lapisan ozon, suhu semakin panas, global warming, makin mencairnya es di kutub diperhitungkan akan mengganggu kehidupan manusia di permukaannya. Ditambah tidak sedikit ilmuwan menghitung bahwa matahari, sumber utama kehidupan bumi akan semakin panas dan apapun yang terjadi dengan matahari akan berdampak hebat pada kehidupan tata surya termasuk planet bumi.
Sehingga dengan berbagai bencana yang datang, berbagai kerusakan alam, daya dukung yang menurun, mengharuskan umat manusia saling bahu membahu. Bila sebelumnya pernah terjadi perang dunia I, II, bom atom, percobaan nuklir, perang antar Negara, maka seyogyanya ke depan umat manusia lebih memikirkan alam dan lingkungannya, ketimbang saling membunuh atas nama kepentingan individu ataupun kelompok. Kenapa, manakala alam sudah mencapai umur-nya, matahari semakin panas, bumi-pun terkena dampak yang hebat, maka mau bersembunyi dimanapun manusia tidaklah kuasa untuk melangsungkan hidupnya. Sehingga satu-satunya argument yang rasional adalah umat manusia mesti saling membantu satu sama lainnya.
Saat gempa menggoncang dan meluluhlantakan rumah, jalan, bangunan dan menimbulkan banyak korban jiwa, maka yang paling mendesak dilakukan adalah membantu dan menyelamatkan jiwa. Bencana alam datang sebagai hukum alam dan bukan mereka yang minta, sehingga mereka berhak mendapatkan bantuan oleh umat manusia/saudara yang kebetulan aman dan tidak terkena bencana di tempat lainnya. Disadari bahwa bumi ini suatu saat bakal hancur sehingga tidak ada tempat yang aman selamanya. Bumi ini memang fana dan sudah digariskan akan hancur lebur suatu saat. Yang dapat dilakukan adalah sedapat mungkin saling membantu dan berhenti membuat kerusakan lebih banyak lagi. Sayangilah bumi tempat berpijak, kembalikan keseimbangan alam. Berpikirlah sejuta kali sebelum menebang pohon, membabat semak, membeton pantai, menambang membabi buta dan bahkan membuang sampah sembarangan. Buat apa emas, permata, berlian, batu berharga, deposito yang susah payah dikumpulkan, manakala hutan tidak ada lagi, banjir melanda, panas membakar, gempa menggoncang dan gunung berapi memuntahkan laharnya. Apakah semua harta tadi lantas bisa menyelamatkan kehidupan, ternyata tidak sama sekali. Sayangilah alam dan lingkungan satu-satunya ini.
Read More ..
Subscribe to:
Posts (Atom)