Monday, November 23, 2009

Day End #276


Hari akhir tiba? Kenapa tidak, itu hak prerogratif Tuhan. Kiamat yang sesuai dengan keinginan manusia, ah kok terdengar enak ya, tapi apa itu fair. Apakah manusia masih kurang diberi berbagai kenikmatan dan kehidupan. Berbagai nikmat yang tersebar di muka bumi, di dalam tanah, lautan dan udara tersebut digunakan setiap saat untuk ego manusia. Makhluk hidup lainpun harus mengalah, dan sering ikut dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Manakala makin terkuak kenyataan akan datangnya hari akhir mereka cenderung mengingkarinya. Entah karena belum siap, entah kenikmatan yang digenggamnya terancam terenggut atau bahkan tidak tahu dan tidak peduli sama sekali. Memang siapapun tidak dapat meprediksikan dan apalagi memastikan waktu hadirnya meski didahului beragam pertanda. Barangkali sebagian manusia sadar bahwa berbagai tanda tersebut sudah terjadi dan tinggal sangat sedikit yang belum. Manusia juga sadar bahwa cepat atau lambat hari akhir bakal tiba. Bagi umat beragama keyakinan ini mutlak sebagai bentuk pengakuan kebesaran Sang Pencipta. Bahkan bagi peng-agung ilmu pengetahuan dan teknologi sekalipun bukan tidak disadari bahwa daya dukung alam semakin habis dan semesta ini dipastikan ada umurnya. Yang berawal pasti berakhir, ini hukum alam itu sendiri, hukum yang Maha Esa. Kecuali yang Maha tidak berawal dan berakhir, adalah Maha Pencipta - Pemilik semesta itu sendiri.

Entah hari akhir itu tinggal setahun, tiga tahun atau empat puluh tahun, manusia tidak tahu. Yang pasti, moment makin confirmnya hari akhir patut menjadi cambuk dan dorongan. Bagi yang selama ini barangkali belum on the track di jalan agama misalnya, kesempatan masih terbuka. Seberapa tipisnya waktu konon peluang untuk kembali on track masih dimungkinkan, karena Tuhan Maha Pengampun. Terkecuali waktu sudah tiba, barulah exodus taubat dan menyatakan dirinya beriman, nampaknya sudah terlambat. Dari beragam literature sampai yang ilmiah disebutkan bahwa akan terjadi suatu kejadian yang hebat di alam semesta ini dalam waktu dekat. Dari sisi ilmiah dijelaskan makin sering terjadi ledakan di permukaan matahari yang akan berdampak pada planet bumi. Posisi bumi terhadap matahari bergeser dan seterusnya, dimana bumi mengalami dampak. Tambahan, makin sering terjadi berbagai bencana alam. Bumi dipastikan juga ada umurnya, dimana daratan hunian manusia semakin berkurang serta sumber dayanya juga sudah sangat drastis menurun. Sehingga bukan suatu hal yang mustahil manakala hari akhir bakal datang, dan bisa jadi dalam waktu yang tidak terlalu lama, mendasarkan berbagai ulah manusia, peristiwa dan kejadian alam.

Menyikapi datangnya hari akhir tentulah berbeda bagi setiap orang maupun di berbagai Negara. Bagi yang hidup siang dan malam hanya mengejar kenikmatan dan kesenangan duniawi barangkali merasa panik, datangnya hari akhir akan merenggut kenikmatan dan hartanya yang banyak. Bagi yang menjalankan ajaran agama ala kadarnya namun masih sering iseng, korupsi atau berbuat dzalim, barangkali dapat menjadi cambuk untuk mengoreksi kekurangannya. Ada juga yang mungkin tidak mau ambil pusing dengan tetek bengek hari akhir, baginya hidup kemudian mati that’s it all, tidak ada dunia lain kecuali kehidupan dunia. Kehidupan setelah mati itu hanya omong kosong- demikian keyakinan mereka. Sementara bagi yang bener-bener taat beragama dengan motif mendapat balasan setelah kematian dan hari akhir mungkin memang sangat dinunggu-tunggu, dimana mereka berkeyakinan akan bertemu dengan yang Maha Adil, dan mendapat balasan atas jerih payah amal baiknya.

Bagi yang ragu, lagi-lagi alur logika sederhana barangkali bisa kemudian menjelaskan, bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara. Manakala milyaran manusia dimana ada yang berbuat baik dan buruk sudah semestinya bakal mendapat balasan seadil-adilnya pada saatnya. Alangkah tidak fair-nya kehidupan dan dunia manakala tidak ada penghitungan keadilan serta kehidupan setelah kematian. Artinya yang berbuat jahat bakal tidak menerima hukuman, sementara yang berbuat baik, juga sia-sia. Ini tidak sesuai dan bertentangan dengan ajaran agama yang jelas menegaskan adanya dunia yang kekal pada akhirnya.

Wacana hari akhir bisa sangat luas dibahas maupun direnungkan. Apakah anda ingat ketika masih di rahim ? Anda bisa saja tidak ingat, tidak sadar dan bukan keinginan anda sama sekali bila anda dilahirkan dan menjadi seperti saat ini. Apalagi anda sudah menjadi individu hebat, dengan berbagai pencapaian yang luar biasa, maka bahwa anda dulunya tidak ada sama sekali, mungkin anda abaikan. Demikian juga alam semesta ini, berdasarkan literature awalnya juga tidak ada, dan sekarang menjadi ada seperti saat ini. Bisa jadi masih banyak orang yang berpikir seolah semuanya sudah ada sejak awalnya. Namun perlu dicatat, bahwa manusia, hewan, tumbuhan dan alam semesta ini awalnya memang tidak ada. Anda barangkali bilang, matahari kan umurnya hampir 5 milyar tahun, buktinya masih ada dan tidak kunjung musnah. Betul, namun harus diingat ini hanyalah perhitungan waktu versi manusia. Sementara dimensi waktu bagi Tuhan sama sekali tidak berlaku. Sangat terbuka kemungkinan banyak sekali planet, bintang, dan semesta lain di alam yang maha luas ini. Artinya betapa kecilnya kita ini. Sering betapa tidak tahu dirinya kita bersikap dan mengecilkan Tuhan, seolah kita hebat. Padahal apa yang sudah bisa dicapai umat manusia. Bisakah kita membuat darah, otot, daging atau bahkan roh. Ternyata kita tidak bisa apa-apa. Dari agama diumpamakan, ibarat banyaknya ilmu itu seluas samudera, yang diberikan umat manusia hanyalah setetes kecil, jadi sungguh kita itu bodoh dan tidak tahu apapun dibandingkan Tuhan.

Sehingga kenapa manusia diberikan kecerdasan dan kemampuan berpikir yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Manusia juga diberikan moral dan keyakinan. Manakala suatu hal atau masalah tidak bisa dipahami dengan akal dan pikiran manusia maka keyakinan tersebut bisa digunakan. Manakala ilmu yang dianugerahkan ibarat hanya setetes dari luasnya lautan maka keyakinan semestinya berperan cukup penting. Hal ini termasuk keyakinan adanya kehidupan setelah kematian, datangnya hari akhir maupun keadilan Tuhan atas perbuatan baik dan buruknya umat manusia.
Read More ..

Wednesday, November 18, 2009

Another Trip (#275)


Bila anda traveling dari semarang – pekalongan – banjarnegara – purbalingga – purwokerta – kebumen – purworejo - magelang dan kembali ke semarang, akan banyak yang bias anda temukan dan alami. Yang pertama adalah ruas ke pekalongan, anda akan melewati ring road Kendal dan weleri. Meski hanya kabupoatan dan kecamatan kedua kota kecil itu memiliki jalan lingkar/ring road yang dilengkapi dengan lampu jalan. Bila malam hari jajaran lampu ini cukup eksotis dan tentu saja membantu pengendara berjalan dengan aman. Selepas weleri sebelum batang, anda bias mendapatkan madu asli, karena daerah tersebut kesohor dengan budi daya madu. Ada madu super, kopi, kapuk atau pollen. Aslinya madu bias anda buktikan adanya alat pemeras madu beserta tong-tong madu yang belum dikemas yang masih banyak lebah terapung dalam cairannya. Anda bebas mencicipi berbagai madu yang baru diambil dari hutan dan kebun. Konon madu banyak mengandung zat yang menyehatkan badan. Anda bias belanja madu pollen dan kapuk hanya dengan 40 ribu rupiah saja dengan kemasan setiap botolnya 600ml. lepas weleri anda disambut kontur naik turun hutan roban. Saat ini sedang semi sehingga hutan jati di kanan kiri jalan terlihat hijau dan segar. Biasanya pengendara bias istirahat di sepanjang alas roban sambil minum kelapa muda yang banyak dijual.

Eksotisme berikutnya adalah ruas Pekalongan – Banjarnegara yang melewat jalur tengah pula Jawa. Hamparan hutan karet membantang hijau melingkupi jalanan naik turun dan berkelok. Jalanan terlihat lembab usai hujan dengan pagar beragam tumbuhan hutan, hijau, adem dan segar. Selain hutan karet milik PTP di jalur ini juga terdapat kebun the yang sangat luas. Kebun the disini memasok kebutuhan minuman favorit ini ke kota di sekitarnya. Bila anda mengendarai kendaraan meski AC mobil anda dingin, sebaiknya matikan AC dan buka sedikit kacanya. Hembusan hawa segar akan menerpa dan menyejukan paru-paru anda yang sekian lama dipenuhi udara kerin dari AC mobil. Saat anda membelah hutan karet dan teh yang eksotis ini, sejenak anda melupakan gaharnya dan hebohnya beragam masalah yang menerpa negeri ini. Anda juga akan teringat lagu nya koesplus bahwa negeri ini ternyata memang kaya raya dengan ragam sumber daya alamnya. Barangkali anda sejenak akan tidak percaya bila masih banyak yang kelaparan sementara tanah begitu subur, padi menghijau dan menguning, sayuran tinggal memetik dan anda hidup tenang diantara alam, diantara gemericik air di perbukitan. Bukan lautan hanya kolam susu, air dan jala cukup menghidupimu, bla bla bla. Tongkatpun bila dilempar konon akan tumbuh menjadi pohon, saking suburnya. Lagi-lagi, segarnya alam terganggu disana sini, bukit mulai dibabat dijadikan lahan pertanian. Hijaunya hutan di perbukitan perlahan diterpa gundulnya tanah yang disiapkan untuk lahan tanaman. Mudah-mudahan mereka masih ingat dan membatasi lahan demi anak cucu kelak.

Masuk ke banjarnegara anda disambut jalanan yang berkabut tebal. Jarak pandang hanya beberapa meter saja. Namun hiruk pikuk masyarakat tetap ramai di pasar dan sepanjang jalanan perkotaan. Uniknya di pinggiran kota terdapat lapangan bola dan saat itu sedang ada pertandingan bola. Jadilah mereka bertanding diantara kabut, layaknya di Negara Eropa saja yang sering dipenuhi salju. Di salah sati pom bensin terdapat kolam dengan 3 ekor ikan air tawar yang berukuran besar. Konon ikan ini berasal dari sungai di Amerika Latin Sono. Ukurannya barangkali lebih dari 2 meter panjangnya dan badannya lebih besar dari manusia. Nampaknya salah satu ikan itu sudah melahirkan anaknya karena sekarang mereka menjadi 4 ekor, dimana salah satunya lebih kecil. Makanan ikan-ikan itu ya ikan yang lebih kecil seukuran ikan lele atau gabus.

Ruas banjarnegara purbalingga anda akan disuguhi beragam produk keramik yang dijajarkan di gerai sepanjang jalan. Keramik itu sudah disulap menjadi hiasan yang indah dan berharga cukup mahal. Barangkali kalau anda tidak sempat belanja keramik ke china atau hongkong, anda bisa mengunjungi sentra keramik disini. Berikutnya sampailah anda di Purwokerto, kota berhawa dingin di jalur tengah Jawa. Di kota ini anda bias berburu tempe mendoan dan mencari hawa segar di baturaden. Jalanan menuju baturaden cukup mulus dan ramai dengan berbagai hotel, vila dan beragam tempat hiburan. Jalur menuju gombong anda bias berbelanja beragam gethuk goring maupun kukus. Anda juga bisa menikmati berbagai masakan bebek, seperti sate, kuah maupun goreng. Bila anda teruskan menuju Kebumen anda bias berbelanja buah bengkoang yang sangat murah meriah. Buah yang tenar untuk lulur dan mengandung banyak serat dan air ini dijual di sepanjang jalan. Anda juga bias mencari minuman Dawet Ireng maupun Dawet Ayu. Dawet Ireng ini cendolnya berwarna hitam dengan ketan hitam, santan dan gula kelapa. Rasanya hmm segar dan manis.sementara di kebumen sendiri banyak sentra genting soka. Tanah liat sebagai bahan pembuatan genting soka tejntunya mudah diperoleh di daerah ini. Jalur selatan jawa ini memang hanya dua lajur, namun tidak membosankan karena hamparan sawah dan hijaunya bukit. Di purworejo anda akan menemukan stasiun buntu. Stasiun ini terhubung ke Kutoarjo, sehingga penumpang kereta yang akan ke Jakarta diangkut oleh 2 gerbang dari purworejo ke kutoarjo. Mestinya ada lajur kereta dari purworejo ke magelang, namun ternyata sudah terputus. Memang yang membangun rel kereta adalah penjajah yakni Belanda, namun sangat disayangkan ruas ini terputus, mengingat vitalnya moda transportasi. Lagi-lagi inilah profil kita, sudah tidak membangun, merawatpun kedodoran.

Di magelang anda akan melewati akademi militer yang bangunanya sangat luas dan terhampar di sekitar bukit tidar yang dipenuhi hutan pinus. Konon bukit tidar inilah adalah poros dan pakunya pulau Jawa karena berlokasi tepat di tengah pulau Jawa. Tidak banyak landscape seperti magelang ini dimana terdapat sebuah bukit di tengah perkotaan. Di magelang anda bisa mencoba makanan khas yakni tahu kupat yang rasanya gurih. Selepas kota anda bisa mengarah ke semarang, dimana anda bisa menyisir beragam menu seperti iwak kali, iwak enthok, kopi banaran, kopi klothok, maupun buah klengkeng. Tidak terasa anda sudah menempuh jarak sepanjang 700 km dalam dua hari. Sungguh anda mesti bersyukur dikarunia alam yang sedemikian kaya. Hanya kenapa begitu banyaknya ragam kekayaan alamnya, negeri ini masih tetep miskin - kemanakah kekayaan itu hilang.
Read More ..

Thursday, November 12, 2009

Bookstore (#274)


Banyak toko buku bertebaran di kota-kota besar. Yang cukup dikenal masyarakat diataranya Gramedia atau Gunung Agung. Toko Buku saat ini sudah merupakan one stop shooping store dimana pembeli bisa mencari buku yang dibutuhkan, termasul alat tulis dan keperluan sekolah. Bila ingin shortcut cukup datang ke info center dan tinggal masukan judul atau pengarang yang dicari ke PC dan jreng sekejap muncul yang dicari. Tentu termasuk kalau bukunya ternyata tidak tersedia. Pengunjung toka buku juga bisa membaca sepuasnya dan hanya melihat-lihat tanpa membeli. Kalau pembeli jelas raja maka saat ini pengunjungpun juga menjadi raja. Bukan masalah bagi pengelola toko karena toh target penjualan dapat tercapai, indikasinya bisnis buku semakin ramai saja. Bias jadi pengunjung yang iseng memang tidak berniat membeli dan juga tidak menyiapkan uangnya. Namun bookstore modern tahu dan menyediakan berbagai buku, majalah, ensiklopedia lengkap, pernak-pernik dan bahkan yang tidak anda pikir dan butuhkan tersedia. Akhirnya pengunjung iseng akan datang lain kali dan membeli karena tertarik dengan ragam produk yang ada.

Saat kuliah anda tentu mengenal banyak pasar yang menyediakan buku bekas atau kopian. Beruntung negeri ini masih belum menindak tegas pembajak dan pengkopi buku. Jadi leluasalah buku terbitan asing, bisa dikopi dan dijual seperempat harga aslinya. Harga ini sesuai dengan daya beli mahasiswa, jadi ternyata ini tindakan buruk dengan manfaat yang baik. Buruk bagi pengarang dan penerbit-nya namun berkah bagi pelajar. Right or wrong is my country, jadi wrong country kali ini ternyata bisa membantu mereka lulus sekolah. Jadi berapa banyak sarjana yang terbantu dengan buku kopian alias bajakan ini, rasanya sebagian besar. Di Jakarta, Jogya atau Solo banyak bertebaran pasar atau kios yang menjajakan buku bekas atau bajakan. Pengusaha toko buku-pun tidak bisa berbuat banyak dan menyerahkan pada hokum pasar. Di Senen - Jakarta terdapat toko buku besar Gunung Agung, namun beberapa meter di luarnya justru bertebaran sentra buku bekas/bajakan tadi. Namun semua kebagian rejeki ternyata dan hidup semua, Tuhan Maha Adil. Komoditas lain yang serupa adalah kaos dagadu jogya di malioboro. Antara yang asli dan paten dengan bajakan bercampur di sana, toh para mahasiswa/pemilik dagadu nyantai saja. Pembeli bebas memilih yang asli dengan harga agak mahal atau yang murah meriah di pinggir jalan. Toh uang tidak bohong, yang tidak asli biasanya juga kurang awet. Pilihan berada ditangan pembeli dan pengunjung, jangan lupa tadi mereka adalah raja.

Lain lagi, di sudut kota Semarang, tepatnya di jalan MT Haryono belum lama ini berdiri sebiah bookstore yang lumayan besar. Bookstore ini cukup luas dengan koleksi buku yang lumayan lengkap. Padahal di kota lumpia ini tentu sudah ada Gramedia dan Gunung Agung. Yang menarik dari bookstore bernama Togamas adalah tagline-nya, toko buku diskon. Katanya pembeli sensitive dengan harga – price sensitive dan rela mengesampingkan sedikit kenyamanan. Jadilah harga buku disini memang miring. Yang jadi masalah adalah toko ini tidak dilengkapi dengan AC, tapi hanya kipas angin. Wah bagi yang terbiasa hidup nyaman barangkali akan terganggu dan males berkunjung, namun masih cukup banyak mereka yang tidak ambil pusing dengan hawa dingin dan lebih memilih berhemat. Jadilah toko buku ini luyaman ramai dikunjungi pembeli. Selain diskon di setiap buku, mereka memberikan layanan sampul plastic gratis untuk berapapun buku yang anda beli. Bahkan buku seharga 19 ribupun disampul plastic gratis dan rapi. Standguide-nya juga ramah dan mungkin agak berbeda dengan Gramedia yang sudah besar serta lebih sering dipatroli satpam di gang-gang rak-nya. Beragam buku disajikan dengan lay out menarik. Koleksinya barangkali tidak terpaut jauh dengan Gunung Agung atau Gramedia. Barangkali ini era-nya bookstore dengan mengedepankan service, low cost dan lebih focus kepada kebutuhan pelanggannya. Bagaimanapun masih banyak pembeli yang perlu berhemat dan membutuhkan recehan lima ratus atau seribu perak dari uangnya, inilah yang coba dihargai Togamas. Anda bahkan bisa mendapatkan sebuah buku kesehatan popular dan novel Agatha Cristie dengan hanya Rp. 48 ribu saja, bonus sampul plastic dan senyum manis kasirnya. Sembari keluar toko bias jadi anda sudah melupakan tadi ruangannya ngga ber- AC dan hanya kipas sepoi yang mengusir panasnya udara.
Read More ..

Wednesday, November 11, 2009

A Little Trip (#273)


Pemda Rembang mengundang operator dalam rangka pembahasan peraturan daerah menara bersama. Jarak Semarang – Rembang sekitar 100-an km yang bisa ditempuh sekitar 3 jam. Ruas Semarang – Demak cukup mulus dan sudah lumayan lebar setelah pembangunan pelebaran jalan beberapa waktu terakhir. Ini jalur utama bagian utara bentangan Jakarta – Surabaya. Tinggal finishing dan perapihan pembatas jalan. Jarak ke Demak hanya sekitar 20-an km. Kota Demak disebut juga kota wali karena banyak sejarah Wali di sini. Di dalam Masjid Demak terdapat 4 pilar utama yang diberi nama Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati dan Sunan Ampel. Masjid Demak ini cukup terkenal dan banyak menjadi tujuan wisata rohani dari penjuru tanah air. Disamping Masjid yang berdiri megah di kawasan alun-alun itu dibangun tempat parker tamu yang sengaja mengunjungi masjid Demak. Bangunan Masjid ini model limasan dengan ruang mirip pendopo di depan, yang tanpa dinding. Di sebelah dalam adalah bangunan utama masjid dengan 4 pilar tadi. Terdapat dua bentuk kubikal di dalam masjid yang mengapit tempat Imam. Lantainya dari marmer warna gading sehingga cukup adem meski siang hari. Seorang tukang semir berada dekat tempat wudhu pria. Jadi sembari sholat anda bisa nitip sepatu untuk disemir, tarifnya seikhlasnya namun wajar. Saat ini alun-alun terlihat cukup lengang, tidak banyak pengunjung ke Masjid Demak. Kuliner yang ramai di seputar alun-alun adalah Bakso Tulang, yang terdiri dari bakso biasa dan tulang besar dengan sedikit daging menempel. Seni dari bakso ini penikmat mesti mengginggit daging yang menempel di tulang, lumayan empuk dan asik.

Setelah Demak berikutnya adalah kota Kudus. Kota ini kesohor sebagai kota industri rokoknya. Djarum Kudus adalah industri rokok terbesar di kota tersebut dan salah satu yang terbesar nasional. Cukup banyak orang kaya dari kota kretek ini, umumnya dari executive Djarum. Kudus memiliki luas yang lebih besar ketimbang Demak. Jalur ke Kudus mengalami pelebaran dan sebagian ruas masih dua lajur, namun sedang giat dijadikan 4 lajur. Di kanan kiri terdapat sawah yang menghijau meski hujan belum turun. Petani menyedot air dari kali yang membentang di sepanjang jalur utara Jawa ini. Yang khas dari Kudus adalah Soto Kerbau. Rasa daging kerbau ini cukup empuk dan mirip daging sapi. Penganan lainnya adalah Jenang Kudus.

Kota berikutnya adalah Pati, yang merupakan kota terbesar di daerah utara Jawa Tengah ini. Kalau di Kudus terdapat pengusaha rokok maka di Pati terdapat pengusaha sarang wallet. Terdapat banyak pengusaha wallet yang sukses dari area ini karena liur walet konon harganya bisa tembus 15 juta per kilo-nya. Parameter suksesnya pengusaha adalah hilior mudiknya mobil mewah ber-plat K. Ternyata juga cukup banyak took besar yang menyediakan velg dan ban mobil di ruas Kudus Pati ini pertanda tingginya demand dari mereka yang bermobil. Selain wallet di Pati juga ada perusahaan kacang dua kelinci dan pabrik pembuatan kertas uang. Jalur utara Jawa ini cukup sibuk dengan beragam kendaraan truk, trailer, container, angkutan dan terutama kendaraan pribadi. Di Pati ini tidak ada salahnya anda mencoba nasi gandul yang merupakan unggulan kuliner setempat. Nasi Gandul ini berupa nasi dengan kuah gulai dengan lauk berbagai jeroan, perkedel, telur atau tahu tempe. Penyajiannya di piring yang dialas daun pisang dan bias ditambahkan kecap dan sambal.

Jalur menuju Rembang dari Pati masih jalur lama dua lajur. Jalan-nya masih cukup memadai meski terdapat bumpy disana sini. Yang menarik di ruas Pati Rembang adalah terdapat gundukan garam di kanan kiri jalan dan di tambak garam. Ruas ini memang membujur dipinggir laut dan banyak petani garam di sini. Banyak kincir angin dibangun di tengah-tengah tambak garam dan menambah view yang cukup eksotis. Kalu kincir angin itu lebih besar dan banyak sekilas bisa mirip Belanda,,,negeri kincir angin.

Rembang adalah kota kabupaten yang cukup sibuk. Rembang sendiri berada di pinggiran pantai. Dari sejarah tentu anda belum lupa siapa perempuan penggerak emansipasi nasional. Betul, beliau adalah Ibu Kartini, dan untuk menghormatinya dibangun pantai Kartini, tempat wisata di Rembang. Berhubung kota pantai maka Rembang menyajikan berbagai menu sea food seperti ikan dan kepiting. Rembang, saat ini sibuk berbenah diri dan membangun prasarana. Hampir semua operator telekomunikasi sudah masuk ke Rembang ini dengan bukti terdapat 100-an menara dengan 117 BTS. Kota Rembang memproyeksikan akan membangun 330 BTS di tahun 2014. Demikian setidaknya tekad Pemda setempat menggenjot pembangunan telekomunikasi. Bahwa disadari pembangunan telekomunikasi akan mendorong kemajuan perekonomian daerah.
Read More ..

Tuesday, November 10, 2009

Say It By The Number

Say it by flower - kata pepatah, namun bias juga say it by number- dengan angka atau data maka apa yang dikatakan atau diinformasikan barangkali dapat berguna dan meminimalkan mis-informasi. Meski sebagian pihak kadang tidak sepenuhnya yakin dengan data yang decompile oleh BPS – Badan Pusat Statistik, namun tidak ada salahnya mencoba untuk mengangkat angka-angka tersebut agar bisa dicocokan dengan kondisi di sekitar.

Misalnya jumlah pulau di Indonesia status tahun 2006 adalah sebanyak 17,504. Dari jumlah ini yang sudah bernama sebanyak 9,870 sementara yang belum bernama berjumlah 9,634. Memang ada ungkapan apalah arti sebuah nama, namun nama ini dalam konteks batas, pengakuan atau kedaulatan Negara bisa menjadi masalah serius. Belum lupa rebutan pulau Sipadan Ligitan antara Indonesia dan Malaysia yang akhirnya dimenangkan oleh Malaysia. Saat ini Malaysia meng-klaim pulau Ambalat sebagai wilayahnya, juga meng-klaim berbagai produk dan budaya nasional. Belajar dari hal tersebut bagaimana status pulau yang belum bernama, apakah sebegitu susah memberikan nama dan meregister-kan, sudahkan saat ini dilakukan penamaan dan lebih jauh sosialisasi ke dunia internasional? Pan ada banyak menteri, departemen dan direktorat, penamaan pulau harus secepatnya dilakukan.

Indonesia memiliki sebanyak 75,666 desa/kelurahan dimana sebesar 33.24% atau sebanyak 25,154 desa/kelurahan berada di pula Jawa. Dengan terfokusnya desa/kelurahan di pulau Jawa sudahkah dibuatkan plan atau grand desain untuk menambah jumlah desa/keluarahan di luar Jawa, karena ini akan terkait sebaran budget dan distribusi pembangunan. Bila belum, kira-kira kapan dilakukan, karena sudah menjadi hal umum bahwa prasarana dan infrastruktur lebih terpusat di pulau Jawa ketimbang di luar Jawa. Kalimanta, pula terbesar kita memiliki luas 544,160 km2 atau sebesar 28,48% dari total wilayah Indonesia. Namun sarana transportasi di pulau tersebut jauh dari memadai dan banyak moda dilakukan lewat sungai atau udara. Minimalnya infratruktur ini tentu akan berpengaruih terhadap investasi, pembangunan dan perekonomian setempat.

Proyeksi jumlah penduduk tahun 2009 adalah 231,370 sementara proyeksi tahun 2015 perkiraan jumlah penduduk adalah 247,623. Tentu menjadi tugas pemerintah dan masyarakat untuk bisa mengontrol kelahiran anak agar sesuai dengan kemampuan keluarga dalam membesarkan anak yang sehat dan berpendidikan cukup. Saat ini masih banyak keluarga yang memiliki anak diluar kemampuanya membesarkan secara sehat dan berpendidikan. Akibat dari keterbatasan ekonomi ini masih banyak anak yang hanya mengenyam pendidikan dasar/menengah. Hal ini ke depan turut merugikan masa depan anak akan daya saing dan akses mendapat pekerjaan yang memadai.

Kepadatan penduduk juga masih bervariasi antara 7 orang/km2 untuk Papua, atau 13 orang/km2 untuk Kalimantan, dibandingkan 12,355/km2 untuk DKI Jakarta atau 1027/km2 untuk Jawa. Dengan sebaran tersebut maka sejumlah 58% terkonsentrasi di Jawa sementara hanya 2.23% yang bermukim di Maluku dan Papua misalnya. Secara rinci sebaran penduduk adalah Sumatera 49juta, Jawa 134juta, Bali Nusra 12juta, Kalimantan 13juta, Sulawesi 17juta serta Maluku/Papua 5juta. Sebaran yang sangat tajam ini sudah diupayakan pemerataanya dengan program transmigrasi dan pembangunan daerah tertinggal namun belum menampakan hasil yang maksimal. Secara alamiah mereka akan terfokus di pulau atau lokasi yang lengkap prasarananya dan banyak kesempatan pekerjaan.

Angka kematian bayi tertinggi terjadi di NTB sebesar 43.51 sementara yang terendah terjadi di DKI Jakarta dengan 10.95. Angka kematian bayi terkait erat dengan persoalan kecukupan gizi dan edukasi tentang hidup sehat. Angka kematian bayi juga parameter penting bagi institusi internasional melihat keberhasilan pembangunan suatu Negara.

Berikutnya angkatan kerja nasional berjumlah 111.95juta dengan komposisi mereka yang bekerja sebanyak 102.55juta dan pengangguran terbuka sebanyak 9.39juta orang. Namun dengan banyaknya para pencari kerja baik formal maupun informal apakah kondisi tersebut memang gambaran yang sesungguhnya? Bila dibandingkan dengan Negara maju seperti Amerika Serikat tingkat penganggurannya mencapai 10% sementara Kanada sekitar 8%. Artinya apakah benar komposisi pekerja dan pengangguran kita hampir sama dengan Amerika Serikat. Ditambahkan pada data tersebut angka setengah pengangguran/underemployement nasional besar-nya 31.09juta.

Sementara dari penduduk yang bekerja 102.55juta tadi sebaran berdasarkan tingkat pendidikan adalah Tidak tamat SD 18.42%, SD 35.84%, SLTP 18.57%, SLTA 20.63% dan Universitas 6.58% saja. Dari sebaran ini diperoleh gambaran kualitas tenaga kerja yang didominasi oleh hanya lulusan SD, Sekolah Menengah dan bahkan tidak tamat SD, sementara hanya sebagian kecil, 6.58% adalah mereka pekerja dengan background Universitas. Hal ini barangkali, disamping tingkat perkapita/kemakmuran yang relative rendah juga masih kecilnya penduduk yang mengenyam pendidikan tinggi, sekitar 6.7juta dari 102.55 juta- yang menempatkan kita masih sebagai Negara berkembang- kalau tidak disebut terbelakang bila dibandingkan dengan Negara maju lainnya. Apalagi pendidikan tinggi disini tersebar dari D1, D2, D3, Akademi/Politeknik, selain Institut/Universitas, jadi akan makin sedikit lagi berapa sebenarnya pekerja dengan kualifikasi S1, dan apalagi S2/S3. Dari jumlah pekerja 102.55juta yang berumur antara 25 – 29 tahun hanya sekitar 15.12juta saja.

Upah minimum per tahun 2007 secara rerata hanya Rp. 673,300 dimana yang terkecil adalah sebesar Rp. 448,500 dan terbesar Rp. 987,000. Besarnya kebutuhan hidup minimum nasional secara rerata adalah Rp. 766,350. Rata-rata gaji/pendapatan per pekerja tahun 2008 badalah Rp. 1,158,085 per bulan. Dari angka-angka tersebut bisa diperoleh gambaran kemampuan ekonomi setiap pekerja- ingat setiap pekerja dimana mereka masih harus menanggung nafkah dan kebutuhan hidup sekeluarga. Barangkali anda yang berpendapatan antara 3 sampai 5 juta perbulan saja masih ngos-ngosan dan susah mengikuti harga-harga barang/jasa dan biaya sekolah yang semakin mahal apalagi yang hanya sejuta atau kurang.

Artinya begitu besarnya agenda dan pekerjaan rumah pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya yang barangkali perorangnya mendapatkan gaji/pendapatan sekitar 200 sampai 300 ribu per bulan, bila misalnya rerata gaji tadi dibagi jumlah anggota keluarga 3 atau 4 orang. Sehingga hari ini, sangat ironis- di sekitar kita, terlihat kesibukan para pemimpin negeri ini yang saling tuding dan saling mencari kebenaran masing-masing. Jadi kapan waktu, energi dan pikirannya akan tercurah hanya untuk mensejahterakan rakyatnya, kok nampak semakin sayup.
Read More ..