Monday, February 25, 2008

Right To Live

Garangan itu dengan kaget menyeberang jalan raya. Sebuah kendaraan yang melaju dengan kecepatan cukup tinggi terkesiap dan kaget ada makhluk warna emas sebesar kucing namun agak pendek dan panjang lari menyeberang. Untunglah kendaraan sempat sedikit ngerem dan selamatlah makhluk itu.

Pada saat lainnya di televisi sering disiarkan pesta kuliner. Dengan bangga ditayangkan alangkah nikmatnya mengkonsumsi berbagai makanan termasuk hewan aneh-aneh. Ada kelelawar, ular, cicak, belalang dan makhluk garangan tadi. Rupanya kita sudah kehabisan sumber makanan pokok kita dan perlu memburu berbagai makhluk tadi.

Garangan yang lewat tadi bisa jadi makhluk yang bertahun-tahun tidak ditemui. Bila mereka tinggal di daerah barangkali masih bisa bertemu dan melihatnya. Namun di perkotaan, sungguh sangat jarang kecuali barangkali di kebun binatang.

Manusia memang makhluk yang paling beradab sehingga begitu kreatif da terus mencari berbagai makanan yang menantang. Konon berbagai binatang tadi diciptakan dengan peran guna turut menjaga keseimbangan alam. Bagaimana kalau banyak belalang diburu dan dibakar atau disate hanya untuk memenuhi semangat kuliner tadi. Bagaimana pula kelelawar yag hidup di gua-gua di pantai diburu sekedar untuk memuaskan tantangan makanan yang unik misalnya.

Garangan yang menyeberang dengan panic tadi berasal dari area perumahan. Rupanya dia berkeliaran di perumahan mencari makanan di got atau selokan. Sementara dia harus menyeberang ke daerah yang banyak pepohonan kembali ke sarangnya. Alangkah kasihan dia mencari makan untuk hidup sementara keselamatannya begitu terancam. Selamat dari roda kendaraan belumlah menjamin aman hidupnya, manakala ketahuan orang sudah pasti bakal diburu dan menjadi santapan.

Setiap hari berapa banyak binatang yang mati mengenaskan di jalanan karena dilindas roda kendaraan. Binatang yang kebanyakan orang haram memakannya seperti kucingpun tidak lepas dari ancaman tangan manusia. Binatang rumahan ini sering menjadi bulan-bulanan manusia ketika berkeliaran. Begitu berat perjuangan kucing bertahan hidup dengan mengais tempat sampah, mencari sepotong sisa makanan manakala mulai berkurangnya tikus rumah. Sudah jarang ditemukan seekor kucing memangsa tikus karena tingkah polah kucing di genting akan mengganggu manusia. Begitu manusia tergganggu tidak jelas apa yang akan menimpa sang kucing itu. Entah bakal dilempar atau disambit kayu atas kelancangannya berani menyentuh rumah manusia meski hanya untuk mencari makan dan bertahan hidup.

Tidak ada salahnya hak hidup atas berbagai binatang tersebut patut kita renungkan. Seberapa besarkah mereka menjadi gangguan kita sehingga kita harus menyakiti dan bahkan memakannya. Bila makanan lainnya tidak ada tentu saja berbagai binatang bisa dikonsumsi. Namun saat ini belumlah sulit mencari makanan yang layak dan wajar dimakan.
Read More ..

Monday, February 18, 2008

Donald J. Trump

Kalau anda klik google dengan kata kunci Donald Trump maka akan muncul hampir sekitar delapan juta sources. Milyuder dari Amerika Serikat itu begitu tenar dan kesohor. Tidak saja dari sejarah perkawinanya yang suka gonta ganti istri. Dari bisnisnya, dari kekayaannya dari gedung bisnisnya, dari helicopter Pribadi atau pesawat pribadinya.

Trump lahir pada 14 Juni 1946 di Queens, New York sebagai putra dari Fred Trump, ahli pembangunan dan pemasaran Real Estate di New York. Ia memiliki tiga saudara, satu laki-laki dan 2 perempuan. Kakak perempuan tertua dia adalah Maryanne Trump Barry, seorang hakim federal.
Trump memulai bisnis karirnya dengan menumpang kantor ayahnya, Fred, di Sheepshead Bay, Brooklyn, New York. Ia bekerja dengan ayahnya selama lima tahun dimana mereka sibuk dengan membuat deal bisnis bersama. Trump memulai bahwa ayahnya merupakan mentornya dan ia belajar banyak tentang setiap hal dari industri konstruksi ayahnya. Rupanya ayahnya Fred C. Trump sering mengatakan bahwa banyak deal terbaik yang dibuat oleh anaknya- Donald, segala sesuatu yang disentuhnya berubah menjadi emas. Trump kemudian memasuki dunia yang sangat berbeda dari real estate Manhattan.

Portfolio property dan koleksi hotel yang dimiliki Trump meliputi New York, New Jersey, Honolulu, Los Angeles, Chicago, Florida, Las Vegas, Republic Dominik, Seoul, Toronto, Panama, Mexico dan Connecticut.

Sales dan leasing Trump merupakan divisi penjualan resindetial dari Korporasi Trump yang melayani penjualan, pembelian dan penyewaan dalam semua gedung yang dikelola Trump sebagaimana property residential mewah lainnya di seluruh Menhattan. Mereka menyediakan bagi pelanggannya layanan broker paling professional di pasar New York. Bila anda cari daftar residential online tim professional terbaik multi bahasa akan menyambut dan membantu mendapatkan rumah impian atau mengarahkan tujuan investasi khusus pelanggan.

Club golf yang dikelola oleh Trump meliputi Los Angeles, Bedminster, Westchester, West Palm Beach, Canouan Island dan Scotland. Sementara Casino resort yang beroperasi dibawah kelompok Trump meliputi Trump Taj Mahal, Trump Plaza, Trump Marina dan Trump Club Privee.

Tidak ketinggalan program entertainment yang merupakan inovasi dari kelompok usaha Trump adalah The Apprentice, Trumped The Radio Program, Trump Model Management dan Trump Pageants.

Trump University merupakan salah satu kunci sukses bisnis hari ini karena di Universitaslah orang mencari ilmu pengetahuan. Apapaun definisi sukses menurut anda apakah untuk memjaukan karir, memulai bisnis menguntungkan atau menciptakan kesejahteraan melalui investasi, kebutuhan menempuh pendidikan merupakan hal terpenting. Universitas Trump didirikan dengan prinsip ini dan menawarkan kursusu dan program dengan subyek yang luas, marketing, real estate, usahawan dan banyak lainnya yang akan membantu setiap mahaisswa menggapai tujuannya.

Perdagangan yang dikelola meliputi Koleksi bertandatangan, Buku Trump, Es Trump, Steaks Trump, Vodka Trump, Rumah Trump, Koleksi perhiasan Trump Ivanka. Sementara sector pembiayaan Trump menjelaskan tak seorangpun tahu real estate sebaik Trump. Lantas ia menulis buku dan tak seorangpun tahu pembiayaan real estate sebaik Pembiayaan Trump.

Maish banyak rentang usaha yang dikelola di bawah bendera Trump yakni Restauran Trump, Rink Skating Trump maupun ruang media.

Wikipedia menyebutkan Donald John Trump adalah seorang wirausahawan, pionir program pertelevisian dan pebisnis yang sukses dari Amerika Serikat.
Dia adalah seorang CEO (Chief Executive Officer) dari;
Organisasi Trump
Pengembang pemasaran Real Estate (Rumah Mewah)
Pendiri dunia hiburan Trump
Pemilik bisnis casino.
dan memiliki acara TV rekayasa realitas (reality show) pribadi yaitu The Apprentice.
Read More ..

A Piece Of Afternoon

Cuaca buruk. Sejak malam hujan. Pagi hari mendung dan kadang hujan serta angin. Udara begitu dingin. Banyak anak tidak bisa bermain di jalan. Meski ini hari minggu. Kucingpun enggan berkeliaran. Hanya melengut di tempatnya yang hangat. Meski perut kucing itu lapar namun hujan rintik-rintik yang dinginnya menyentuh tulang sebabkan dia malas. Mendung tebal menggantung. Belum ada tanda-tanda hari cerah. Matahari bersembunyi dan tidak nampak sejak pagi.

Menit berlalu, jam dan sekarang sudah jam 15.00 sore. Nuansa masih diwarnai rintik-rintik ketika sebuah kendaraan mengarah ke sebuah kolam renang. Kolam renang itu cukup ramai. Banyak anak-anak, remaja dan dewasa. Namanya kolam renang Maharani. Lokasinya di sebelah perkampungan yang masih hijau. Maharani memiliki area yang luas. Ukuran kolam renang sendiri tidaklah terlalu luas, sekitar sepertiga area. Hanya sekitar sepuluh kali dua puluh lima meter saja. Pengunjungnya banyak sehingga kolam menjadi ramai. Dari pintu masuk langsung bertemu ruang tunggu. Ada dua ruang tunggu, yang beratap dan yang diudara terbuka. Banyak kursi dan meja diatur disana. Sebelah kiri ruang tunggu ada kamar mandi, mushola, ruangan fitness dan gudang. Sebelah kanan ada jajaran kantin yang menjual mie, bakso, minuman, jajanan anak-anak dan perlengkapan renang.

Di depan ruang tunggu yang beratap ada lapangan basket. Di depannya lagi ada panggung dimana sekelompok pemusik menyanyi diiringi lengkap keyboard, guitar dan drum. Sebelah kanan adalah kolam renangnya. Masuk ke kolam renang alas kaki harus dilepaskan ditaruh di rak yang disediakan. Di pinggir kolam diatur meja kursi. Ada juga tempat duduk dari semen permanent. Di sudut pinggir kolam renang ada penyewaan segala kebutuhan renang. Di sebelahnya adalah gudang tempat disimpan kapur dan obat-obat untuk perawatan air kolam. Di sebelahnya disambung ruangan mandi bagi yang selesai renang. Bagian laki-laki terpisah dengan bagian perempuan.

“Mba pesen mie bakso dua dan air mineral ya,” teriak seorang Bapak yang duduk di kursi di pinggir kolam. Bapak itu habis berenang, badan dan rambutnya basah.

Ada beberapa anak kecil dengan orang tuanya lalu lalang di pinggir kolam. Mereka menunggu anggota keluarga lain yang sedang berenang. Pengawas kolam renang sibuk melihat dan memperhatikan ke tengah kolam, dimana banyak orang berenang.

“Silakan bagi yang ingin menyumbang lagu,” suara teriakan keluar dari speaker yang terpasang di panggung musik. Penyanyinya sudah menyajikan beberapa lagu dan ingin minta partisipasi pengunjung untuk menyanyi.

Hujan yang sesekali turun tidak berpengaruh bagi mereka yang asyik berenang. Di dalam air tidak terlampau dingin dan hujan justru menambah keasyikan anak-anak.

Jam sudah menunjukkan jam 17.30 sore ketika kendaraan tadi meninggalkan kolam renang. Jalanan berlobang dan banyak genangan air. Pengendara harus hati-hati karena banyak genangan air dalam.

Kendaraan itu menuju sebuah warung mie yang berjarak satu kilometer dari kolam renang. Tempat parkir warung mie hanya terisi tiga mobil. Sebuah avanza warna silver dan biru serta sebuah innova hitam. Dalam warung mie terdapat empat meja lesehan dan enam meja dengan kursi. Dua meja lesehan dan satu meja tinggi sudah terisi.

“Pesan apa pak, ada mie rebus, goreng, bihun dan kweetiu,” jelas sang pedagang. Warung mie itu sudah di sana beberapa tahun terakhir. Dagangan unggulannya adalah mie jawa dan teh poci dengan gula batu.

Sepasang bapak dan ibu lahap menikmati mie rebus yang masih mengepul sementara anaknya yang masih kecil berdiri memegang sepotong kerupuk. Mie jawa adalah mie yang ukurannya besar. Dimasak dengan telur dan daging ayam. Bagi yang suka bisa ditambah kecap, saus dan acar. Banyak pengunjung yang makan sambil menggigit cabe. Ada pula yang makan dengan kerupuk. Keringat mengucur dari muka dan leher mereka. Mie panas cocok dimakan disaat hujan dan udara dingin. Ditambah minum teh poci dengan gula batu yang dihidangkan dengan cangkir dan teko terbuat dari tanah liat. Kegiatan renang satu jam setengah menjadikan perut keroncongan. Sajian mie jawa dan teh poci nampak merupakan kombinasi yang nikmat untuk mengisi sepotong sore yang dingin itu.
Read More ..

Friday, February 15, 2008

Mutiara

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Read More ..

Wednesday, February 13, 2008

Bongkar

Beberapa hari ini telah terjadi dua peristiwa di sekitar kita. Yang pertama adalah sekian puluh kaki lima yang jualan di sekitar kantor ditertibkan oleh polisi pamong praja pemda Jakarta. Alasanya karena kaki lima itu berjualan di area pejalan kaki alias trotoar. Secara hukum memang benar belaka bahwa jalur trotoar bukanlah peruntukan jualan. Namun pedagang kaki limapun merasa sudah mengeluarkan banyak biaya untuk bisa membuka warungnya.

Yang kedua peristiwa pembongkaran kawasan rawasari yang menurut gubernur Jakarta akan digunakan untuk lahan hijau. Dalam media elektronik ditampilkan bagaimana pendirian dan argument dari masyarakat rawasari. Namun pembongkaran tetaplah dilakukan. Bahkan saat bongkaran terjadi kebakaran yang berasal dari salah satu rumah di sana. Koran pagi ini memberitakan pedagang keramik mengobral keramiknya setengah harga. Pedagang tersebut menjual di halaman terbuka karena rumah dan tokonya sudah mulai dibongkar.

Ada pertanyaan mendasar dan sederhana yakni kenapa pada awalnya dibiarkan atau diijinkan bila sekarang harus dibongkar. Terlampau banyak peristiwa yang harus ditanggung rakyat bila berhadapan dengan suatu kepentingan. Atas nama masyarakat luas pula kepentingan dilaksanakan dengan kadang mengabaikan masyarakat lainnya.

Blueprint tata kota barangkali harus kembali menjadi acuan. Sudah terlampau menyimpang ibukota ini jauh dari tata kota yang seharusnya. Seorang pakar mengatakan, dengan cara apapun tata kota Jakarta sudah tidak bisa ditolong. Penyimpangan tata kota lah yang menyebabkan datangnya bencana bertubi-tubi seperti banjir yang selalu hadir setiap datang hujan.

Pakar lain mengusulkan dipindahnya ibukota ke Kalimantan atau tempat lain misalnya. Biarlah Jakarta menjadi pusat bisnis sementara pusat pemerintahaan diwilayah lainnya. Itulah carut marut dan lingkaran setan seputar tata kota. Kegiatan bongkar membongkar akan dapat jauh diminimalkan bila semua pihak disiplin akan aturan dan tata kota.

Okelah sekarang apalagi. Pemerintahan sudah merupakan hasil pemilihan langsung oleh rakyat, sebuah unjuk demokrasi yang dipuji banyak Negara maju. Banyak orang pintar ditarik masuk ke kabinet. Banyak pakar dan akademisi di berbagai perguruan tinggi bebas menyampaikan pemikirannya, demi bangsa ini.

Kemauan itulah kata kuncinya. Semua pihak mestinya memiliki niat, kemauan dan harus dijalankan. Jangan ada lagi kompromi terhadap suatu pembangunan fisik yang menyalahi aturan tata kota. Titik dan tanpa kompromi. Siapa melanggar harus dihukum.

Yang terpenting juga, lakukan disiplin ini saat ini dan jangan menunggu terlambat, meski memang sudah sangat terlambat. Lakukan sekarang, disiplin, komitmen, dan konsisten tanpa terkecuali. Bisakah??
Read More ..

The Exam

23-Juni-2007 pagi jam 10.00 suasana di SMP Al Azhar Legenda terlihat sibuk. Hari ini adalah pengumuman kelulusan SMP. Ujian nasional yang sudah dilaksanakan tiba waktunya diumumkan. Semuanya tentu berharap bisa lulus dan melanjutkan sekolah. Acara diadakan di aula dengan menggelar karpet dan panggungnya juga di bawah. Hanya selembar kain hitam yang bertuliskan Khotmul Qur’an dan Kelulusan berwarna kuning serta nama sekolah berwarna hijau dan tahun ajaran 2006/2007 berwarna merah.

Wali siswa yang terdiri dari bapak dan ibu duduk lesehan di karpet di seberang panggungnya. Siswa SMP Al Azhar mengenakan baju koko untuk Putra dan baju mukena untuk siswa putri. Semuanya berwarna putih. Sekitar tiga puluh siswa duduk di depan dalam posisi berdoa. Guru-guru berkelompok di samping kiri dan kanan dari ruangan aula.

“Bapak ibu wali murid yang terhormat, hari ini kita akan melaksanakan acara pengumuman kelulusan ujian nasional tahun 2007,” kata pembukaan oleh salah seorang guru.

Selanjutnya susunan acara-pun berjalan lancar. Mulai dari pembukaan, pembacaan ayat-ayat suci. Pengarahan dari pihak sekolah dan terakhir adalah penumuman kelulusan. Suasana menjadi tegang manakala dijelaskan kelulusan tidak 100%, namun hanya 93,75 %. Bila dihitung nampaknya bakal ada dua orang yang tidak lulus.

Ketegangan tidak hanya melanda orang tua siswa namun juga siswa itu sendiri. Meksipun masih tingkat SMP namun arti dari kelulusan dan tidak lulus cukup bisa dipahami mereka. Tidak lulus artinya mengulang setahun. Akan banyak waktu, tenaga, biaya yang mesti ditanggung manakala harus mengulang. Belum beban emosi terhadap teman-temannya karena tinggal kelas.

Detik-detik pembagian amplop pengumuman makin dekat. Beberapa wali murid sempat berkali-kali menahan napas. Lainnya sibuk berdoa dengan khidmat. Para guru dengan wajah serius dan tanpa senyum jelas terlihat oleh para murid dan orang tua murid.

“Baiklah Bapak Ibu sekalian, saatnya kita mengumumkan kelulusan anak-anak kita dalam ujian nasional SMP,” terdengar suara memecah kesenyapan yang dilontarkan kepala sekolah.

Dipanggilah satu persatu siswa yang sudah satu jam setengah berada dalam ruangan tersebut. Setiap siswa mendapat amplop berwarna putih dan tersegel. Amplop belum boleh dibuka sampai semuanya menerima. Pembukaan amplop dilakukan serentak dengan membaca Basmallah.

Mulailah suasana heboh dan histeris.

“Hore saya lulus,” teriak siswa Putra sambil melonjak gembira. Disusul teriakan gembira siswa lainnya.

Ada juga yang langsung sujud dan menangis. Satu dua siswa sempat kebingungan karena dalam amplop kata lulus dan tidak lulusnya ternyata masih ditutup selotip warna biru. Selotip harus dilepas agar terlihat hurufnya. Lima menit berlangsung dan akhirnya semua amplop sudah dibuka oleh siswa. Ternyata seluruh siswa mendapatkan kelulusannya atau 100%.

Barulah kepala sekolah menjelaskan bahwa dua orang yang semula dipikir tidak lulus adalah siswa yang pindah sekolah beberapa bulan sebelumnya. Namun dua orang siswa ini tetap dimasukan perhitungan
Read More ..

Tuesday, February 12, 2008

Tidak Kemana


“Nak makan dulu ya, yang lain sudah pada selesai tuh,” kata ibu kost lembut. Yang disuruh makan seorang laki-laki berumur 23 tahun. Perawakannya agak kurus dengan tinggi seratus enam puluh lima centimeter, berkulit sawo matang dan rambutnya gondrong.

“Terima kasih Bu, saya nanti saja makannya,” jawab sang laki-laki lirih. Jelas kelihatan dia memendam kesedihan yang sangat. Laki-laki dengan kaos warna abu-abu dan celana tiga perempat warna hitam dan bersandal jepit bangkit dari duduknya dan berjalan ke kamar mandi.

Kemarin laki-laki itu baru saja kembali dari Semarang.

Pekerjaan yang ditekuninya adalah seorang guru di sebuah SMA di Sragen. Sudah hampir satu tahun pekerjaan itu ditekuninya. Honornya hanya empat puluh lima ribu rupiah. Selepas menyelesaikan kuliahnya tahun 1991 dia langsung melamar sebagai pengajar di SMA katholik dan diterima. Karena jarak rumah ke sekolah cukup jauh daripada menanggung biaya transport yang mahal dipilihnya kost dekat sekolahan. Sewa kostnya dua puluh lima ribu sebulan namun termasuk makan tiga kali. Setiap akhir bulan tinggal dua puluh ribu berada di kantongnya.

Dari koran Suara Merdeka laki-laki itu tahu ada lowongan di sebuah perusahaan farmasi di Semarang. Tanpa pikir panjang berangkatlah dia ke Semarang setelah memberitahu ibu kost dan minta ijin kepala sekolah tempatnya mengajar. Ada sekitar seratus lebih pelamar yang memenuhi kantor farmasi itu. Konon yang dibutuhkan hanyalah empat orang saja Maka dilakukan test tertulis selama dua jam. Selesai test peserta langsung diumumkan yang termasuk sepuluh besar dan berhak interview akhir.

Sang laki-laki 23 tahun berhasil masuk sepuluh besar.

Sebagian besar peserta harus pulang gigit jari. Begitulah susahnya mencari pekerjaan tujuh belas tahun lalu. Dan apalagi hari ini dimana jumlah pencari kerja melonjak tajam sementara pos pekerjaan terbatas. Selesai dilakukan interview oleh kepala cabang dan seorang ahli farmasi maka diumumkan empat orang yang diterima. Empat orang itu terdiri dari dua perempuan dan dua laki-laki. Kedua perempuan lulusan dari sekolah Farmasi sementara kedua laki-laki adalah jebolan Kedokteran Hewan di Surabaya. Gajinya tujuh ratus ribu rupiah. Jumlah yang wah pada masa itu.

Laki-laki sawo matang berambut gondrong tidak diterima. Begitu mendengar pengumuman dan informasi gaji, lemaslah dia. Dunia serasa kiamat dan dadanya begitu sesak.

Terbayang impiannya menggapai kehidupan yang lebih baik. Terbayang orang tuanya yang harus dia bahagiakan. Terbayang adik-adiknya yang membutuhkan biaya sekolah. Dua kakaknya memang sudah bekerja namun begitu besar tekadnya untuk bisa bekerja dengan gaji yang pantas.

“Nak, makan dululah, nanti masuk angin lho,” kembali bisikan lembut ibu kost mengagetkan angannya. Ibu kost sudah diceritakan hal pekerjaan yang gagal dan turut merasa iba.

“Percayalah nak, Tuhan akan memberi kita rejeki suatu ketika,” hibur ibu kost sambil memegang pundaknya.

“Terima kasih bu,” jawab laki-laki itu lirih seraya bangkit dan berjalan menuju meja makan. Hanya sedikit yang masuk ke perutnya karena pikiran yang ruwet.

Seminggu berlalu, usai pulang mengajar ibu kost berteriak,”Nak ada surat untuk kamu,”. Tidak sabar dibukanya surat bersampul putih bergaris biru dan berlogo perusahaan farmasi. Jantungnya berdetak kencang. Perlahan dibukalah suratnya dan isinya adalah penggilan interview.

Tanpa menunda waktu berangkatlah laki-laki itu ke Semarang sorenya.

“Saudara dipanggil karena ada seorang calon karyawan yang mengundurkan diri,” terang kepala cabang pagi harinya.

“Karena saudara secara ranking berada di tempat kelima, maka kami menawarkan bersediakah saudara …………………..,” lanjut kepala cabang dengan seksama.

Tanpa menunggu kepala cabang menyelesaikan kalimatnya laki-laki dengan gemetar mengangguk dan menjawab,” Saya bersedia pak, terima kasih banyak,”. Kali ini terbayang dibenaknya senyum orang tua dan adik-adiknya.

“Terima kasih Tuhan,” gumamnya serasa menyalami kepala cabang sambil tersenyum bahagia.
Read More ..

Monday, February 11, 2008

Rp. 40.000,-


Pria berumur sekitar 24 tahun itu, belum lama menikah. Bajunya dari katun berwarna coklat tua. Celananya jean lusuh berwarna hitam. Dibahunya tercangklong tas hitam. Isinya kaos, celana pendek dan alat tulis. Menikah di usia yang tergolong muda dan disaat tidak memiliki pekerjaan tetap. Pria itu hanya menjadi pengajar honorer di sebuah SMP di Solo. Gajinya sekitar lima belas ribu rupiah pada tahun 1992.

Dari rumah ke sekolah pria itu naik sepeda onthel. Uniknya bukan sepeda onthel untuk orang dewasa, namun sepeda onthel berukuran mini. Bukan untuk gaya namun karena itulah satu-satunya sepeda yang ada.

Berkeluarga bukan hal yang mudah, apalagi dengan penghasilan lima belas ribu rupiah. Sudah banyak kantor didatangi dan dilamar, tapi semuanya menjawab seragam, tidak ada lowongan. Situasi rumah tangga pasangan yang masih numpang di rumah orang tua ditambah tidak cukupnya penghasilan membuat suasana keluarga cepat berubah. Sang pria mulai merasa semua orang membencinya. Anggota keluarga yang bersikap biasa saja berubah menjadi seolah mulai tidak bersahabat. Tetangga kanan kiri yang bicara biasa dianggap seolah membicarakannya. Dunia serasa sempit dan makin menghimpit.



Selembar koran yang dibacanya siang itu di sebuah took besi menarik perhatian sang pria bergaji lima belas ribu rupiah. Dibutuhkan seorang kasir di rumah makan dekat Universitas Satya Wacana Salatiga begitu bunyi iklannya. Tanpa berpikir dua kali esoknya pergilah dia ke Salatiga. Naik bus dari Solo membutuhkan waktu satu setengah jam. Begitu turun di lampu merah jalan Salatiga Semarang pria itu langsung mendatangi pak polisi dan bertanya sebuah alamat.

Hari sudah berangsur panas, matahari menyengat pada jam 10.00 pagi itu. Sang pria terus berjalan menyusuri jalan. Peluh bercucuran di dahi dan punggungnya. Tenggorokannya kering dan haus namun terus berjalan. Beberapa lembar uang ribuan dikantongnya hanya cukup buat ongkos pulang. Setelah dua kali salah belok akhirnya tibalah di sebuah restaurant berukuran sedang.

Restauran itu bercat putih, bersih dan lokasinya strategis. Mejanya ditata rapi dan didinding terpampang daftar menu. Memang bukan restaurant mewah, hanyalah sebuah restaurant yang pengunjungnya mahasiswa.

Seorang pelayan wanita sedang sibuk membersihkan meja, sementara seorang lainnya sedang merapikan jajaran tempat makanan.

“Permisi mba, bisakah saya bertemu dengan pemilik rumah makan,” dengan sopan pria kemeja coklat bertanya kepada pelayan.

“Dari siapa yaa,?” pelayan balik bertanya.

“Saya ingin bertemu pemilik restaurant,” ulang sang pria tanpa menjawab balik dan hanya mengganti rumah makan menjadi restaurant.

Nampaknya pelayan tidak ingin bertele-tele, langsung masuk ke dalam dan melaporkan datangnya tamu kepada tuannya. Restauran itu cukup besar untuk ukuran kota Salatiga, halamannya cukup muat parkir enam mobil.

Di belakang restaurant adalah tempat tinggal pemiliknya yang dibuat bertingkat sehingga kelihatan dari jalan. Tidak lama munculah seorang ibu yang kulitnya putih bersih, berwajah cantik, berambut panjang. Sang pria menjelaskan maksud kedatangannya untuk melamar pekerjaan sebagai kasir. Sang ibu sedikit heran dan mengamati pria yang sebenarnya simpatik dan berpakaian rapi meskipun celananya lusuh.

“Mas salah alamat kali, kami membutuhkan hanya seorang kasir restaurant ini,” ujarnya sambil terus mengamati namun menerima satu bendel lamaran yang diulurkan sang pria.

Sang pria meyakinkan bahwa ia memang berniat melamar menjadi kasir di restaurant sementara sang ibu terus menolak sambil membuka-buka bendel lamaran.

“Yang kami butuhkan hanyalah kasir maksimal lulusan SMA, sementara mas seorang sarjana bahasa inggris,” jelas sang ibu mulai merasa iba.



Dengan kegigihan yang luar biasa serta meyakinkan siap bekerja dengan baik dan dibayar berapapun sang pria terus mendesak agar bisa diterima. Nampaknya hati sang ibu mulai luluh dan kasihan melihat muka yang kelelahan dan kelak dia bilang kepada karyawan lainnya bahwa pria itu berwajah ganteng. Debat antara sang pria yang terus bersikukuh dengan argument sang ibu pemilik restaurant berjalan sekitar setengah jam. Sang ibu terheran-heran bagaimana dia melayani kegigihan sang pria begitu lama.

Upaya terakhir yang dilontarkan sang ibu untuk menolak adalah gaji yang ditawarkan sebesar empat puluh ribu rupiah per bulan dan karyawan tinggal di mess belakang dengan makan seadanya. Apa daya sang pria tetap teguh dan menerima gaji yang ditawarkan tanpa syarat. Sang ibu tidak tahu bahwa gaji empat puluh ribu rupiah merupakan angka yang besar bagi pria berpenghasilan lima belas ribu tersebut. Dan yang terpenting dengan gaji itu sang pria ingin membuktikan dia mampu menghidupi keluarga.
Read More ..

Monday, February 04, 2008

Sunan Gunung Giri





Malam telah menunjukkan selepas jam 00.00. Suasana di makam Gunung Giri Gresik sudah berangsur sepi. Di sekitar tukang parkir tinggal beberapa orang yang masih duduk-duduk. Satu warung rokok di depan tempat parkir masih buka. Anak tangga yang menuju makan Gunung Giri di puncak bukit terlihat tenang seolah menantang siapa berani naik. Beberapa pagar masjid sudah mulai di kunci. Masih ada satu dua pedagang di samping tangga yang menjajakan dagangannya.

“Kopiah, tasbih, selempang mas, dijamin murah,” tawaran pedagang di tengah malam.
“Silakanlihat-lihat dulu mas, ndak beli boleh kok,” pedagang mengeluarkan jurusnya.



Malam itu pengunjung makam Gunung Giri sudah habis. Juru kunci seorang laki-laki tinggi besar, berkulit hitam, memakai sarung, kebaya dan sejenis jaket berwarna gelap melongokan wajahnya.

“Sudah tutup pak, oh ya dari Jakarta dan besok pagi harus kembali, silakan namun mohon tidak terlalu lama,’ akhirnya Juru kunci tersebut mempersilakan untuk masuk.

Pengunjung haruslah berwudhlu terlebih dahulu sebelum ziarah. Suasana di dalam makam begitu tenang. Ada beberapa pohon di sekitar makam. Dalam area sekitar lima ratus meter persegi terdapat banyak makam.

Makam Sunan Gunung Giri menempati sebuah bangunan layaknya rumah kecil tiga puluh meter persegi. Pintunya terbuat dari kayu jati yang diukir. Malam itu bangunan makam terlihat berwibawa. Pintu makam tertutup dan malam itu tidak diperkenankan masuk. Pengunjung bisa berdoa dan mengaji di depan makam yang dibentangkan karpet merah.

Di sekitar makam Sunan terdapat makam kelraganya seperti istri, anak, dan kerabat lainnya. Makam tersebut diatur berjejer di sebelah kiri dari makam Sunan. Terlihat seorang juru kuncen tertidur lelap kelelahan di depan makam Putra Sunan. Di seberang jajaran makam anak dan keraba t Sunan masih ada beberapa buah makam lainnya. Barangkali makam dari pengikut Sunan.

Sesuai kebaikan hati dari juru kunci maka setengah jam kemudian makam kembali ditutup setelah pengunjung terakhir keluar. Kembali suasana makam dan sekitarnya begitu lengang. Beberapa Pohon di sekitar enggan untuk bergoyang. Anginpun tahu diri dan hanya berembus sepoi-sepoi.
Read More ..